yeoseos

255 26 4
                                    

Saat D.o akan memasuki kelas, tiba-tiba Kai menghalangi jalannya dengan seringaian lebarnya.

"Joh-eun achim, D.o ." Sapa Kai sambil menepuk pipi D.o gemas.

"Apaan sih?" Sahut D.o yang kemudian menepis tangan Kai geram.

"Gue ngucapin selamat pagi kok gak dibalas sih?" Tanya Kai.

"Gue lagi badmood, Kai. Please, kali ini aja jangan ganggu gue." D.o memohon pada Kai.

"Gue ngga ganggu lo, Kyungsoo. Gue cuma pengen lo balas  ucapan selamat pagi dari gue aja." Ucap Kai.

D.o memutar bola matanya malas, kemudia menjawab sapaan dari Kai
"Joh-eun achim juga, Kai."

Kai tersenyum lebih lebar lagi ketika D.o telah membalas sapaannya, menampakkan deretan giginya yang putih dan rapi.

"Udah, gue mau masuk. Minggir, minggir." D.o mendorong tubuh Kai  dengan sekuat tenaga agar Kai tak lagi berada di hadapannya.

Kai terkekeh ketika D.o berhasil mendorongnya menjauh.
"Dasar cewek moody." Ejek Kai.

"Kim Jong In, sampai kapan kamu akan terus berdiri disini?" Sergah seorang guru muda yang berpenampilan ala mahasiswi.

"Eh, ibu guru baru ya?" Tanya Kai ramah, tapi lebih tepatnya untuk menutupi rasa malunya akibat ditegur oleh guru muda itu.

"Saya guru pengganti Mr. Gavin, saya Miss Bahasa Inggris kalian." Ucap guru itu.

"Katanya guru pengganti, kok bisa tau nama saya sih? Saya jadi curiga sama Miss. Jangan-jangan Miss sering stalk saya--"

Brukk!!

"Aww!!" Kai meringis kesakitan ketika sebuah sepatu berwarna merah menyala mengenai kepalanya.

"Bawel amat lo!!" Potong Yuju sambil melotot galak.

Dapat Kai pastikan, Yuju lah pemilik sepatu yang berwarna merah menyala itu.
Belum sempat Kai melayangkan protes, Guru pengganti itu langsung memerintahkan Kai untuk duduk ditempatnya. Mau tak mau, Kai pun menuruti perintah Guru tersebut.

D.o menyeringai puas. Sementara Kai memutar bola matanya malas. Terselip rasa tak puas hati, Kai tak menerima jika dia belum memberi protes lagi.

●●●

"Kai, bulan depan kita akan mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan buat yang baru masuk." Kata Yoona, selaku sekretaris di eskul Pramuka.

"Terus?" Tanya Kai.

"Ya, lo jangan sampai lupa ngafalin materi. Kan nggak lucu kalo nanti yang junior lebih tau segalanya dari kita." Kata Yoona sambil menyeringai sinis.

"Gue ngga sebego itu, Yoona." Ujar Kai dingin.

"Kalo ngga bego, kenapa masuk jurusan Bahasa?" Tanya Yoona sinis.

Sontak ketika Kai mendengar perkataan itu, Kai langsung angkat bicara.
"Otak lo dangkal banget ya, Yoona? Percuma banget, lo masuk jurusan IPA kalo otak lo nggak bisa berfikir dengan baik. Gue mau masuk jurusan mana pun, itu pun hak gue dan bukan hak lo. Kenapa lo sewot?" Kata Kai panjang lebar.

"Tapi, tetap aja jurusan Bahasa itu levelnya jauh dari jurusan IPA dan IPS." Tukas Yoona tak suka.

"Oh ya? Setidaknya anak jurusan Bahasa itu, nggak ada yang kayak lo. Lo itu cuma bisa mandang orang dari status, kasta, dan kelas." Ucap Kai.

Yoona terbelalak kaget mendengar kata-kata yang diucapkan Kai. Kata-kata Kai langsung mengenai relung hatinya.

"Manusia kayak lo, seharusnya nggak ada di Pramuka." Ketus Kai.

"Sekali bego, selamanya bego." Lanjut Kai, sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Yoona dengan keterkejutannya.

- Kantin -

Saat Kai sampai di pintu kantin, pandangan Kai jatuh pada D.o yang sedang kerepotan membawa nampan yang berisi dua piring bakso dan dua gelas es jeruk dengan rambut yang tak diikat dengan sempurna.
Kai pun maju mendekati D.o dan merebut nampan tanpa sepatah kata pun yang sedang dibawa oleh D.o .

"Bisa ngucapin permisi dulu nggak sih lo?" Tanya D.o ketus.

"Ngga bisa." Jawab Kai datar.

"Cowok macam apa sih lo?" Gerutu D.o kesal.

"Gue tipe cowok gentleman. Nggak banyak ngomong tapi langsung gerak." Kata Kai asal.

D.o memeletkan lidahnya dan menjulingkan matanya ketika mendengar kata-kata yang diucapkan Kai.

"Duduk dimana?" Tanya Kai.

"Di sana." Jawab D.o singkat.

"Sana mana?" Tanya Kai pura-pura tak tahu.

"Itu disana. Ada Yuju kok." Kai tetap keukeuh dengan kepura-puraannya, hingga akhirnya membuat D.o menuntun Kai menuju ke tempat yang sedang di duduki oleh Yuju di pojok kantin.

'Kenapa Sehun selalu ada dimana pun gue pergi' Batin D.o seraya memalingkan wajahnya ke arah Yuju.

Mata Kai mengikuti kemana arah mata D.o tadi. Senyum sinis tercetak di bibir Kai, akal liciknya pun kembali berfungsi dengan baik.

"Cewek yang sama Sehun cantik ya?" Kata Kai tiba-tiba.

Sontak, Yuju yang mendengar pertanyaan Kai langsung mempelototi Kai dengan pelototan galaknya. 
"Lo apa-apaan sih?!!!!" Bentak Yuju.

Sementara, D.o sengaja menulikan pendengarannya dengan berpura-pura sedang khusyuk menatap layar ponselnya.

"Udah cantuk, pinter lagi." Tambah Kai berapi-api.

Dengan segenap tenaga yang Yuju miliki, ia langsung menendang keras tulang kering Kai.

"Aw!!!" Kai mengaduh ketika kaki Yuju berhasil menendang tulang keringnya.

Sementara itu, D.o sedang berusaha menahan tangisnya yang membuatnya terasa sesak di dadanya.

Merasa tak tega melihat D.o akan menangis, Kai pun mencapai tangan D.o dan menggenggam tangan D.o dengan erat.

"Maaf, jangan nangis dong. Gue ngga tega liat lo sampai nangis." Kata Kai lembut.

Dahi D.o berkerut heran sambil memandangi wajah Kai. Mimpi apa Kai tadi malam sampai bisa berkata begitu manis kepadanya.

"Lo ngapain liatin gue kayak gitu?" Sergah Kai.

"Gue nggak jadi baik sama lo, gue nggak jadi care sama lo. Bodo amat kalo lo mau nangis. Bodo amat gue." Kata Kai tiba-tiba seraya bangkit dari duduknya, kemudian berlalu meninggalkan D.o dan Yuju.

- TAMAT -

- KAISOO LOVE STORY -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang