Lima

3.5K 333 14
                                    

Ibu dua anak ini memotong sayur-sayuran, daging sapi, dan merebus kuah kaldu yang akan ia siapkan sebagai menu makan malam keluarga mereka. Ia sangat lihai dalam mengerjakan hal dapur. Lihat saja, tangannya bergerak ke sana ke mari saat memotong bahan - bahan itu.

Di meja makan pula, terlihat Sang Ayah yang sedang membaca koran. Asik sekali. Mulutnya merapalkan kalimat-kalimat yang tertera di kertas koran, tak jarang memperbaiki letak kacamatanya.

Di sofa ruang tengah, ada Seokjin yang tengah menonton siaran berita televisi.

Dan, di mana Taehyung? Mengapa ia tidak terlihat sama sekali?

"Jja, jja, mari ke sini. Makanan makan malam sudah siaaap." Teriakan ibu menggema ke seluruh isi rumah. Begitu terdengar ke telinganya, Seokjin langsung bergabung bersama ayahnya, merapihkan tatanan menu yang tidak tersusun rapih di atas meja. Ibunya pergi lagi ke balik konter dapur, mengambil beberapa mangkuk nasi.

Sang Ibu melepas celemeknya, menuang air mineral ke gelas. Selesai sudah, ia mendudukkan diri di samping suaminya.

Sadar tak melihat sosok anak kedua, wanita yang sudah masuk kepala lima itu angkat bicara, "Di mana adikmu, Jin?"

Seokjin hanya mengendikkan bahu sambil mengambil lauk pauk di meja, "Di kamar. Sejak pulang sore tadi, dia tidak keluar dari kamar sama sekali. Wajahnya juga cemberut gitu."

"Dia punya masalah kah?" Tutur ayahnya bergabung ke percakapan. "Sebaiknya kau hampiri dia di kamar. Dia punya masalah lambung, nanti kambuh bagaimana?"

Seokjin mengangguk mengerti, beranjak dari kursi menuju kamar Taehyung yang tepat berada di samping kamarnya. "Tae? Ayo turun. Makan malam." Ia menggedor pintu kamar adiknya, "Cepat turun. Oke?"

"Eoh." Taehyung menjawab dari dalam kamarnya.

Anak itu sedang berbaring di ranjang, memikirkan nasibnya ke depan. Ia sedang sekarat. Ada monster di dalam tubuhnya. Monster itu sangat jahat, Taehyung takut.

Teriakan yang sama kembali Taehyung dapati dari Seokjin karena ia tak kunjung keluar. "Arasseo, arasseo."

Kedua Pemuda Kim berjalan beriringan menuruni tangga. Si Sulung berjalan terlebih dahulu, di susul dengan Si Bungsu.

"Tae, kenapa tidak turun dari tadi?" Tegur ibunya.

Si Bungsu hanya tersenyum kecut, tak berniat menjawab pertanyaan ibunya. Ia duduk, meraih gelas dan menenggak isinya. Ketika hendak meraih sendok, kepalanya tiba-tiba saja sakit. Ia mengernyit, lalu menggeleng guna menghalau rasa sakit itu.

Ibunya memperhatikannya. Sang Ibu sangat tau gerak gerik dari anaknya itu. "Taehyung? Ada apa?"

"Aniya, Eomma. Perutku hanya sedikit sakit karena belum makan sedari tadi siang." Kilah Si Bungsu ini. Tak mungkin ia menceritakan semuanya pada keluarganya sekarang. Ia tak mau kelihatan lemah. Ia harus berjuang sendirian. Taehyung tidak ingin keluarganya kerepotan karena tubuhnya yang bertingkah.

"Aigoo, sudah ibu peringatkan padamu agar tidak telat makan, bukan? Nanti ibu berikan obat maag mu. Sekarang, makan dulu nasinya."

Taehyung meraih lauk yang ibunya sodorkan. Mengunyah tanpa selera, kemudian kembali menenggak air setelahnya.

"Aku harus bagaimana?"
  
   

♡♡♡

   
 

Esok paginya, Taehyung bercermin di cermin besar yang terpajang di dinding kamarnya. Ia menyibak poninya kebelakang, melihat ada memar kebiruan terhias di keningnya hasil hantaman yang ia perbuat sendiri ke stir mobil. Ia meringis. Ah, mungkin dia lupa kalau tubuhnya mudah memar karena kanker sialan yang bersarang di tubuhnya saat ini.

Awake ( V  & Jin FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang