#07

2.9K 281 16
                                    


.

.

.

.

.

.



Hinata meramas ujung roknya, telapak tanga sehalus sutra itu berkeringat.
Ia menundukkan kepalanya menyembunyikan kaca berkilau yang ingin pecah disudut matanya.

'Maafkan aku Sasuke-kun'

Naruto mengusap pipi dalamnya dengan lidah tajamnya. Kemudian ia tersenyum bak iblas melihat gadis dihadapannya yang sesekali melirik kearah pintu yang baru dilalui seorang pemuda raven yang berstatus kekasihnya.

Itu hanya status palsu yang Naruto ketahui saat ini.

"Kekasihmu tampan Hinata---" Naruto mengikuti Hinata yang memandang pintu kosong itu"--tapi sayang, dia hanya pelayan rendahan"

Hinata menatap tajam kilatan senyum remeh yang tercipta dibibir manis Naruto.

Sekuat tenaga Hinata ingin merobek bibir manis itu dengan pisau daging yang berjejer disamping jenis sendok dihadapannya.

"Setidaknya kekasihku tak selicik dirimu"

Lagi-lagu Naruto tersenyum iblis membuat Hinata muwak berada didekat pria ini.
"Kekasih palsu tepatnya" kata Naruto sambil memajukan sedikit kepalanya kearah Hinata.

Ia tersenyum puas saat melihat Hinata yang memerah menahan amarahnya.
"Dan kau sangat cantik saat merona seperti itu"

"Khe, bodoh"

Naruto mengangkat kedua bahunya dan meraih gelas kristas berisikan minuman anggur pekat yang memekak lidah.

Diam-diam Naruto memang mencari tau tentang Sasuke. Semua itu karna ambisinya yang sangat ingin memiliki Hinata.

Bahkan ulah Naruto juga jika Sasuke ditolak bekerja dimanapun. Itu semua karna kuasa yang dimiliki Naruto.

Ia memerintahkan atau tepatnya menyogok semua restaurant yang membutuhkan pegawai agar menolak pria bernama Sasuke.

Betapa bahagianya Naruto saat salah satu anak buahnya memberikan rekaman Hinata dan Sasuke saat mereka sedang membicarakan tentang sandiwaran konyol itu.

Pintu hati Hyuga telah terbuka lebar untuk Naruto, tentunya karna paksaan.
Karna Hinata sangat membenci pria yang telah berani merusak rencananya.

"Katakan, kau ingin menikah kapan ? 1 bulan lagi ? 2minggu ? Atau besok ? Bagaimana kalau sekarang saja ?" Naruto tertawa lagi saat Hinata mengepalkan tangannya sambil menggenggam garpu.


Jleb,




Naruto tersentak hingga terbatuk mengeluarkan minumannya yang belum sempat ia telan.

Hinata tersenyum miring melihat Naruto tak berdaya.
"Apa yang kau lakukan Hyuga ?"

"Aku hanya ingin mengusir mimpi indah bagimu"

Tanpa berdosa Hinata mencabut lagi garpu yang tertancap disela-sela tangan besar Naruto yang bertengger diatas meja.

"Kau menakjubkan. Tapi bagaimana jika kau melukaiku Hinata-chaaaaan" ucap Naruto dengan nada menggodanya.

Hinata mendecih menggoreskan garpu kewajah Naruto secara perlahan
"Dengan senang hati"

"Waaw. Kau membuat ku bersemangat"
Dengan cepat Naruto menarik tangan Hinata

Dan




Cup.....





"Emmpbb......" Naruto melahap pipi Hinata dengan rakus.

My Precious Love -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang