#03

3.6K 329 10
                                    

"Dia adalah seorang dokter spesialis jantung. Lumayan tampan, tenang, berwibawa, tidak cerewet. Pokoknya tipe mu banget deh" ucap Ino menyodorkan selembar foto.

"Kau yakin dia orang baik ?? Tatapannya dingin" ucap Hinata sambil menerawang pahatan wajah yang ada difoto itu.

"Aku yakin dia baik Hinata. Selain itu, dia adalah kerabat jauh dari ibuku" jelas Ino disela-selanya menyesap jus jeruk.
"Namanya Kabuto".

Hinata mengerutkan dahinya.
"Kabuto ??"

Ino menganggukan kepalanya.
"Ne, dan yang kita tunggu-tungu sudah datang". Ino melambaikan tangan kearah pintu masuk cafe."Kabuto-nii disini".

Hinata dan Ino berdiri menyambut kedatangan Kabuto.
"Hyuga Hinata" Hinata membalas uluran tangan Kabuto.
"Silahkan duduk".

"Kabuto-nii aku titip Hinataku ya. Aku masih ada urusan ditoko bungaku" ucap Ino dibalas anggukkan oleh Kabuto.

"Ne Hinata. Kau baik-baik disini jangan nakal oke" Ino menoel pipi tembam Hinata.

'Hass Ino. Memangnya ak anak kecil apa'.

Sudah lebih dari 10menit tak ada sedikitpun percakapan diantara mereka. Hinata mulai bosan dengam sikap Kabuto yang hanya mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya.
"Ehem.."

Kabuto melirik Hinata yang mengeluarkan suaranya.
"Hyuga-san.. boleh aku memegang tanganmu ?" Ucapan ftontal Kabuto.

Hinata membelalakkan matanya sekejap dan menyembunyikan keterkejutannya tadi.
'Gila.. belum apa-apa udah minta pegang tangan'.

Tanpa izin Kabuto menarik lengan kiri Hinata di atas meja..

Hinata sempat menarik tangannya. Namun sempat syock dan bingung dengan apa yang dilakukan Kabuto.
"Maaf Kabuto-san. A-apa yang kau lakukan".

"Jantungmu sehat.. cocok untuk teman kencanku" ucap Kabuto yang memeriksa nadi Hinata.

'Sialan Ino. Dokter aneh dikenalin ke aku'.

Hinata terkekeh sambil meng hindari tatapan Kabuto.

--

Mereka kini telah berada sebuah danau tak jauh dari caffe.
Sudah hampir pukul 7malam mereka masih bersama.

Sebenarnya Hinata ingin berpamitan pulang. Tapi melihat Kabuto yang asik bercerita membuatnya sungkan untuk berpamitan.

"Kau sendiri bagaimana Hinata ?? Apa kau menyukai pemandangan malam ini ?"

"Ano Kabuto-san, sebenarnya aku tidak terlalu suka keluar malam"

"Benarkah ??" Kabuto melirik arloji di pergelangan kirinya."ini masih jam 7 kurang. Dan kau ingin pulang ?"

"G-gomen.." lirih Hinata. Sebenarnya ia berbohong tentang tidak suka keluar malam. Bahkan Hinata sangat menyukai bintang dimalam hari.

Tapi entah mengapa ia tidak nyaman bersama Kabuto. Karna ia hanya bercerita tentang organ dalam manusia yang sama sekali tidak tertaril untuk Hinata dengar.
"Baiklah Hinata. Ak akan mengantarmu pulang".

"Aa t-tidak usah Kabuto-san. Aku bisa naik taxi. Mansion ku tidak jauh kok".

Kini Kabuto melambaikan tangan kearah Hinata yang ada didalam taxi.

****


"Huft.. syukurlah aku bisa cepat terlepas dari dokter aneh itu. Apa dia tidak peka kalau aku sanngatlah lapar" gumam Hinata yang mengeluas perur ratanya.

Hinata sudah sampai didepan gerbang istananya. Membuka gembok kunci yang mengait diantara pintu besarnya.

"Khongbawa Hyuga-san"

My Precious Love -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang