se

346 29 1
                                    

"Ju, Fisika ngga ada PR kan?" Tanya D.o sambil mengemas buku-buku yang ia gunakan saat pelajaran Seni Budaya.

"Ngga ada kayaknya. Cuma Bahasa Korea sama Bahasa Indonesia aja yang dikasih PR." Jawab Yuju yang sedang melakukan aktivitas mengemas buku-bukunya.

"Ju, ngomong-ngomong soal PR Bahasa Korea, Park Chanyeol ganteng juga ya kalo dipikir-pikir?" Tanya D.o girang.

"Iya D.o, Chan..."

"Gantengan juga gue dimana-mana." Sambar Kai yang sedari tadi menguping pembicaraan D.o dan Yuju.

"Lo nguping?" Sergah Yuju galak.

"Ngga. Gue gak nguping." Tukas Kai cepat.

"Kalo bukan nguping, apa namanya?" D.o ikut angkat bicara.

"Kan gue dikasih kuping sama Allah. Terus kuping kan fungsinya untuk mendengar suara mau sengaja atau pun ngga sengaja. Lagian kalau ngga mau kedengeran, bisik-bisik aja sana lewat chat atau apa gitu." Cerocos Kai panjang lebar.

"Giliran ngomong sama gue, mulut lo nyerocos kaya knalpot bocor." Dengus D.o sebal.

"Suka-suka gue dong. Mulut gue bukan mulut lo." Balas Kai.

Tak ingin memperpanjang urusan dengan Kai, D.o langsung kembali pada pembicaraannya dengan Yuju.
"Menurut gosip yang gue denger, Park Chanyeol itu masih single loh."

"Ah!! Gue jadi pengen deh nyalon jadi calon istrinya Chanyeol. Kapan lagi gue punya suami yang mukanya ala Korea gitu." Seloroh Yuju genit.

"Kalo lo sama Chanyeol, berarti gue sama Sehun." Ujat D.o girang. Namun seperkian detik kemudian, raut wajah D.o berubah kecut. Ia lupa bahwa faktanya dia dan Sehun telah putus.

"Lo kenapa D.o? Kok muka lo langsung berubah gitu." Tanya Yuju cemas.

"Gimana ngga berubah, dia lupa kalau dia sama si Sehun udah putus. Gagal Move On." Cibir Kai sambil tersenyum sinis pada D.o .

"Kata siapa gue Gagal Move On hah?!" D.o berdecak tak suka dengan cibiran Kai.

"Tadi buktinya lo ngomongin Sehun." Cibir Kai.

''Sok tau lo. Gue itu cuma belum terbiasa aja." Ketus D.o .

"Bilang aja lo itu gagal move on. Gitu aja repot." Timpal Kai.

Saking jengahnya, Yuju pun angkat bicara dengan maksud untuk melerai perdebatan tak bermutu antara D.o dan Kai.
"Kai, D.o . Stop deh." Ujar Yuju.

"Gue mau ke kantin aja." Kata D.o sambil bangun dari duduknya.

"Gue juga mau ke kantin." Timpal Kai.

"Yaudah, gue diem di kelas aja." D.o mencebik.

"Kalo gitu, gue juga di kelas aja ah." Kai memeletkan lidahnya pada D.o, agar memancing emosi gadis itu keluar.

"Mau lo apaan sih?" Sentak D.o geram.

Sementara Yuju sudah mulai menjambak rambut pendeknya karena frustasi. D.o dan Kai memang tak bisa dipersatukan dalam satu ruangan.

"Gue maunya deket-deket Kyungsoo." Kai mengedipkan mata kanannya genit, membuat D.o melotot geram.

"D.o, mending lo ikut gue ke toilet deh. Kalian emang ngga bisa disatukan." Yuju bangun dan membawa D.o bersamanya sebelum Kai sempat mengeluarkan sepatah kata mulut knalpot bocornya.

"Lo sama Kai kenapa sih setiap ketemu bawaannya berantem mulu?" Tanya Yuju saat sudah sampai di luar kelas.

"Dia nya aja suka nyari sensasi, dan bodohnya gue selalu termakan sensasi bodoh yang dibikin Kai. Pokoknya gue selalu sebel kalo gue deket Kai." Keluh D.o sambil menatap lurus ke depan.

"Kalian itu kayak minyak sama air, ngga bisa bersatu." Ujar Yuju sambil menggeleng.

D.o berdecak sinis mendengar kata-kata Yuju yang menurutnya kadang benar.
Baru saja kaki D.o dan Yuju akan menapak ke dalam toilet, tiba-tiba D.o merasa ada seseorang yang menarik tangannya dengan gerakan terburu-buru.

"D.o! Tolongin!!" Seorang gadis berambut panjang berwarna kecoklatan itu mengguncang lengan D.o cemas.

"Punch? Ada apa?" Tanya D.o terbawa cemas.

Yuju yang tadinya sangat ingin ke toilet malah menghentikan langkahnya di depan pintu toilet, bersama D.o dan gadis yang bernama Punch tersebut.

"Temen sekelas gue, sesaknya kambuh." Jelas Punch.

Tanpa berpikir panjang, D.o langsung berlari menuju ke UKS untuk mengambil tandu dan memanggil anggota lainnya untuk membantunya.  Sementara, Yuju dan Punch diam di tempat, menunggu D.o kembali.

Sesampainya di UKS, D.o langsung memanggil anggotanya yang sedang piket.
"Jimin, Jungkook, Suga, tolong ambil tandu sama oksigen kaleng, ada yang sesak. Yoona, siapin oksigen tabung." Perintah D.o cepat.

Keempat orang yang diperintahkan D.o langsung melaksanakan perintah masing-masing.

●●●

D.o menelan salivanya dengan susah payah ketika melihat Sehun sedang menggenggam erat tangan gadis yang akan ia tangani saat itu.

D.o menggeleng, dia harus profesional. Ini bukan saatnya melibatkan masalah pribadinya saat ini.

"Permisi, tolong jangan dilingkari. Tolong beri dia ruang untuk bernapas." Titah D.o tegas.

Mata D.o jatuh pada name tag gadis yang sedang sesak 'Kim Min Jyura' .

"Jyura, atur napasnya pelan-pelan. Jangan nangis, kalau lo nangis, yang ada lo bakalan tambah sesak." Ujar D.o menenangkan sambil mengusap rambut Jyura lembut. D.o segera melepas peralatan yang mengikat di tubuh Jyura, seperti gelang, jam tangan, dasi, dan sabuk.

"Tolong ngangguk kalo lo bisa ngerasain oksigennya. Kalo ngga bisa, geleng aja." Kata D.o lagi.

Jimin kemudian memberikan oksigen kaleng yang ia bawa dari UKS. D.o pun menerima huluran oksigen tersebut. D.o langsung membuka oksigen kaleng tersebut dan meletakkan corong oksigen kaleng itu tepat di hidung dan mulut Jyura.

"Dalam hitungan ketiga, pastiin lo hirup oksigennya." Perintah D.o .

Jyura mengangguk lemah.

"Satu... Dua... Tiga."
Dan D.o menyemprotkan oksigen itu pada Jyura yang kemudian langsung ia tarik kembali.

"Mendingan?" Tanya D.o .

Jyura menggeleng lemah.

Seketika napas Jyura makin tersengal-sengal.

"Jimin, Jungkook, Suga, formasi 3:1."
Perintah D.o yang langsung disanggupi tanpa bantahan.

Ketiga anggota PMR itu langsung mengambil alih tubuh Jyura.
D.o menggeser tandu lalu tubuh Jyura pun mereka lepas dengan sangat hati-hati.
Lalu, mereka pun membawa Jyura ke dalam UKS.

- TAMAT -

- KAISOO LOVE STORY -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang