gu

268 21 3
                                    

- Ruang Keluarga -

"Eomma, Appa gak nelfon?" Tanya D.o lembut.

"Nggak ada. Emangnya kenapa?" Jawab sang eomma dengan nada datar yang cukup membuat D.o sedikit menciut.

"Aku kangen Appa. Seriusan Appa nggak nelfon?" Tanya D.o lagi.

"Ngapain sih kamu nanyain Appa terus? Dia nya juga udah gak peduli sama kita. Kalau dia peduli, dia pasti sering nyain kabar kita."  Kata Hyekyo -sang eomma- sambil bersidekap.

"Tapi kan--"

"Stop, Dek! Eomma ngak mau dengar kamu nanyain Appa lagi! Anggap aja dia udah mati." Kali ini suara Hyekyo meninggi, membuat D.o terkesiap kaget.

D.o meneguk salivanya dalam-dalam sebelum berjalan cepat menuju ke kamarnya.

BAAAMM!!

D.o menutup pintu kamarnya dengan hempasan keras, sehingga membuat Hyekyo semakin mencak-mencak di luar sana. Lalu, D.o mengambil figura yang terpajang rapi diatas meja kamarnya.
Setelah itu, D.o pun menghempaskan tubuhnya di atas kasur sambil memeluk figura yang berisikan foto keluarga utuhnya.

Di foto tersebut, ada seorang gadis bertubuh mungil yang baru saja memasuki masa remajanya berdiri bersampingan dengan seorang remaja laki-laki yang terlihat sudah melewati masa keremajaannya dengan tubuh yang tinggi dan jakun di lehernya.
Tepat didepan kedua remaja itu, duduklah sepasang suami istri yang terlihat mesra sambil berpegangan tangan.

Mata D.o perlahan mulai berkaca-berkaca, perlahan D.o menghela nafas. Sebuah kalimat yang jeluar dari bibir mungil D.o terdengar mengiris hati.

"Adek kangen keluarga kita."

"Kenapa harus kayak gini? Kenapa Tuhan gak adil sama kita?"

"Kenapa Appa nggak bawa Adek sama Appa?"

"Cuma Appa yang bisa bikin Adek ngerasa kayak Princess di negeri dongeng."

"Sejak Eomma sama Appa pisah, cuma Oppa yang selalu perhatian sma Adek. Cuma Oppa yang datang pas pengambilan rapot Adek. Cuma--"

D.o menggigit bibir bawahnya menahan isak, D.o tak ingin siapa pun mendengar tangisannya kali ini. D.o tak ingin terlihat lemah lagi di hadapan semua orang.
Lalu, D.o memejamkan kedua matanya. Tiba-tiba sekelebat kenangan saat keluarganya masih utuh bermain di minda D.o .

Flashback

D.o kecil berlarian keliling taman bersama Taehyung kecil, keduanya saling mengejar setelah Taehyung mengambil balon merah muda yang tadinya digenggam erat oleh D.o .

"Balikin balon Adek!!" Gadis kecil itu merengek disela lariannya.

"Kejar Oppa dulu." Taehyung memeletkan lidahnya pada D.o yang berada dibelakangnya tanpa harus menghentikkan lariannya terlebih dahulu.

"Adek bilangin Appa!!" Jerit D.o tanpa berhenti mengejar Taehyung.

"Nggak takut." Ucap Taehyung.

"Appa!!!" D.o menjerit lantang, namun jeritan tersebut disusuli suara jatuhnya D.o ke atas tanah.

Taehyung, sontak menghentikan langkahnya. Mata Taehyung melotot kaget  ketika melihat adik kecilnya tergeletak di atas tanah yang berbatuan tajam.
Saking kalapnya, Taehyung sampai melepas balon yang sedari tadi menjadi incaran D.o dan langsung menghampiri D.o .

"Appa!!!" Taehyung menjerit histeris ketika melihat lutut dan siku D.o terluka dan mengeluarkan darah yang lumayan banyak. Apalagi, kulit D.o yang memang tergolong sangat sensitif, tergores sedikit saja akan membuatnya lama untuk sembuh.

- KAISOO LOVE STORY -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang