Naruto dan seluruh cast nya hanya milik MK.
(Cerita ini milik kiko)Warn: mungkin abal, gaje, EYD yang nauzubillah berantakan, Typo (s), dan tema mainstream
.
.
.
.
Selamat menikmati ending cerita ini..
Kiko harap kiko gak bakal ditimpuk sandal setelah selesai baca..*kabur
.
.
.
.Aku menatap penuh minat kedepan, dimana suara deburan ombak terdengar begitu menyenangkan bagiku.
Aku melirik Sasuke yang kini tengah duduk disebelahku dengan kedua tangan yang dibuat untuk menyangga tubuhnya kebelakang sementara kedua kakinya dibiarkan lurus diatas pasir pantai putih ini.
Sejujurnya sejauh yang kutahu kota Iwa bukanlah kota dengan jarak yang dekat dengan Konoha tapi Sasuke -kekasihnya itu- memilih untuk datang kemari dengan alasan sunset disini sangatlah menawan daripada dipantai Konoha. Aku hanya mengangguk pelan.
Suara burung jalak terdengar, hari sudah sore memang jadi wajar jika kawanan burung itu memilih kembali kerumah mereka masing-masing.
Angin bertiup kencang menerbangkan helai rambutku yang kini menipis. Aku mengeratkan syal dileherku saat udara dingin mulai menusuk kulitku.
Padahal ini masih dimusim gugur pertengahan namun udara dingin sudah terasa menusuk, lalu bagaimana jika musim dingin datang? Bukankah udara dingin akan berkali lipat dari hari ini.
"Sudah sore sebaiknya kita kembali ke penginapan. Paman Minato dan bibi Kushina pasti khawatir jika kita terlalu lama diluar,"
Aku tersenyum saat mendengar ucapan kekasihku ini, dengan anggukan kepala aku tahu jika Sasuke pastilah mengerti jika aku tidak membantah ucapannya.
Sejujurnya aku tidak pernah bermimpi akan memiliki sosok seperti Sasuke tapi Tuhan begitu baik padaku dengan mengirimkannya untukku. Walau waktu yang singkat untuk bisa dinikmati namun aku tidak menyesali keputusanku ini.
Sasuke terus mendorong kursi roda ku, kali ini kearah kamar yang akan ku tempati untuk beberapa hari kedepan.
...
Malam hari datang dengan cepat dan kami berkumpul dihalaman belakang untuk melakukan pesta barbeque sebagai pengganti acara ulangtahunku dan Ruko-nee.
Aku tersenyum tipis saat manik safirku bertemu dengan manik emerald sahabatku, tanpa suara aku memintanya untuk mengikutiku setelah pesta ini berakhir dan Sakura mengangguk sebagai balasan.
Pesta baru berakhir menjelang tengah malam namun aku memilih pergi dua jam sebelum itu, berbekal alasan mengantuk dan diantar Sakura Kaa-san dan yang lainnya mengangguk setuju.
Dan disinilah aku berada, didalam kamarku dengan Sakura yang duduk ditepi ranjang dan aku diatas kursi roda.
"Saki, ada hal yang harus Naru katakan pada Saki. Naru harap, Saki, akan mengerti."
Aku mulai bercerita padanya tentang keputusan sepihakku yang tidak menginginkan pengobatan karena takut akan ruang operasi dan aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang diberikan Tuhan dengan memakainya diruang operasi dan kamar rumah sakit yang tidak disukaiku.
Aku menggigit pelan bibirku, rasa ragu merayap didadaku saat ingatanku dipaksa ingat pada kejadian beberapa hari lalu.
Aku tahu Sakura masih menungguku untuk berbicara namun aku hanya tersenyum, lebih baik tidak ada yang tahu, putusku dalam hati.
"Gomen ne, Saki-chan. Jadi tolong jangan paksa, Naru."
Aku merasa lega yang luar biasa mengisi hatiku setelah mengatakan alasanku pada sahabat baikku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection (FFN Version)
Hayran KurguKata orang saudara kembar itu akan mengerti satu sama lain, ketika yang satu sakit maka yang satu juga akan merasa sakit. tapi bagi seorang Namikaze Naruto, saudara kembar hanya seperti cermin. Dimana kakaknya yang bercermin dan dia yang menjadi b...