Naruto dan seluruh castnya hanya milik Masashi Kishimoto, tapi cerita ini milik kiko titik gak pakek koma. 😣😣
.
.
Peringatan keras,,, setelah baca chapter ini tolong jangan marah ke kiko ya,,,, 😇😇
Dan untuk yuza,,, GyulYuzaLittleWolf tolong fanfik yang kiko minta dilanjut ya,,,
.
.
Happy reading minna, 😋
.
.
.
.Siang itu ruang inap bernomor 528 tampak ramai, terlalu ramai tepatnya.
Ditempat tidurnya Naruto menundukkan kepalanya dengan jari jempol yang saling tumpang tindih, gadis itu hanya bisa diam saat beberapa waktu lalu Konan datang lalu memeluknya menanyakan ini itu, jujur saja perasaannya menghangat saat mendapat perhatian yang begitu besar dari wanita berambut blue itu.
Tapi mungkin Kami-sama ingin membawa kejutan yang lebih wah lagi untuknya saat pintu ruang inapnya kembali terbuka menampakkan wajah kedua orang tuanya dan hal inipun yang terjadi.
Ketiga sosok yang tak lagi muda itu tengah bersitegang memutuskan beberapa hal yang sama sekali tidak ia inginkan.
Beruntung ruang inapnya memiliki peredam suara sehingga pertengkaran ketiganya tidak sampai merembet keluar dan mengganggu pasien yang lain dilantai tiga ini.
"Bisakah kalian pergi", ucapan bernada lirih itu sukses mengalihkan fokus ketiganya.
Tatapan penuh penyesalan jelas tergambar lewat kedua mata Kushina, bahkan bukan hanya Konan yang notabene nya hanya orang luar yang mengusirnya sekarang putri bungsunya sendiri juga ikut mengusirnya secara halus.
Kushina memegang kuat dadanya saat pisau tak kasat mata menghujam jantungnya telak. Dengan gerakan patah-patah Kushina mencoba menyentuh pundak Putri bungsunya, namun pil pahit harus kembali ia telan saat Naruto mengambil posisi tidur dengan membelakangi dirinya.
Sebagai ibu tentu hatinya hancur, penolakan jelas terpangpang didepan matanya. Apa ini yang selama ini putrinya itu rasakan saat ia mengabaikannya?.
Kushina berlari meninggalkan ruang inap itu disusul Minato dibelakangnya, sementara Konan masih terdiam ditempatnya bahkan saat isak tangis mulai terdengar memenuhi ruang inap itu.
Konan melangkah pelan saat isak tangis adiknya mulai mengeras dipeluknya tubuh kurus adiknya yang masih dalam posisi tidur miring.
"Tenanglah Naru, mereka pantas mendapatkannya"
"Hiks,, Konan nee Naru jahat Naru jahat Naru hiks,, sudah membuat Kaa-san Naru menangis"
"Menangislah tapi Naru harus berjanji tidak akan ada tangis setelah ini, oke", dan setelah itu tangis Naruto memenuhi seisi ruang inap itu.
Hari sudah sore saat Konan membenarkan letak selimut Naruto yang sang empunya tengah tertidur sejak beberapa menit yang lalu, diusapnya lembut surai pirang adiknya itu. Konan membekap mulutnya dengan tangan kananya saat ia melihat beberapa helai surai pirang yang berada ditangan kirinya.
...
Semua terlihat sama dalam beberapa aspek, termasuk dengan kedatangan sahabat dan Sasuke yang silih berganti menjenguknya. Mungkin harapan Naruto yang terlalu tinggi, hingga ia kembali mengharapkan kedua orangtuanya atau mungkin kakak kembarnya datang menjenguknya.
Tapi sudah dua hari terakhir apa yang ia harapkan hanya menjadi sebuah angan saja, kedua orangtuanya tidak datang begitu pula kakaknya. Naruto meremat ujung bajunya erat saat rasa sakit kembali menyerang kepalanya.
Tak ada erangan ataupun ringisan semua berjalan sunyi sesunyi ruang inapnya malam ini.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, jadi wajar bila suasana rumah sakit sepi karena jam besuk sudah berlalu dua jam lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection (FFN Version)
FanficKata orang saudara kembar itu akan mengerti satu sama lain, ketika yang satu sakit maka yang satu juga akan merasa sakit. tapi bagi seorang Namikaze Naruto, saudara kembar hanya seperti cermin. Dimana kakaknya yang bercermin dan dia yang menjadi b...