"Pakai tombakmu saja ya! Biar cepat!" perintah Alice.
"Baiklah."
***
"Dasar nenek sihir sialan! Memerintah saja bisanya." seorang lelaki bertubuh kekar dengan tudung yang menyelimuti bagian atas kepalanya sedang berdiri lurus sambil menatap sungai."Aku benar-benar muak!" teriak lelaki itu.
Tak beberapa lama...
"Hey! Siapa disana!" lelaki itu menyadari rumput di daratan sebrang bergoyang. Tak ada angin, apalagi hujan.
"Moskov!" Karina keluar. Diikuti Alucard. Sementara yang lainnya masih tetap bersembunyi.
"Hay kawan lama! Alu, bagaimana tanganmu? Sudah nyaman. Dan kau Karina? Makin cantik saja kau. Dan juga... Apa-apaan kalian!" Moskov berteriak begitu Karina menusuk perut Moskov.
"Hentikan ocehanmu, Moskov! Kami tau kau kawan kami. Tapi kau adalah bagian dari Alice. Tetapi tenang saja, aku tidak akan membunuhmu." Karina menyeka darah yang keluar dari perut Moskov diikuti dengan keluarnya Zilong dkk.
"Kau... Kau?" Moskov terkejut melihat Zilong.
"Kenapa?" tanya Zilong heran.
"Yun... Zhao." Moskov mengatakan nama itu pada Zilong yang terheran.
"Yun Zhao? Siapa itu?" tanya Zilong sambil melihat kawan-kawannya satu persatu.
"Kawan lamaku, aku tidak mau dengar penjelasanmu. Cukup katakan, dimana Alice menyembunyikan Miya?" Karina menatap tajam Moskov.
"Maksudmu, bocah Elf itu? Dengan panah Bulannya?"
"Ya!"
"Huh, kalian hanya berani keroyokan." Moskov tersenyum miring, "Tak lebih dari seorang pengecut."
Lalu, Estes berjalan dengan goyah dan duduk di hadapan Moskov yang tengah terbaring lemah.
"Aku tanya mewakili semua kawanku, dimana Miya?" Estes menjawab dengan pelan namun tajam.
"Huh, kau kakaknya kan? Kakak macam apa kau ini? Tidak bisa menjaga adik sendiri! Pengecut!"
"DIMANA ADIKKKU? KAU IBLIS BODOH! DASAR PROFESOR SOK TAU! KAU JUGA SEORANG PENGECUT! KAU MENGGUNAKAN SEBAGIAN BESAR BANGSA ELF UNTUK MENJADI KELINCI PERCOBAANMU!KATAKAN DIMANA ADIKKU, IBLIS BANGSAT!"
"Estes! Sudahlah tenangkan dirimu." Aurora mengusap pelan pundak Estes. Estes menangis dipelukan Aurora.
"Moskov! Ku tanya sekali lagi." Karina mencoba menggertak Moskov lebih keras.
"Apa yang harus aku perjuangan lagi, Karina! Aku hanya menginginkan seorang pendamping hidup dari darah Dewa seperti Si Naga brengsek itu! Red eyes! Aku juga ingin seperti dia. Mempunyai seorang istri dari darah Dewa! Aku menginginkan Rafaela!" Moskov menangis. Karina mengalihkan pandangannya agar air matanya tak jatuh.
"Berikan kami petunjuk tentang Miya!" Alucard bersuara.
"Lorong bawah tanah!" Moskov menjawab pasrah. Lalu, semuanya bergegas menuju lorong bawah tanah seperti apa yang dikatakan Moskov.
Karina masih terduduk disana.
"Maafkan aku, Moskov." Karina membelai puncak kepala Moskov dan mencium dahinya.
"Sepertinya, cintaku bertepuk sebelah tangan." Karina tersenyum dan pergi. Meninggalkan Moskov yang langsung pingsan.
Benar-benar gelap baginya.
***
"Awas!" teriak Freya saat melihat jalan yang sangat menurun.
"Pasti ada jalan lain yang lebih mudah." tebak Ruby.
"Khusus digunakan Alice dan Vexana mungkin. Atau penjaganya juga." Kagura bersuara di dalam dekapan Hayabusa karena memang jalan yang sangat menurun dan licin ini.
"Nana, aku gendong ya?" Zilong membungkukkan punggungnya dihadapan Nana.
"Wah terimakasih. Kak Freya, kupinjam Zilong sebentar ya. Heheh."
"Haha hati-hati." Freya tersenyum kecut.
Lalu, Zilong berjalan di samping Lance dan Odette.
"Hey, kudengar kau tadi dipanggil Yun Zhao oleh iblis tadi ya?" tanya Lancelot.
"Iya. Aku juga bingung. Jelas-jelas namaku Zilong bukan Yun Zhao."
"Mungkin, ada seseorang yang dia kenal bernama Yun Zhao dengan wajah yang sama denganmu." Odette berkomentar.
"Mungkin."
"Sebegitu pasarannya wajahmu ya, Zilong. Haha." Lance tertawa di ikuti Odette dan Nana.
Sementara itu, Estes di temani Aurora.
"Estes, hati-hati." Aurora berjalan di samping Estes.
"Miya!" Estes terus mengulang nama Miya. Baginya, hanya kata 'Miya' yang ada di dunia ini.
"Tunggu!" Alucard memberi perintah untuk berhenti.
"Ada ap..." tanya Karrie namun,
"Cepat bersembunyi! Seseorang telah mengetahui kehadiran kita!" tekan Alucard pada setiap kata yang diucapnya.
***
"Fasha, bagaimana kalau malam ini kita makan bersama? Makan daging serigala sepertinya enak ya." ujar Cyclops.
"Makan saja Roger."
"Ah, bisa-bisa dia yang akan memakanku." Cyclops dan Fasha tertawa. Namun, tawa itu tak beberapa bertahan. Wajah serius Fasha membuat Cyclops berhenti tertawa.
"Ada apa, Fasha?" tanya Cyclops.
"Penyusup! Panggil Helcurt."
"Penyusup! Penyusup!" teriak burung gagak yang bertengger di pundak Fasha seketika melaju ke arah barat dan...
"Ahhkkk!" Teriak Karrie dan Balmond.
"Penyusup! Panggil Helcurt dan Moskov!" teriak Fasha.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hai hai para readers setia wattpad:v maaf telat Updatenya, soalnya akunya baru beres bagi raport. UAS gk boleh megang hp sampai akun ML aja terbengkalai:v selesai UAS, terbitlah Try Out mentang" mau UNBK:v maaf ya kalau kurang puas sama part sekarang. Janji deh di part selanjutnya bakal dibuat lebih menarik. Otakku dah habis imajinasinya lantara dipake Uas sama Try out:v
Sampai jumpa di Part selanjutnya^^ Vote+Commentnya juga jangan lupa hehe😄😄
Nick: InisiapaYak
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Battle!
FanfictionThe Power of God, sebuah sayembara yang dilaksanakan setiap 500 tahun sekali oleh Para Dewa dan Dewi sebentar lagi akan terlaksana lagi! mengundang banyak kejahatan untuk kembali bangkit demi sebuah permintaan sebagai Hadiah tanda kemenang Sayembara...