Neuron ingin tahu siapa dirinya

521 60 5
                                    

Pernahkan anda berpikir, bahwa kita ini bukan satu individu. Namun kumpulan individu yang terdiri dari banyak sel?

Sel tubuh kita akan terus beregenerasi. Sel akan mati dan digantikan oleh sel yang baru.

Fakta ini menyebabkan muncul topik yang cukup populer.

"Dalam rentan waktu kurang lebih 7 tahun, semua sel di tubuh kita akan berganti dengan yang baru. Dengan kata lain kita bukanlah diri kita yang dulu lagi. Dia sudah mati, dan kita adalah orang yang baru."

Mengetahui hal ini, saya pun mulai terlarut dan berpikir sangat dalam.
Siapakah kita?
Siapakah saya?

Apakah tangan kita adalah salah satu bagian dari diri kita?
Jelas Bukan! Karena ada orang yang kehilangan tangannya dan masih hidup. Masih menjadi diri sendiri.

Apakah jantung?
Bukan, karena banyak kasus transplantasi jantung, bahkan jantung buatan. Tapi orang yang menerima jantung baru tidak menjadi orang yang berbeda.

Apakah jiwa? Roh?
Terlalu mistis. Terlalu abstrak. Saya tidak bilang itu salah, tapi saya ingin merenung dengan sains, tanpa pengaruh teologi dan kepercayaan.

Apakah otak?
Bila dipikir lagi, kita punya kepribadian, memori, emosi, dan kesadaran. Semua itu ada di otak.
(Emosi dan empati bersumber dari sistem limbik otak)

Saya pernah menemui beberapa film scifi, dimana otak hidup diletakan dalam tabung penuh cairan dan diberi asupan nutrisi melalui selang. Otak tersebut masih bisa berpikir, punya kepribadian bahkan mengontrol suatu sistem.
Tentu saja itu hanya film fiksi, tidak nyata. Tapi poin saya adalah nyawa kita terletak di otak. Medis pun menyatakan seseorang telah mati ketika otaknya mati. (Batang otak)

Otak adalah kesadaran kita.
Bisa jadi otak adalah diri kita.

Kembali ke kasus awal, sel kita digantikan oleh yang baru. Tangan, kaki, kulit, otot, organ, semuanya berganti dengan yang baru. Tapi selama yang tergantikan bukan sel otak, bukankah kita masih diri kita yang dulu?

Menyadari hal ini, saya coba mengklarifikasi kebenaran. Apakah semua sel kita akan tergantikan setelah 7 tahun?
Saya mendapat jawaban sebagai berikut:

"Sel darah merah hidup selama sekitar empat bulan, sedangkan sel darah putih hidup rata-rata lebih dari satu tahun. Sel kulit hidup sekitar dua atau tiga minggu. Sel kolon mati setelah sekitar empat hari. Sel sperma memiliki rentang hidup hanya sekitar tiga hari, sementara sel otak biasanya bertahan seumur hidup (neuron di cerebral cortex misalnya, tidak diganti saat mereka mati). "
Sumber : livescience.com

Itu berarti, rentang 7 tahun hanyalah mitos karena tiap sel punya umurnya sendiri-sendiri. Tapi yang menjadi perhatian saya adalah pernyataan bahwa sel otak akan bertahan seumur hidup.
Apakah itu artinya otak tidak akan tergantikan dengan yang baru?

Dari sumber lain, saya menemukan bahwa beberapa macam jenis sel otak akan beregenerasi, namun yang masih bertahan sepanjang hidup adalah neuron di bagian Cerebral Cortex.

Cerebral cortex, adalah bagian otak yang bertanggung jawab dalam hal memori, kesadaran, pikiran, persepsi, bahasa, dan kognisi.

Saya juga menemukan istilah "Neurogenesis", yang artinya proses tumbuh kembang dari neuron. Dimana pada akhir abad ke 20, peneliti berhasil membuktikan bahwa neuron juga diproduksi pada otak orang dewasa.

Karena pembahasan tentang neuron ini terlalu spesifik dan rumit, saya ingin kembali ke topik sebelumnya.

Kalau diri kita adalah otak. Apakah diri kita adalah seluruh otak? Atau beberapa bagian dari otak saja seperti Neuron di Cerebral Cortex?

Lagi-lagi saya merenung.

Siapakah kita?
Siapakah saya?
Apakah saya otak?
Bagian otak yang mana?
Bahkan otak pun bukan satu individu. Tapi terdiri dari banyak sel.

Dalam renungan ini, ada satu hal yang menarik perhatian saya. Yaitu memori.
Apa yang menghubungkan diri kita sekarang dengan diri kita di masa lalu adalah memori.
Ingatan.
Kenangan.

Kalau sel otak kita bisa tergantikan dengan yang baru, bagaimana mungkin kita masih mengingat kejadian puluhan tahun yang lalu? Apakah karena semua kenangan itu disimpan di neuron?

Misteri cara kerja otak dalam mengingat masih terlalu rumit dan sulit dipecahkan. Mungkin saja cara memori tersimpan dalam otak kurang lebih hampir sama dengan bagaimana data tersimpan dalam mesin.

Bagaimana CD atau harddisk menampung informasi? Apakah benda asing masuk dan mengisi alat itu?
Tidak! Seberapa penuh pun data dalam CD atau harddisk, perangkat itu tidak akan bertambah berat. Karena tidak ada benda asing yang masuk ke dalamnya.

Dalam bahasa mesin, informasi ditampung dalam bit. Untuk memahami bit, bisa dianalogikan seperti sandi morse.

Anda punya peluit, dan ingin memberi pesan kepada orang yang letaknya jauh. Tiupan pendek dan tiupan panjang pada peluit punya arti tertentu pada sandi morse. Hanya dengan mendengarkan pola tiupan peluit anda, orang yang letaknya jauh bisa tahu apa yang ingin anda sampaikan.

Cara kerja bit hampir sama dengan sandi morse. Bila dalam sandi morse ada dot (tiupan pendek) dan line (tiupan panjang), maka dalam bit dikenal istilah 1 dan 0.
Bila anda menyimpan file gambar, maka tiap titik/pixel gambar itu terdiri dari warna. Dan warna itu terdiri dari kumpulan bit. Kumpulan angka 0 dan 1 yang diterjemahkan menjadi warna.

Harddisk ataupun CD sudah memiliki beberapa bit yang siap untuk diubah sehingga membentuk informasi. Dengan kata lain informasi dihasilkan oleh perubahan angka pada bit, bukan oleh pertambahan bit. Informasi adalah pola pada kumpulan bit. Informasi adalah susunan data, bukan data itu sendiri.

Bagaimana dengan memori?
Ternyata memori itu juga merupakan pola. Bukan suatu benda atau materi yang mengisi otak, yang membuat otak menjadi semakin berat. Indera (Reseptor) kita menerima input. Otak kita menerjemahkan input tersebut. Kemudian mengubah pola susunan neuron. Pola susunan neuron inilah yang dapat diterjemahkan sebagai memori.

Bukan hanya memori. Keterampilan, seni, dan ilmu pengetahuan kita, semuanya adalah pola. Susunan struktur neuron otak. Karena memori hanyalah pola, walau sel otak tergantikan dengan yang baru, memori tetap akan sama selama polanya sama.

Memori adalah pola. Bisa jadi kesadaran pun juga pola. Emosi pun juga pola. Diri kita pun ...
Bagaimana kalau diri kita bukan kumpulan sel, tapi pola dari kumpulan sel tersebut. Artinya, kita bukanlah materi yang berwujud, tapi sebuah pola, sebuah struktur, sebuah sistem.

Jika ada mesin kloning yang bisa mencetak manusia. Mencetak kita. Dengan memori, kepribadian, dan emosi yang sama. Dengan pola yang sama persis dengan diri kita. Bukan itu berarti klon itu adalah diri kita?

Sama seperti program yang terinstal di beberapa komputer. Walau program itu berada di harddisk yang berbeda, program itu tetaplah program yang sama. Tidak ada program yang asli, tidak ada program yang palsu.

Bisa jadi kita adalah sistem. Dengan susunan bit 0 dan 1. Hingga dapat hidup dengan organ-organ yang berfungsi.

Kita cuma pola.
Bukan suatu makhluk.
Bukan suatu materi.
Bukan pula eksistensi.

Para Neuron LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang