13: Awal Dari Sebuah Kehancuran

1.1K 59 14
                                    

Sudah 13 hari berlalu sejak Alucard kembali bergabung bersama Hylos, hari yang sudah ditunggu-tunggu pun telah muncul. Sang Fajar sudah mulai menampakkan wujudnya yang membuat Punggung dari semua anak Adam dan Hawa hangat. Semua mulai bersiap.

Alice, Vexana dan kawan-kawan.

Zilong, Alucard dan kawan-kawan.

Mereka sudah bersiap untuk pergi. Itu berarti, mereka sudah bersiap untuk mati.

***

"Bagaimana, sudah kau kemas semua barang milikmu?" tanya Estes pada Miya.

"Sebentar lagi. Tunggu saja diluar." Miya masih terlihat sibuk sehingga tak ada waktu barang hanya menatap wajah kakaknya.

"Baiklah." Estes keluar dari kamar Miya.

"Bagaimana?" tanya Zilong.

"Dia..."

"Sudah." Miya keluar dari kamarnya.

"Jadi, sudah siap?" tanya Zilong.

"Siap!"

"Sesuai petunjuk Jhonson kemarin, Land of Dawn terdiri dari 3 jalur yang pada akhirnya jalur itu akan terhubung pada suatu batu suci Dewa Alegras. *Dewa Alegras adalah Dewa dari para Dewa."

"Ya! Dan kita harus menghancurkan batu itu kan?" Nana berkomentar.

"Iya. Sudah kubagi tugas kemarin kan." Zilong mulai mengangkat Tombaknya.

"Yosh! Kita akhiri semuanya!" teriak semua serempak.

***

"Aku yang akan di belakang. Akan kubuat bocah iblis itu balik berada dipihak kita." tukas Vexana.

"Baiklah. Semua sudah diatur. Mereka terlalu banyak pengguna pedang. Jadi, Kau yang akan memimpin, Harley."

"Baiklah." seorang bocah lelaki memainkan kartu-kartu ajaibnya sambil menyeringai bak iblis baru saja meminum darah.

"Mari kita akhiri semuanya. Jadikan masa lalu kalian menjadi motivasi kita." seru Vexana.

***

Sementara di Land Of Dawn, para Dewa dan Dewi sudah duduk manis di singgasananya. Terlihat Dewa Alegras dengan putrinya yang cantik, Rafaela duduk dengan sangat tegas di singgasana jauh di atas awan sana.

Perjalanan para Anak Adam dan Hawa menuju Land of Dawn tidak mudah. Berbagai rintangan harus mereka lalui. Itu adalah perangkap awal yang disiapkan Para Dewa dan Dewi untuk meyakinkan diri mereka sendiri. Jika mereka bisa lolos dari semua jebakan itu, berarti pilihan mereka dalam memilih Anak Adam dan Hawa tidak salah.

Namun nyatanya, semua jebakan sana-sini berhasil dilewati kubu Zilong maupun kubu Vexana. Memang benar, Kerja sama adalah puncak dari meraih sebuah keberhasilan.

Kubu Zilong POV.

"Baiklah. Selamat datang di Land Of Dawn!!!" terdengar suara tegas misterius dari atas langit. Zilong dan kawan-kawan mengadah ke atas langit , namun tak ada apa-apa.

"Kita masuk?" tanya Zilong saat mereka sudah sampai di sebuah Pintu Besi Besar dengan ukiran yang sangat indah, namun menambah kesan Kuno.

"Masuk saja." ujar Alucard.

Ceklek. Suara Pintu besar itu terbuka lebar. Tak lama...

"Ahkkkk...." semua teman Zilong jatuh ke bawah. Rasanya, bumi yang mereka pijak terbuka lalu hendak menelan mereka hidup-hidup. Nana Menangis. Dan, secercah cahaya menyilaukan mata mereka.

Love In Battle!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang