Chapter 2

2.3K 387 62
                                    

***

Wendy meremas jemarinya sendiri kala perasaannya sedikit kesal dan amarahnya sedang meletup-letup sekarang. Ia memasuki ruang tamu dengan wajah dingin dan tidak bersahabatnya kemudian berjalan sedikit cepat untuk menaiki anak tangga menuju kamarnya berada.

Air matanya tanpa ijin terjatuh dari sudut matanya. Dengan cepat ia menghapusnya. Ia juga bingung kenapa ia menangis hanya karena masalah kecil dan kekanakan seperti ini?

Ketika ingin membuka pintu kamarnya, Wendy sedikit terkejut ketika seseorang dengan lembut menahan tangannya. Wendy menoleh mendapati jika Seungwan berada di sana sedang mematung dan menatap bingung ke arahnya, "Maaf." Lirih Seungwan membuat Wendy semakin ingin menangis hanya karena melihat wajah sedih saudaranya itu.

"Kau –lupakan!" ujarnya sambil menghempaskan tangan Seungwan kasar dan gadis berwajah lugu itu nampak tersentak atas perlakuan kasar Wendy padanya. Wendy kembali membuka pintu kamarnya namun ia belum mau masuk ke dalam. Hatinya sedang gelisah ingin mengungkapkan sesuatu pada Seungwan sebenarnya.

"Seungwan –"

"Aku pasti membuatmu malu di sekolah, benarkan?" ucapnya dengan raut wajah sedih meskipun kini nampak sebuah senyum tipis yang Wendy yakin menyimpan sejuta kesedihan di dalamnya.

"Hentikan! Apa di pikiranmu hanya ada pemikiran seperti itu, huh?!" bentak Wendy membuat Seungwan menitihkan air matanya sambil meremas kaos pinknya dengan erat, "Aku benci padamu!" Wendy menghapus air matanya kasar dan membanting pintu kamarnya di depan Seungwan dengan keras.

Seungwan menangis saat mereka mulai bertengkar seperti ini. Sungguh, ia tidak pernah menginginkan hal ini terjadi. Apalagi, ia sangat menyayangi Wendy. Seungwan tidak ingin jika hubungan mereka semakin renggang seperti ini.

"Maaf Wendy." Ucapnya dalam sambil menatap nanar pintu kamar saudaranya itu dengan perasaan sakit.

***

Pagi ini, Seungwan tiba lebih dulu sampai di sekolah. Seperti biasa, ia bukan gadis yang bisa menarik perhatian murid-murid seperti halnya Wendy si gadis populer. Seungwan hanyalah Seungwan, gadis biasa yang selalu menjadi bahan bully-an murid-murid nakal di sekolah.

Seungwan menaruh tasnya di dalam kelas dan duduk termenung. Menatap papan tulis yang dalam beberapa jam lagi akan dihiasi oleh tulisan tangan guru. Kelas sedikit sepi, karena biasanya pagi-pagi seperti ini mereka akan memilih mengobrol di koridor atau pun tempat lain yang menyenangkan. Berbeda dengan Seungwan yang menyukai ketenangan seperti ini. Hanya ada dirinya dan bayangannya saja.

"Kau melamun apa?" lamunan Seungwan yang baru berjalan 2 menit itu harus buyar ketika mendengar suara berat seseorang yang langsung membuat jantungnya berdebar sangat kencang. Dia, Chanyeol? Kenapa juga senior populer seperti Chanyeol harus menghampirinya di kelas seperti ini?

Seungwan diam dan matanya beberapa kali mengerjap seperti ingin menyadarkannya dari lamunan. Chanyeol terkekeh kemudian mengusap rambut Seungwan lembut dan duduk di depan gadis itu, "Apa kau selalu bereaksi seperti ini jika seseorang sedang bertanya?" tanya Chanyeol sambil menopang wajahnya dengan tangannya sendiri. Wajah memerah Seungwan langsung terlihat kala Chanyeol tersenyum manis padanya.

Dia tidak menjawabnya seperti biasa. Perasaannya selalu tidak siap untuk mengobrol dengan orang lain dan berakhir ia akan selalu diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Seungwan berdiri dari tempatnya hendak pergi meninggalkan Chanyeol. Ia merasa jika di dalam kelas ini, ketenangannya sudah tergantikan oleh keramaian meskipun hanya dua orang saja yang berada di kelas.

"Kau mau pergi ke mana?" tanya Chanyeol sambil menahan tangan gadis tersebut dan Seungwan melonjak kaget mendapatkan Chanyeol menggenggamnya tanpa ijin seperti ini. Bukan karena apa, hanya saja tidak ada yang pernah melakukan ini padanya dan terlebih lagi ia memiliki ketakutan berlebih jika melakukan interaksi pada orang lain.

• Lean On Me | Wendy (Slow Update) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang