56

5.1K 360 24
                                    

"Iya udah. Sama Rafly aja ya?" Tanya Aca.
"Yaudah deh." Jawab (Nk).
Aca pun berangkat ke sekolah bersama Eja.

Rafly dan Ray sudah masuk mobil.
"Mau naik gak? Kalo enggak, gue tinggal nih." Ancam Rafly.
"Iya iya. Gue naik." Jawab (Nk) lalu memasuki mobil Rafly.
"Gue sendirian nih di belakang?" Protes (Nk).
"Yailah kayak anak kecil aja lu!" Ledek Rafly.
"Yaudah gue ke belakang." Ucap Ray lalu pindah ke belakang.

"Enak banget ya kalian. Gue berasa jadi supir pribadi." Sindir Rafly.
"Ah udah gak usah banyak ngomong. Cepet berangkat. Entar kesiangan." Ucap Ray.
Rafly pun menjalankan mobilnya.

"Sepi banget." Ucap Rafly lalu menyalakan musik. Ia memutar lagu Raisa - Mantan Terindah.
"Wih. Lagu kembaran gue nih." Ucap (Nk).
"Kembaran? Jauh kali." Ucap Rafly.
"Lah kan katanya semua cewek sama aja. Di situ gue ngerasa mirip Raisa." Ucap (Nk).
"Iyain." Jawab Rafly.

"Ayo Ray nyanyi. Nih liriknya gue ganti. Baca aja ini." Ucap (Nk).
Mereka berdua pun bernyanyi.
"Mengapa engkau waktu itu
Duakan diriku
Dan saat ini engkau selalu
Ingin bertemu
Dan mengulang jalin cinta

Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau di sana aku di sini
Meski hatimu memilihku."

"Anjrit. Nyindir banget." Batin Rafly.
Kini Rafly bernyanyi dengan pelan. Ray dan (Nk) diam mendengarkan.

"Andai kubisa
Ingin aku memelukmu lagi
Di hati ini hanya engkau
Mantan terindah
Yang selalu kurindukan."

"Ciee.." ucap Ray.
"Orang nyanyi dicie-in. Kenapa? Suara gue bagus ya?" Tanya Rafly.
"Pede banget lu." Jawab Ray.
"Udah-udah. Udah nyampe nih. Kuy ah turun!" Ajak (Nk).
Mereka semua pun turun dan memasuki kelas masing-masing. Rafly berjalan dengan (Nk) menuju kelas mereka.

'Oh iya. Gue lupa. Gue kan harus nolak Rafly secara halus.' Batin (Nk).

"Em.. Fly, kayaknya lo duluan aja deh." Ucap (Nk).
"Loh, kenapa?" Tanya Rafly.
"Gue mau ke toilet dulu." Jawab (Nk).
"Oh.. ya udah. Mau dibawain tasnya?" Tanya Rafly.
"Gak. Biar gue aja." Jawab (Nk).
"Oke." Ucap Rafly lalu pergi.

Tiba-tiba datang Diandra.
"(Nam), lu mau nikung gua?" Tanya Diandra dengan tangan yang sudah dilipat di dada dan tatapan sinisnya.
"Nikung apaan?" Tanya (Nk).
"Halah. Gak usah so' gitu deh lu. Gue tau, lu mau deketin Rafly lagi kan?" Tuduh Diandra.
"Heh! Yang deketin siapa? Si Rafly yang deketin gue. Ngapain lu marah-marah sama gue? Fitnah aja lo." Protes (Nk).

"Maling mana ada yang ngaku. Udah jujur aja. Lo mau nikung gue kan?" Tuduh Diandra lagi.
"Nikung? Sorry. Bukan gue." Jawab (Nk).
"Eh! Denger ya! Kalo sampe lu ngerebut Rafly dari gue, gue gak akan segan-segan bikin lo dibenci sahabat-sahabat lo. Termasuk cowok lo. Dan juga Rafly." Ancam Diandra.

Tanpa sepengetahuan mereka ternyata Rafly tadi tidak langsung ke kelas. Ia mengikuti (Nk). Dan Aca juga kebetulan lewat.

"Lo mau Rafly? Ambil aja ambil. Sanguan ngarah wareg. (Tambahin nasi biar kenyang.) Lagian Rafly mana mau sama cabe pasar." Ucap (Nk) lalu pergi.
Namun Diandra memegang tangan (Nk) lalu memutarnya kebelakang dan menggenggamnya.
"Aw!" (Nk) meringis kesakitan.
"Ngomong sekali lagi!" Ucap Diandra.
"Cabe- aw! Cabe pasar! Gue gak takut sama lo!" Ucap (Nk).

Diandra menyeret (Nk) dan mendorongnya ke lapang hingga (Nk) terluka.
"Aw!" Ringis (Nk).
"Jangan sampe lo balikan lagi sama Rafly." Ucap Diandra.
"Ambil aja sana! Jadi orang jangan asal nuduh!" Ucap (Nk) dengan masih meringis.

Aca segera berlari menolong (Nk).
"Apa-apaan lo?!" Aca memarahi Diandra.
"Eng.. enggak kok Ca. Tadi (Nk) jatoh. Aku mau nolongin tapi keburu kamu datang." Ucap Diandra.
"Dasar bermuka dua! Lo kira gue gak liat? Dari tadi gue liat semuanya. Dasar cabe!" Ucap Aca lalu membawa (Nk) ke UKS.

GC Line Muser IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang