iyagi

239 25 1
                                    

D.o terpaku tepat di depan pintu ruang ICU. Matanya menangkap sesosok namja kebanggannya sedang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit, dengan berbagai selang terpasang di leher dan tubuhnya.

Dadanya terasa sesak, seakan terjepit diantara dua dinding yang sempit.

Tenggorokan D.o tercekat, tak ada suara yang bisa ia keluarkan saat ini, melainkan air mata.

Hampir saja D.o terjatuh, jika Kai tak sigap menahan tubuh D.o yang limbung.

"D.o," Kai membawa D.o untuk duduk di bangku yang memang tersedia di depan ICU.

"App--"

"Shhtt...." Kai menarik D.o ke dalam pelukannya, dengan harapan sonyeo itu bisa merasa baikan.

"Gue nggak bakalan tanya apa-apa. Nangis aja." ujar Kai yang kemudian mepererat pelukannya.

Selang beberapa detik, suara tangisan D.o mengeras. Hanya suara tangisan D.o yang terdengar. Sesekali tangan D.o melayang, memukul dada Kai sambil sesenggukan.

"Gue anak ngga guna, Kai! Gue bahkan nggak tau Appa punya penyakit dan penyakitnya udah separah ini!" lirih D.o sambil sesenggukan.

"Anak macam apa gue?!!" jerit D.o pilu seraya memukul dada Kai dengan lebih keras, melampiaskan segala yang terpendam dalam hatinya.

"Appa berjuang sendiri, Kai. Tanpa gue dan Oppa Taehyung. Sementara, Eomma nggak pernah peduli Appa." keluh D.o

Dahi Kai mengernyit heran, mencoba mencerna kata-kata yang keluar dari bibir mungil D.o

"Eomma sibuk ngurusin pernikahan barunya, sedangkan Appa disini berjuang melawan penyakit!" raut kecewa, sedih, menyesal, tampak jelas di wajah D.o, membuat Kai mau tak mau berusaha menenangkan sonyeo itu.

"D.o, liat gue."

Kai menangkup wajah D.o dengan kedua telapak tangan besarnya, membuat sonyeo yang berlinang air mata itu menatap matanya.

"Lo harus kuat, demi Appa lo. Kalau lo selemah ini, Appa lo bakalan jatuh. Lo mau berguna, kan? Jangan lemah." kata Kai tegas.

D.o menggeleng
"Gue nggak bisa, Kai."

"Dengerin gue! Appa lo di dalam, butuh support dari lo, Do Kyungsoo. Kalau lo kayak gini, Appa lo pasti nyerah buat hidupnya. Hidup dia bakalan sia-sia kalau cuma ditangisin kayak gini! Yang dia butuhin itu, suppor dari lo. Semangatin dia. Buat dia merasa dibutuhkan disini."

Sementara, yang dibentak hanya bisa meneguk salivanya dengan susah payah. Mencoba mengumpulkan kekuatan untuk tetap tegar.

Saat melihat D.o, satu tekad mendadak bersemi di lubuk hati Kai. Yaitu, mewarnai hari yeoja itu dengan keceriaan. Takkan dibiarkan yeoja itu terus terpuruk dan memendam semuanya sendirian.

•••

Dua cangkir hot chocolate tersedia di hadapan D.o dan Kai yang sedang duduk berdua di balkon kamar Kai, keduanya terdiam menikmati semilir angin malam yang menerpa wajah dan menerbangi rambut D.o yang sudah terikat rapi.

"Sweater sama celananya nyaman gak?" Kai kembali memecah keheningan.

D.o mengerjap sebelum akhirnya memilih untuk menjawab pertanyaan Kai.
"N--ne, nyaman kok. Gomawo udah ngasih baju ganti. Gomawo juga udah ngizinin gue nginep disini."

Sepulang dari Rumah Sakit, Kai langsung membawa D.o pulang ke rumah Kai. Karena keadaan D.o tang sedang kacau, itu tak memungkinkan D.o untuk pulang ke rumahnya.

"Lo nggak ngabarin Eomma lo?" tanya Kai.

"Emang dia peduli sama gue?" tersirat nada sinis di dalam nada bicaranya.

"Kalau dia nggak peduli sama lo, dia nggak bakalan mau ngerawat lo dan ngambil hak asuh atas lo. Dia sayang sama lo, tapi dia gak bisa mengekspresikan sayangnya dia dengan baik. Lo juga tipe yang gak pekaan." ucap Kai.

D.o terdiam cukup lama, mencerna kata-kata Kai.

"Gu--gue mesti gimana?" tanya D.o dengan mata yang sudah kembali berkaca-kaca.

"Lo harus bisa terima kenyataan. Semua yang terjadi ini pasti ada hikmahnya." balas Kai sambil menggerakan ibu jarinya untuk menghapus air mata yang sudah terbentuk di pipi tembam D.o

"Sekarang lo tidur. Besok lo gak usah sekolah, istirahat aja dulu sehari." ujar Kai seraya menepuk puncak kepala D.o lembut.

"Be--besok lo anter gue balik kan?" tanya D.o gugup.

"Ne, besok pagi gue anter balik kok. Sekalian gue berangkat sekolah."

Lalu, D.o pun menenggak habis hot chocolatenya sampai habis. Setelah itu, D.o beranjak ke atas kasur. Merebahkan badannya dan memejamkan matanya rapat-rapat. Sementara, Kai yang ditinggal sendirian di balkon hanya bisa menatap yeoja itu dengan tatapan sendu.

Setelah itu, Kai beranjak pergi ke dapur untuk menyimpan dua cangkir hot chocolate yang telah habis tak tersisa.

Kai berjalan mendekati kasur yang ditempati D.o, lalu Kai pun merebahkan dirinya dipinggir tubuh yeoja itu. Kai memandangi wajah itu dengan seksama. 'Yeppeun' gumam Kai dalam hatinya. Lalu, ia pun mencium puncak kepala D.o dengan bermaksud agar yeoja itu tidur dengan tenang. Kai menarik selimut tebal dengan motif abstrak berwarna hitam putih itu dan menutupi tubuh yeoja itu dan dirinya hingga sebatas leher. Lalu, Kai pun menyusul D.o ke alam mimpinya.

Author note:
Annyeong 💙
Apa kabar? 
Mian lama gak update
Mian ceritanya makin gaje
Mian part ini pendek banget
Thanks for waiting
And
Thanks For Reading 💞💞
Saranghae!!!

- KAISOO LOVE STORY -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang