Naruto dan seluruh castnya hanya milik Masashi Kishimoto, tapi cerita ini milik kiko titik gak pakek koma. 😣😣
Happy reading! 😄😆
.
.
.
.Naruko menggigit ujung kukunya gemas kebiasaan yang ia lakukan saat ia berpikir keras, helaan nafas gusar terdengar saat ia menyadari tak ada gunanya jika terus berdiam diri tanpa melakukan apapun dan hanya bergantung pada kekuasaan ayahnya bahkan sampai saat inipun orang-orang suruhan ayahnya belum menemukan adik kecilnya.
Naruko mengambil ponselnya diatas meja belajarnya membuka aplikasi telepon guna mencari nomor seseorang yang sekiranya bisa membantunya dan helaan nafas lagi-lagi keluar dari bibir gadis itu saat mengetahui tidak ada yang bisa ia hubungi selain dosen dan relasi bisnis ayahnya.
Huh? Tunggu sebentar!
Naruko berlari keluar dari kamarnya saat ia teringat sesuatu, langkahnya pelan namun tergesa, Naruko berhenti didepan sebuah pintu kamar bercat kuning cerah dengan ukiran papan nama Adiknya.
Sejenak rasa malu muncul dihatinya, malu karena masuk kekamar orang lain tanpa ijin terlebih dahulu Naruko menggelengkan kepalanya pelan mencoba mengenyahkan sedikit saja rasa malu yang merasuk dijiwanya.
Hal pertama yang ditangkap oleh netranya adalah sebuah kasur queen size juga beberapa peralatan sekolah yang tersusun rapi, isi kamar itupun tak bisa dibandingkan dengan kamarnya yang penuh dengan segala macam aksesoris, kamar ini terlalu banyak sisi kosong hingga terasa begitu luas, nyatanya kamar ini tidak ada setengah dari kamarnya.
Naruko menyusuri setiap sudut kamar saudarinya, debu yang menempel dimeja belajar itu menjadi bukti bahwa kamar ini sudah lama tidak ditempati.
Naruko jatuh terduduk dikasur saudarinya dipandanginya sekali lagi kamar itu dan ia harus mengakui kamar ini tak ada apa-apanya dibanding dengan kamarnya.
Setetes air mata jatuh menuruni pipinya disusul isakan lirih sebagai kakak ia gagal, ia gagal menjaga adiknya ia gagal ia gagal.
Netra violetnya bergulir menatap sebuah figura foto yang terletak diatas nakas tempat tidur, foto yang sama yang ia punya, Naruko mengelus frame foto itu pelan. "Naru kamu dimana? Maafkan Nee-san!"
.
Hari sudah sore saat Naruko terbangun dikasur adiknya dengan masih memeluk erat frame foto yang sama, memandangnya sekali lagi sebelum menaruhnya kembali ketempat semula, netra violetnya terpaku saat melihat tembok didepannya.
Berbagai macam ukuran foto tertempel memenuhi dinding didepannya, foto kebersamaan ia dan keluarganya dengan beberapa bait kata dibawahnya.
Naruko menahan isakannya saat ia melihat foto perayaan ulang tahun, ia ingat kapan foto itu diambil tepat tgl 10 Oktober ketika ia dan adiknya berusia 16 tahun, foto yang hanya berisi ia dan kedua orang tuanya tanpa kehadiran sang adik juga foto adiknya bersama Sasuke, kekasih adiknya.
Naruko membekap mulutnya saat isakannya semakin menjadi, foto yang dibingkai dengan sedemikian rupa dengan sebuah capt sederhana "Aku menyayangi keluargaku, ku harap bisa mengulang semuanya"
Naruko menangis meraung dikamar adiknya hingga membuat beberapa maid yang sedang membersihkan lantai dua kaget, beberapa dari mreka langsung berhamburan kekamar disudut ruangan itu dan beberapa lainnya turun untuk mengabarkan pada nyonya mereka.
..
Kushina tengah merajut syal ditaman belakang Namikaze dengan pandangan menerawang saat maid Rose datang dengan tergesa membuat wanita paruh baya itu berlari kedalam rumah mengabaikan alat rajut yang berserakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection (FFN Version)
Fiksi PenggemarKata orang saudara kembar itu akan mengerti satu sama lain, ketika yang satu sakit maka yang satu juga akan merasa sakit. tapi bagi seorang Namikaze Naruto, saudara kembar hanya seperti cermin. Dimana kakaknya yang bercermin dan dia yang menjadi b...