Chapter 5

1.8K 330 55
                                    

Chanyeol menggandeng Wendy memasuki club malam yang semakin sesak dengan manusia-manusia pencari kebebasan itu. Wendy yang baru saja menginjakkan kakinya pertama kali di tempat seperti ini merasa benar-benar seperti melakukan dosa besar. Ia takut meski Chanyeol sudah memberikan ketenangan ketika Chanyeol mengajaknya masuk beberapa menit yang lalu.

Wendy terkejut karena kini setelah mendudukkan dirinya di sebuah sofa merah, ia bisa melihat Kai yang asik bercumbu dengan seorang gadis malam dengan pakaian sexy. Sedang kris dan Sehun memeluk wanita mereka masing-masing meski hanya mengobrol ringan.

Lalu, bagaimana dengan Chanyeol jika ia tidak ada tadi? Apakah kekasihnya juga sama seperti sahabatnya yang lain? Bersama gadis murahan seperti mereka dan bercumbu dengan bebas?

Jujur saja Wendy tidak terlalu menyukai tempat ramai seperti ini. Maksudnya, ini terlalu berisik dan bau alkohol di mana-mana. Wendy jadi pusing dan tidak nyaman. Apalagi, dandanan para gadis di tempat ini membuatnya khawatir. Chanyeol yang mengetahui gadisnya kelihatan tidak nyaman langsung merengkuh pinggang mungil Wendy membuat gadis itu tersentak dan menoleh menatap Chanyeol.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chanyeol dan Wendy menggeleng.

"Aku mau pulang." Katanya agak keras di dekat telinga Chanyeol karena ia takut Chanyeol tidak mendengar perkataannya akibat musik di tempat ramai ini yang bisa membuat gendang telinganya pecah mungkin.

"Dari pada pulang, kau mau ke tempat yang lebih sepi?" tanya Chanyeol tersenyum dan Wendy langsung menganggukkan kepalanya. Ia bahkan tidak tahu Chanyeol mau membawanya ke mana. Ia hanya tidak mau berada di sini. Ia tidak betah dan tidak suka.

Chanyeol pun berdiri dan segera menarik Wendy pergi dari tempat itu. Menarik gadisnya yang tidak pernah berpikir macam-macam karena Wendy selalu percaya pada Chanyeol. Kenapa ia percaya pada Chanyeol? Karena pria itu selalu menunjukkan kejujuran di depannya.

Tibalah keduanya menuju balkon club tersebut. Agak sepi seperti ucapan Chanyeol. Hanya saja, terdapat sepasang kekasih yang tengah asik bercumbu beberapa meter dari tempat Chanyeol dan Wendy berdiri. Dan kini, mereka hanya sibuk menikmati angin malam dengan menatap pemandangan kota Seoul dari balkon tersebut.

"Kau tidak kedinginan? Bajumu terlalu terbuka." Kata Chanyeol kemudian berdiri di belakang Wendy lalu memeluk tubuh kekasihnya dari belakang. Membenamkan dagunya di perpotongan leher Wendy membuat kehangatan untuk gadis Son itu.

Wendy tersenyum dan ia juga merasa hangat karena pelukan Chanyeol ini.

"Lain kali jangan memakai baju seperti ini jika keluar, sayang." P'rintah Chanyeol dan Wendy hanya mendengus kesal, "Memangnya ada yang salah dengan bajuku?" tanyanya sedikit ketus karena memang bagi Wendy, bajunya biasa saja. Orang tuanya pun tidak melarang ia memakai baju seperti ini jika keluar.

"Kau mau aku berikan alasannya?" tanya Chanyeol sambil mengeratkan pelukan mereka. Wendy mengangguk masih dengan teguh pada pendiriannya.

"Yang pertama, pundakmu kelihatan. Yang kedua, pahamu juga kelihatan. Dan yang ketiga, hanya aku yang boleh melihat itu." Kata Chanyeol membuat pipi Wendy bersemu merah. Jantungnya berdegub kencang karena ucapan Chanyeol tersebut. Chanyeol yang tahu perubahan wajah Wendy yang sedang tersipu langsung tertawa gemas dan mencuri kecupan singkat di pipi Wendy.

"Sudah tahu alasannya?"

"Kau saja yang terlalu kolot! Gadis lain memakainya kenapa aku tidak boleh?"

"Karena gadis lain bukan kekasihku, Wen. Tapi Kau kekasihku." Kata Chanyeol lagi dan mampu membuat Wendy semakin meleleh rasanya. Kenapa Chanyeol bisa memiliki ucapan yang selalu bisa menyentuh titik lemahnya?

• Lean On Me | Wendy (Slow Update) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang