#06

3.2K 262 15
                                    


.

.

.

.

.

Sudah hampir sebagian restaurant dikota ini Sasuke jelajahi, tapi tetap saja tak ada yang mau menerima jasanya.

Meskipun hanya sebagai pelayan, atau bahkan hanya mencuci piring kotor Sasuke akan mau. Untuk saat ini yang paling penting ia tidak menjadi seorang pria pengangguran.

Selepas pertemuan tak terduganya dengan Hiashi. Sasuke slalu memikirkan bahwa ia memang harus bertanggung jawab karna berani berhubungan dengan Hinata. Walau memang hanya sandiwara.

Tapi Sasuke adalah pria sejati yang tak mungkin meninggalkan kewajibannya sebagaimana mestinya.

"Harta atau nyawa ??"

"H-Hartaa..."

"Apa ?? Baiklah, kemarikan lehermu. Biar ku potong-potong"

Brakk.....

"Dasar bencong, beraninya sama wanita tua yang tak berdaya"

"Cih, ada pahlawan ternyata.."

Tubuh kekar Sasuke melindungi seorang wanita paruh baya yang sedang ketakutan dibalik punggungnya.

Wanita itu mencengkram ujung kemeja Sasuke dan menutup kedua matanya.
"Tenanglah nyonya, aku akan melindungimu" bisik Sasuke.

Bugh,

Bugh,

Serangan bertubi-tubi ditangkis Sasuke dengan mudahnya. Untung saja Sasuke rajin berlatih bela diri dan mengasah kemampuannya. Dan kali ini biarlah Sasuke yang memberi hadiah oleh ketiga kepengecut dihadapannya ini.

"Wah, boleh juga" kratak, kratak. Bunyi leher preman yang telah siap mengambil posisi pertahanan.

Perkelahian pun terjadi, 2 diantara 3 preman itu telah tunggang langgang pergi meninggalkan Sasuke yang masih berhadapan dengan satu lagi preman yang cukup sulit untuk melumpuhkannya.

Tidak menutup kemungkinan bahwa kini bibir dan pelipis Sasuke terdapat bercak darah karna terkena lemparan kursi dan benda tumpul lainnya.

Sreett....

Sasuke terkejut saat pria dihadapannya mengeluarkan pisau lipatnya.
Dan, Krasss.

Lengan baju Sasuke sobek dan mengalirnya darah segar dilengan kirinya.
"Aaargghhhh," Sasuke mengerang kesakitan memegang lengan kirinya.

"Bagaimana bocah ? Masih mau lagi ? Atau aku akan mengambil bola matamu untuk dijadikan mainan bagus untuk Shukaku dirumah" ucap preman bersurai merah maroon yang terdapat tato didahinya.

Sasuke melepas ikat pinggangnya. Dengan gerakan gesit dan cepat pisau tadi telah terlempar dari tangan preman itu.

"Kusso, beraninya kau" teriak preman itu berlari menerjang tubuh Sasuke.

Lagi lagi Sasuke mengerang kesakitan karna lengannya dicengkram kuat oleh pria itu.

Tak kehilangan akal, Sasuke memecut tubuh preman itu dengan ikat pinggangnya.

Tubuhnya tergeletak menahan sakit yang diberikan Sasuke. Adanya kesempatan ini Sasuke mencekik leher preman itu dengan ikat pinggangnya.
"Uhuk.. l-lepaskan a-aku"

Sasuke semakin mengeratkan lilitan dileher preman itu hingga terdapat goresan merah disana.
"B-baiklah, a-aku mengaku k-kalah t-tuan"

Sasuke melepas cekikannya dan berdiri siaga jika sewaktu-waktu preman itu menyerangnya.
"Pergilah, dan cari perkerjaan yang layak agar kau mendapat seorang kekasih"

My Precious Love -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang