"Selamat pagi, Eomma." Gumam Taehyung ceria, melangkahkan kedua kakinya menuruni tangga, menuju ruang makan. Ia menyapa seorang wanita paruh baya -- Ibunya.
"O? Selamat pagi juga, Taehyung."
"Mau sarapan apa hari ini? Eomma punya roti sandwich, sereal dan bubur. Ayo silahkan pilih, Sayang." Tawar Nyonya Kim pada Taehyung.
Taehyung tidak menanggapi tawaran ibunya. Ia merasa aneh, mengapa kepalanya tiba-tiba menjadi pusing begini?
"Tolong berikan saja dia bubur, Eomma. Lihat, dia pasti belum makan apapun sejak semalam." Taehyung terkejut. Tanpa memberi aba-aba sedikitpun, Seokjin menghambur memeluk dirinya yang sedang terduduk di kursi makan.
"Jin hyung ...."
"Eoh! Selamat pagi, Tae-ya."
Taehyung tersenyum, "Mengapa hyung belum berangkat kerja?"
"Kenapa? Memangnya kau tidak merindukan hyungmu ini, hmm?"
"Bukan begi---"
"Ahhh aku merindukan adikku ini. Sudah berapa lama ya aku tidak makan bersamamu?"
Taehyung bergeming.
"Hyung ... kepalaku sakit." Batin Taehyung menjerit. Pusingnya semakin menjadi-jadi.
"Loh, Tae? Kenapa diam saja?"
Taehyung sibuk menghalau rasa sakit di kepalanya, "Huh?"
"Itu, makan buburnya."
"N-ne, Hyung."
Taehyung meraih semangkuk bubur yang ada di depannya, mengambil sebuah sendok yang terletak di sampingnya. Tangannya kembali gemetaran, tetapi ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja. "Hyung?"
Seokjin menoleh, "Ada apa?"
"Boleh tidak kalau hari ini aku menginap di rumah Jimin?" Tanya Taehyung takut-takut.
Seokjin menghentikan pergerakan sesuap sereal yang akan masuk ke dalam mulutnya, "Jimin?"
Taehyung mengangguk, "Iya, Jimin."
"Kemarin kakaknya menelpon hyung."
"Apa?"
"Katakan, mengapa kemarin kau ke dermaga? Untuk apa kau ke sana?" Seokjin menatap Taehyung curiga, sekaligus marah.
"A-aku ...."
"Jawab, Taehyung!"
"Aku minta maaf, hyung."
"Aku tidak butuh kata maafmu, Taehyung. Untuk apa kau ke sana?"
"Aku kesepian, Hyung."
"Aku ... merindukan appa dan eomma, dan juga kau, Hyung."
“Aku merindukan kalian karena tidak ada waktu yang kalian sisihkan untukku
kecuali hanya untuk bekerja.”Seokjin tersentak, "Maksudmu?" Ia menatap lekat manik mata Taehyung.
Kakaknya bukanlah seseorang yang peka.
Taehyung memijat pelipisnya pelan, tidak menghiraukan perkataan Seokjin. "Hyung, aku pergi dulu.""Soal aku menginap di rumah Jimin hari ini, tidak jadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Awake ( V & Jin FF)
FanfictionAku merana. Sebenarnya, aku ingin bermimpi lebih. Namun demikian, tampaknya waktu datang untuk meninggalkanku. ©dyowaseul, 2018.