Sembilan

3.5K 316 33
                                    

"Eomma?"

"Hm?"

Taehyung menatap lurus ke depan, menyetir mobil yang di kendarainya dengan tenang. Sesekali, ia memijit pangkal hidungnya dengan sembunyi - sembunyi agar tidak kelihatan oleh ibunya. Saat ini, mereka sedang dalam perjalanan ke apotik untuk menebus obat Taehyung yang baru.

"Bagaimana jika kita membuat foto keluarga yang baru? Yang di ruang tengah itu sudah usang sekali. Tubuhku saja masih sepinggang Eomma, haha."

Taehyung terkekeh. Ia mencoba meminimalisir sakit kepalanya yang menjadi - jadi. Ia harus tetap tenang, tidak boleh ketahuan oleh ibunya.

Taehyung meraih tangan sang ibu yang duduk di sebelah kursi kemudi, menggenggamnya erat tanpa menoleh, tetap memperhatikan jalanan.

"Itu ide yang bagus. Nanti eomma akan pikirkan lagi."

"Geurae."
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  

"Eomma," panggil Taehyung, lagi. Jujur saja, ia ingin sekali berkata pada ibunya kalau kepalanya sakit sekali. Tapi, apa boleh buat?

"Iya? Ada apa?"

Taehyung tiba - tiba saja merasa ada sesuatu yang mengalir dan mengarah ke bibirnya. Taehyung menutupi hidungnya menggunakan sebelah tangannya, meringis ketika sensasi perih dan panas itu berlomba mengalir melewati lubang hidungnya. "Bisa tolong ambilkan aku tisu? Sepertinya hidungku berair."

"Benarkah?" Ibunya mengapai kotak tisu yang tergeletak di dasbor, tak sedikitpun mengetahui kalau anaknya itu sedang dilanda kesakitan. "Nanti eomma beli sekalian obat flu untukmu."

"Eoh. Gomapda, Eomma."

Anak itu cepat - cepat membuka seat belt ketika mereka sudah tiba di depan apotik. Membuka kaca mobil, membuang tisu ber-bercak noda merah itu asal. Ia menggelengkan kepala menghalau rasa pening yang telah menjalar ke mana - mana.

Ibunya telah keluar dari mobil. Sedangkan Taehyung, anak itu masih berfikir dua kali kalau harus mengekori ibunya ke dalam apotik sana. Kepalanya sakit sekali, sumpah. Ia tak mau berakhir tumbang di sana dan kembali merepotkan lagi. Ia harus duduk di sini sampai ibunya kembali membawa pil pahit penyambung hidupnya itu.

Langkah ibunya yang sudah berjalan di depan pintu masuk apotik itu terhenti, kembali putar balik menghampiri anaknya yang masih berada di dalam mobil. "Tae, ayo. Kenapa masih di sini?"

Taehyung membuka kaca mobil, "Aniyo, Eomma. Aku di sini saja."

"Oke. Jangan pergi ke mana - mana dan tunggu eomma di sini. Ara?"

"Hm ara."

"Akh gila, sakit sekali!"

Taehyung memukul - pukul pahanya, melampiaskan rasa sakit yang tak kunjung reda. Menahan tangis yang akan membuncah keluar, ia menubrukkan kepalanya ke stir mobil. Anak itu menyedihkan sekali.

Ia mengambil air putih yang ada di mobilnya itu. Meneguk rakus, menghela napas yang putus - putus ketika isi botol air mineral itu sudah kerontang masuk ke dalam lambungnya. Anak itu menyenderkan kepalanya ke kursi jok, berharap bahwa rasa sakit ini akan segera berangsur pergi.

Saku Taehyung terasa bergetar. Ternyata Jimin menelponnya. Tanpa ragu, ia menggeser tombol hijau, tersenyum saat suara Jimin berhasil menusuk indra pendengarannya, melupakan sejenak rasa sakit yang mendera.

"Halo, Tae! Bagaimana kabarmu? Kau sudah baikan?"

"Ya seperti biasa. Aku baik."

"Wah syukurlah. Aku masih belum bisa percaya kalau kau malah mabuk ketika sedang sekarat begitu. Kau gila haha!"

Awake ( V  & Jin FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang