Man(t)an

78 6 0
                                    

Delsoon yang menyadari teman lamanya sudah tidak ada disampingnya langsung mencari.
Delson menyusuri setiap sudut lobby dengan mata elangnya.

Tepat saat ia menatap lurus kedepan Delson melihat Dude tengah berbincang dengan seorang wanita yang terlihat anggun meski ia melihat dari belakang, karena memang wanita itu kini membelakangin nya.
.
Delsoon memutuskan menghampiri keduanya..
Namun belom sempat Delsoon mengetahui siapa sosok anggun itu delsoon mendengar Dude teriak dan wanita itu lebih dulu pergi.

"Siapa tuh bro,Sekertaris lo?  Eh kayanya pacar lo ya? Soalnya dia berani gitu ama lo.." tanya Delsoon dengan pikiran anenya.

"Orang gila dia. Udah yukk keruangan gua sebentar, abis itu kita nongkrong." Ucap Dude masih meringis memegangi perutnya yang habis dicubit Manan sahabat karibnya.

"Aneh lo. Cewe anggun gitu dikata gila." Ucap delsoon sambil melenggang masuk ke lift mengikuti Dude.

Setibanya di ruangan Dude. Delsoon dipersilahkan duduk. Sedangkan Dude sibuk mencari dompetnya yang tertinggal semalam.

Menyerah dengan keadan alias dengan dompetnya yang tak kunjung ketemu Dude menelpon sekertarisnya yang tak lain adalah Manan.

"Woy, lu liat dompet gua kaga?" Tanya dude.

"Selow dong. Dendam amat sama gue."

"Sakit pea! Liat enggak nih."

"Itu di laci bapak Dude yang terhormat."

"Oh. Okey." Ucap Dude ketika membuka laci dan ternyata ada. Padahal tadi sepertinya sudah ia buka tapi nihil.

"Ada lagi enggak nih?"

"Kesini kalo berani. Sekertaris macem apa lo." Tantang Dude bercanda. Karena Dude tau wanita itu tak akan berani.

"Hahahahaha Terimakasih bapak Dude yang terhormat. Saya sedang sibuk, karena anda membatalkan seluruh jadwal."

Tuuuuut....tuuuuut...tuuuuut...

Delsoon yang melihat hanya bisa menatap bingung. Baru kali ini selama ia bergabung dalam dunia bisnis melihat hubungan antara atasan dan bawahan seperti itu. Terlebih jabatan Dude adalah Direktur, seharusnya tak ada yang berani.

"Sekertaris lu gede juga nyalinya." Ucap Delsoon.

"Sama bawahan harus berbaur bos. Jangan jadi atasan yang sok bossy. Haha" Ucap Dude yang diakhiri tawa mengejek karena setau dia Delsoon adalah atasan yang sanggat Bossy.

"Sialan lo!" Hardik Delsoon.

"Tapi kayanya gue kenal suara dia deh. Kaya familiar gitu." Sambung delsoon penasaran.

Dude yang mendengar ucapan Delsoon langsung mencari jawaban yang pas karena ia tak mungkin mengatakan "itu temen kita wooy". Bisa dimutilasi dia dengan Manan sahabat yang merangkap menjadi sekertaris nya.

"Iyalahh familiar orang suaranya cempreng gitu." Ucap Dude berusaha tertawa. sedangkan Delsoon hanya manggut manggut paham namun masih penasaran.
Delsoon tau rasa penasarannya tak begitu penting, sehingga dia mempercayai omongan Dude dan menyingkirkan rasa penasarannya.

Sebenarnya Dude tak ingin berbohong pada Delsoon namun, disisi lain Dude sudah kepalang janji dengan Manan. Jadi baginya tak akan terlalu dosa jika berbohong demi janji.
.
Dude dan Delsoon menaiki lift dan langsung menekan lantai dasar menuju lobby kantor.
Pada saat pintu lift terbuka di lantai 4 Dude kaget begitu juga seorang wanita cantik yang terlihat sangat anggun,  yang hendak melangkah kan kakinya mendadak kaku.

Keduanya bersamaan menatap Delsoon. Sedangkan yang ditatap malah asik dengan ponselnya.

Tiba-tiba seorang karyawati memanggil nama wanita anggun yang kini tengah berdiri kaku, dengan hati setengah mati sedang kacau karena bertemu dan manatap langsung orang dari masa lalunya.

"Bu Manan, mari bu. Pak kusnir bilang semua sudah siap."

Si empunya nama tak menghiraukan ajakan karyawatinya. Sedangkan Manan masih asik memandang Delson dari dekat.

Delsoon mengalihkan pandangannya dari ponsel dan mencari sosok yang tadi disebut oleh salah seorang wanita.

"Nan? Hey." Ucap Dude berusaha menyadarkan Manan yang masih terpaku.

"Ehh?.... empph oh. Kalau begitu kita lewat tangga darurat saja." Ucap Manan begitu sadar dan langsung meninggalkan lift yang masih terbuka menuju tangga darurat.

Sekarang malah Delsoon yang menunjukkan  wajah kagetnya karena bisa bertemu dengan Manan orang dari masa lalunya...

Dude yang melihat kejadian itu malah berdecak tak heran. Dude sudah tahu akan seperti ini.
Kedua sahabatnya memang aneh.

Apa susahnya bertemu untuk menghilangkan rindu!

Pintu lift tertutup, dan Delsoon baru tersadar bahwa wanita yang ia rindukan telah menghilang.

"Yukk keluar." Ajak Dude ketika pintu lift terbuka lebar di lobby.

"Ehhh? Kok udah disini aja. Manan mana? Itu tadi Manan kan de?" Ucap Delsoon menggebu-gebu.

"Sibuk dia." Ucap Dude santai.

"Tapi gua mau ketemu." Ucap Delsoon kekeh.

"Nanti aja. Jangan ganggu dia dulu." Ucap Dude mengarahkan Delsoon ke dalam mobil.

.

Setibanya Di kaffe Delsoon langsung menodong Dude dengan mata elangnya yang tajam meminta penjelasan.

Sesuai perjanjian mereka selama perjalanan, Dude akhirnya menjelaskan mengapa ia tak menceritakan sejak Dua tahun silam ketika Delsoon mencari Manan.

Itu semua karena Manan yang meminta nya agar Dude tak memberi tahu Delsoon apapun tentang dirinya, meski disini Dude wajib memberi tahukan semua tentang delsoon kepadanya -Manan-.

'Manan memang egois' batin Dude

Manan lebih senang jika Delsoon mengetahui diri telah ikhlas kehilangan nya.
Manan lebih senang Delsoon menganggapnya jahat.
Bahkan manan lebih senang menganggap dirinya membeci Delsoon.

"Manan wanita cantik yang bisa sangat bodoh karena Delsoon. Ck!" Bantin Dude

Padahal semua itu bohong. Dude lah korban dari kebohongan Manan. Ia yang setiap weekend menamani Manan seharian dikamarnya hanya untuk melihatnya menangis merindukan sosok Delsoon.

Dude lah yang telah berjasa untuk Manan, tapi sayang Manan selalu saja menjahili atasannya itu ketika rindunya muncul dihari kerja.

"Jadi selama ini dia cuma pura-pura?" Tanya Delson tak percaya.

Sedangkan Dude hanya tersenyum miris.

"Tapi kenapa? Seandainya dia jujur kita enggak akan sejauh ini kan de?" Ucap Delson lagi.

Tiba tiba pelayan datang dengan membawa Dua cangkir kopi dan meletakkannya di meja mereka.

"Makasih mas." Ucap Dude datar.

"Lu mau tau jawabannya? Karenaa...." Jawab Dude ketika pelayan telah pergi dari mejanya.

Delsoon menunggu jawaban Dude penuh harap.

"Karena dia percaya janji kalian. Dia masih percaya itu!" Ucap Dude mulai kesal ketika mengingat Manan yang sangat sulit melupakan pria yang ada didepannya sekarang.

Jika saja Delsoon bukan sahabat lamanya sudah pasti Delsoon habis ditangan Dude.

.
.
@oreo_meo
(12-12-2017)

MAN(T)ANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang