"If you love me. Then, never lose that feeling."
***
Sehun menggendong tubuh Seungwan yang sudah penuh dengan tepung dan telur ke dalam mobilnya. Jujur, ia sudah tidak peduli lagi jika mobilnya akan menjadi bau busuk hingga mungkin ia akan membuang mobil ini. Ia khawatir pada gadis yang sedang tidak sadarkan diri tersebut. Ada rasa iba dan kasihan karena Seungwan selalu menjadi orang yang tepat untuk dibully.
Sehun pun menyalakan mesin mobilnya bersiap ke rumah sakit namun ia nampak berpikir sejenak. Jika mereka ke rumah sakit dengan penampilan berantakan seperti ini, mungkin akan sedikit repot. Benar?
Sehun pun memilih kembali ke rumahnya dan memanggil dokter pribadinya. Setidaknya ia juga tidak usah repot mengurus ini dan itu di rumah sakit. Sehun pun akhirnya melajukan mobilnya meninggalkan lingkungan sekolah.
Dan tidak menunggu lama, dua puluh menit kemudian Sehun sampai di kawasan perumahan elit daerah Gaepo-du, Gangnam-gu. Sehun melepaskan seatbelt-nya kemudian turun dari mobil lalu membuka pintu Seungwan. Jujur, Sehun ingin mengumpat ketika mencium aroma mobilnya yang benar-benar membuatnya ingin muntah.
"Sialan! Mereka menyiramnya dengan apa, sih?" kesal Sehun sambil menahan napasnya. Jika ia memaksa untuk mencium aroma mobilnya lagi, maka Sehun juga akan ikut pingsan seperti Seungwan.
Sehun pun menggendong Seungwan dengan sedikit terburu-buru dan membawanya masuk ke dalam rumah. Dan sebelum Sehun membuka pintu rumahnya, seorang kepala pelayan pria dengan jas hitam rapi, lebih dulu membukakan pintu untuknya dan memberi salam pada tuan mudanya itu.
"Tuan Sehun, anda baik-baik saja?" tanya kepala pelayan bermarga Moon itu dan Sehun tidak menjawabnya karena ia lebih memilih berjalan menaiki tangga ke arah kamarnya di lantai dua. Pelayan Moon mengikuti langkah tuan mudanya itu ke kamar. Kepalanya dipenuhi tanda tanya tentang, kenapa Sehun bisa pulang dengan seorang gadis, kenapa mereka berdua kotor dan siapa gadis ini?
"Tuan Sehun...."
"Panggil semua pelayan ke sini," titah Sehun setelah membaringkan Seungwan ke atas ranjang besar miliknya. Pria itu menghela napas karena sejujurnya ia agak lelah menggendong Seungwan dari lantai satu ke lantai dua yang jujur saja, tangganya sangat panjang membuat betisnya sakit.
Pelayan Moon pun turun dari kamar Sehun dan memanggil seluruh pelayan perempuan yang ada untuk naik ke kamar tuan mudanya itu. Dan tepat lima menit, kamar Sehun sudah penuh dengan sepuluh pelayan yang sudah menunduk hormat padanya.
"Tolong urus dia. Bersihkan tubuhnya dan yang lain ganti seprei ranjangku agar dia bisa istirahat dengan nyaman setelah bersih. Ah, pelayan Moon, tolong hubungi dokter Kim," ucap Sehun kemudian menuju wastafel dan mencuci tangannya.
"Aku ingin mandi di kamar sebelah," ucap pria itu lagi dan mereka hanya menundukkan tubuh tanda paham dengan perintah tuan besar mereka itu.
***
Kai dan Chanyeol juga Kris sedikit bingung ketika sahabat mereka yang satu tidak terlihat sejak pulang sekolah. Ke mana Sehun? Maksudnya, ke mana pria Oh itu pergi dan kenapa tidak menghubungi mereka? Apa ia ada tugas khusus? Tidak, meski begitu Sehun akan selalu mengabari Chanyeol atau yang lain. Sehun tidak pernah hilang tanpa kabar. Tidak seperi Kris yang timbul tenggelam.
"Sudah mencoba menghubunginya?" tanya Kai dan Chanyeol mengangguk sambil memegang ponselnya.
Mereka harus latihan basket sekarang karena beberapa hari lagi ada pertandingan antar kelas dan mereka tidak boleh kalah. Bisa malu Chanyeol yang notabene adalah ketua tim basket namun tim-nya sendiri kalah. Mau ditaruh di mana harga diri Chanyeol nanti?
KAMU SEDANG MEMBACA
• Lean On Me | Wendy (Slow Update) ✔
FanficCompleted "It's all about revenge." ___________ Vange Park © 2017