10: New Tank

972 56 16
                                    

Jauh dari Meizorna, berkilo meter dari tempat dimana ia Pingsan, Alucard terdampar di hilir sungai. Punggungnya melepuh menyisakan warna hitam. Matanya tidak dapat menahan lagi rasa sakitnya.

Di lain tempat, Seekor kuda berwarna putih hendak minum di sungai. Bukan, bukan seekor kuda, melainkan...

"Hey, siapa itu?" Hylos berteriak.

Tak lama, Hylos menuju tempat dimana Alucard terbaring lemah tak berdaya.

"Astaga, seorang Demon. Sepertinya dia terluka parah." Hylos membawa Alucard ke darat. Kemudian, membuka baju Alucard dan mulai membacakan mantra.

"Roctanicus."

Hylos menghela nafas panjang, "Sepertinya mantraku cukup untuk menghentikan lukanya. Aku harus mencari tumbuhan obat." Hylos menyalakan api unggun dan mulai mencari apa yang hendak dicarinya.

Hari mulai malam, Hylos sudah mengobati Alucard dan sekarang dia hendak memakan buah-buahan yang tadi dia petik saat mencari tumbuhan obat untuk Alucard.

"Ahk!" ringis Alucard.

"Oh, rupanya kau masih hidup."

"Dimana aku?" tanya Alucard kebingungan.

"di Istana. Tentu saja di hutan lah."

Alucard memegangi kepalanya yang teramat sangat sakit, lalu,

"Hey! Ini bukan di Meizorna kan? Dan, Hey Zilong brengsek dimana pedangku?!"

Hylos menatap Alucard heran, "Zilong? Oh rupanya kau punya pedang. Kufikir kau seorang Demon yang menggunakan kekuatan tangan saja."

"Tidak! Oh ayolah!"

"Ada apa sebenarnya? Ceritakanlah." pinta Hylos.

Alucard pun menceritakan semua kejadian yang baru saja dia alami tadi siang.

"Oh, kau kawanan Zilong rupanya. Putra Red Eyes dan Rihanna ya?" tanya Hylos.

"Iya... Bisa bantu aku menuju ke tempat sekarang mereka berada?" pinta Alucard.

"Besok sajalah. Ini sudah malam. Lagipula, kau baru saja sadar. Luka di punggungmu belum sepenuhnya sembuh." Lalu, Hylos bersiap tidur.

"Selamat tidur."

Alucard menatap langit malam, "Selamat tidur, Selamat tidur Miya."

***

Sementara di lain tempat, Miya sudah pulih dan sadar. Dia begitu sedih mendengar bahwa Alucard tertinggal. Miya hendak kembali ke Meizorna, namun tentu Estes menghalanginya. Mereka mengatakan, bahwa mereka besok akan pergi untuk menyelamatkan Alucard bersama.

"Kak Miya, sudahlah jangan sedih." Nana menatap Miya dengan penuh iba.

"Iya Nana. Aku tidak akan bersedih lagi." Miya tersenyum kecut.

"Sudahlah Miya, Alucard pasti akan baik-baik saja." Ruby tak kalah menenangkan Miya.

"Iya terimakasih."

"Kau belum makan Miya, makanlah." Ruby menyodorkan sepotong daging Rusa.

"Waw, siapa yang memasak ini?" Miya terlihat sangat kelaparan.

"Clint dan Hayabusa yang berburu. Aku, Ruby, Mbak Karina dan Kak Kagura yang memasaknya." ujar Nana dengan Bangga.

"Yaampun aku memangnya sudah mbak-mbak ya?" Karina tertawa diiringi Miya dan Nana.

"Haha iyalah terserahmu saja, Nana." Ruby tertawa.

"Zilong mana?" tanya Miya.

"Eh iya, sedari tadi siang saat dia baru sampai, dia pergi lagi." Kagura celingak-celinguk mencari Zilong.

Love In Battle!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang