mimpi

6.1K 538 27
                                    

Naruto dan seluruh cast nya hanya milik Masashi Kishimoto
.
.
.
.
.

Mimpi?  Apakah kamu memiliki mimpi? Mimpi masa kecil yang kamu klaim akan menjadi masa depanmu, mimpi Indah yang akan berakhir seperti dinegeri dongeng?

Jangan khawatir, kamu tidak sendirian. Karena Namikaze Naruto memilikinya, gadis pirang berusia 17 tahun itu memiliki mimpi sederhana, sesederhana membuat ramen instan.

Naruto tersenyum disela tangisnya,  mungkin orang akan menganggapnya terkena gangguan jiwa jika melihat tingkah absur nya,  ditambah lagi dengan tingkah konyol yang lagi-lagi menambah kesan bodoh dan idiot melekat pada sebutan namanya.

Gadis itu terus tertawa hingga dering ponsel miliknya terdengar melengking dari dalam saku blazer merahnya.

Ruko-nee

Naruto menghentikan tawanya saat nama itu terpapar dilayar ponselnya mau apa lagi dia,? Tanyanya dengan nada tak suka.

Naruto mematikan ponselnya lalu memasukkannya kembali kedalam saku blazer nya, malam ini biarkan dia menangis dan tertawa seperti orang gila, ya biarkan dia.

.

Naruko menatap layar ponselnya khawatir, ini sudah panggilan kesekian kalinya namun adiknya itu sama sekali tak mengangkat telfon darinya.

Gadis berambut pirang pucat itu menjatuhkan badannya lelah dikursi ruang tamu dimana kedua orang tua serta keluarga Uchiha berkumpul malam ini, wajah tenang terpangpang jelas diwajah kedua orang tuanya.

Naruko merutuki dalam hati, sungguh hingga saat ini dirinya sama sekali tak mengerti dengan apa yang terjadi yang ia tahu kaa-san nya menelfon dan menyuruhnya pulang lebih awal, hanya itu saja.

"Kaa-san tou-san Naru-"

"Sudah sayang tidak usah mengurus adik tak bergunamu itu, lihat didepanmu ada keluarga Uchiha"

"Kaa-san maaf Ruko mau kekamar-"

"Ruko sejak kapan keluarga Namikaze meninggalkan tamunya?!"

Dan Naruko hanya bisa menghela nafas lelah, dirinya menurut namun tak menampik rasa khawatir pada imouto nya itu. Naruko berharap adiknya baik-baik saja.

Sudah tiga hari Naruto tidak pulang keManshion Namikaze dan sudah tiga hari pula gadis pirang itu absen dari sekolahnya, tidak ada yang tahu dimana ia berada bahkan keluarga Namikaze pun masih tenang seolah tak ada hal yang terjadi.

Didalam kelas seperti biasa Ino akan berkumpul bersama ketiga sahabatnya Sakura, Ten ten dan Hinata, gadis berponi itu tak henti-hentinya berjalan mondar mandir sejak tadi membuat Sakura yang sedang mengecat kukunya merasa sebal.

"Ino-pig bisakah kamu diam"

"Tidak bisa, kalian tahu bukan Naru sama sekali tidak ada kabar tiga hari dan aku khawatir. Apalagi kemarin aku dengar pantat ayam itu akan bertunangan dengan Ruko"

Brakk

"Apa maksudmu Ino-pig!"

Sakura menggebrak keras mejanya membuat seluruh pasang mata memandangnya aneh, Sakura tidak perduli yang gadis gulali itu perdulikan adalah gosip yang dikatakan sahabatnya itu.

"Aku tidak berbohong Saku, sungguh. Kamu bisa menanyakannya pada Hinata dan Ten Ten"

"Itu benar Saku-chan"

"Sialan!"

Tidak hanya Ino, Hinata dan Ten Ten yang kaget saat Sakura kembali menggebrak meja lalu berlari kearah luar kelas, kelas 12A3 itu sudah mengerti betul akan tabiat dari Sakura, gadis gulali pemegang sabuk hitam itu tidak akan diam saja saat ada yang menyakiti sahabatnya apalagi seorang Naruto yang memang sudah menjadi sohib karibnya sejak lama.

.

KSHS gempar siang itu, saat seorang gadis membuat keributan disela jam mengajar dan korbannya adalah seorang Uchiha.

Dan disinilah Sakura berada, diruang kepala sekolah dengan posisi duduk yang asal. Gadis itu sudah menguap sejak beberapa menit yang lalu tapi kepala sekolah berambut pirang didepannya sama sekali tak henti-hentinya mengoceh soal tata krama dan aturan.

"Sudah selesai? Tsunade-sama anda pasti akan melakukan hal sama dengan saya apabila tahu apa yang dilakukan muka tembok itu pada Naru!"

Tsunade mengalihkan pandangannya kearah luar jendela, pandangannya menerawang saat ia mengingat salah satu anak didiknya yang tiga hari lalu ia temukan dalam keadaan menyedihkan dipinggir jalan.

Helaan nafas lelah terlontar saat Tsunade duduk dikursinya, "Kamu tahu Saku, aku bertemu dengannya tiga hari yang lalu"

"Maksud Tsunade-sama?"

"Dia... "

.
.
.
.
.
Tbc

Yak Tbc dengan tidak elit nya,,, hehe
Maafkan untuk jalan cerita yang tambah aneh, un

Salam Akiko, 😄
Bogor, 16.46

Reflection (FFN Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang