Dellsoon sengaja tak mengganggu tidur nyenyak wanitanya. Tenang rasa melihat orang yang ia rindukan berada disisinya, meskipun ia baru saja kehilangan omah tercintanya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, namun sepertinya tidurnya sungguh terjaga. Dellsoon putuskan untuk kembali ketempatnya semula yaitu taman belakang dengan secangkir coklat panas.
Sambil membuka beberapa email lewat ponsel miliknya, ia mendengar pintu terbuka dan seseorang bicara dengan formal. Entah kenapa tawa ku meledak walaupun tak besar tapi sepertinya wanita itu mendengarnya.
Melihat gelagatnya yang terburu sepertinya ia masih berpikir ia telat untuk berangkat kekantor, padahal jelas jelas Dude memberikan nya libur secara cuma hari ini yang belum wanita itu ketahui. Hihihi
Setelah selesai menelpon wanita itu menoleh ke segala arah seakan mencari sesuatu, namun ketika ia menemukan Dellsoon entah mengapa ekspresi nya berubah drastis tubuhnya juga terlihat kaku. Ada apa dengan wanita itu?
Dellsoon menghampiri nya, mengajaknya duduk karena terlihat jelas wajahnya masih sangat kacau. Dellsoon mengajaknya duduk dimeja makan.
Ingin rasanya berbagi kisah yang Dellsoon lewati tanpa wanita itu."Duduklah dulu, kau terlihat kacau." Ucap Dellsoon menuntunnya duduk.
"Are you oke?" Tanya Dellsoon lagi setelah melihat ia masih terdiam.
"Hah? Eh, emmm oke. Tapi maaf saya harus pergi." Jawab Manan terlihat gugup. membuat Dellsoon berpikir apa yang sudah terjadi dengan wanitanya.
"Can you stay here a minute, I promise I won't take long."
Manan diam.
"Can we talk about this. To start, or maybe bad to end this without the burden." Ucap Dellsoon berusaha berkata selembut mungkin dengan meraih tangan nya.
Manan diam, namun sesaat kemudian membuka suara.
"Membicarakan apa? Semua sudah berakhir.... aku nyaman dengan hidupku dan kurasa kau pun sebaliknya.""Ku mohon manan, jangan membohongi hatimu lagi. Keluarkan apa yang ingin kau katakan." Ucap Dellsoon berusaha mencari sebuah rasa yang masih kokoh namun wanita itu pungkiri.
Manan diam.
"Tell me and I'll hear right." Ucap Dellsoon, tanpa sadar tanganya meraih dagu manan menuntunnya agar lebih tegak menatap lurus kearah nya.
Hening...
Tesss....
Sebuah air mata meluncur dari mata indahnya. Ini yang ku cari, kejujuran darinya. Matanya tak pernah, bahkan tak akan pernah berbohong padaku.
''dia masih gadisku yang dulu' batin ku.
Manan membuka suara.
"Untuk apa? Bukan kah kau bilang kau sudah lupa cinta kita, bukan kah ini semua keinginan mu? What the hell!" Ucapnya tegas sambil tangannya menghapus air mata yang masih tersisa di pipinya, dan Dengan wajah smirk ia mengakhiri kalimatnya."Kau tau manan, tak ada yang lebih menyakitkan ketika aku rindu kalian. Kau dan omah." Ucap Dellsoon jujur dan tulus.
"Jika kau masih marah akan keputusan ku 6 tahun silam kumohon, maafkan aku. Anggaplah itu keputusan ABG labil yang belum memiliki jati diri. Kau tau, pada saat itu aku sangat jengah dan lelah pada situasi. Aku disana sendiri mengurusi aset keluarga ku dengan umur yang semuda itu, sedangkan pikiran ku selalu tertuju pada kalian yang disini. Ku pikir saat itu dengan ku sudahi hubungan kita semua rasa rinduku akan mu sedikit mengurangi beban, tapi ternyata salah semua malah semakin membuatku kalut." Jelas Dellsoon mengatakan yang sebenarnya.
Manan masih bertahan dalam diamnya.
"Jika kau berpikir aku pria brengsek. Yah, itu aku. Usia remaja yang belum memiliki jati diri membuat ku salah mengambil tindakan dan melepaskan mu yang tulus begitu saja. Ku lampiaskan rinduku untukmu pada mereka yang mengejar ku. Kau tau? Biarpun aku berganti ganti kekasih tapi rasanya kosong dan hampa, tak sama seperti saat bersama kau. Tapi semua itu tak berlangsung lama.
Kau ingat ketika aku menghubungi mu setelah keputusan konyol ku itu?saat itu aku sungguh sungguh ingin meminta maaf pada mu, tapi sayang sepertinya saat itu aku terlambat kau sangat marah padaku, dan seperti nya saat itu kau sudah memiliki pengganti ku jadi ku putuskan melepaskan mu."
Dellsoon diam memberi jeda, sebenarnya Manan ingin mengoreksi ucapan Dellsoon diakhir kalimat tapi ia kalah telak ketika Dellsoon kembali membuka suara."Kau tau, semua kata kata manis, rindu dan apa pun itu tentang cinta disosial media ku hanya ilusi ku saja. Itu semua ungkapan rinduku untuk mu, bukan untuk yang lain. Kau tau aku selalu memantau mu meski kau hanya tau aku cuek dan tak perduli. Tapi dibalik itu semua aku sangat sangat merindukan mu. Bahkan dua tahun lalu ketika kau menghilang tak pernah lagi terdengar kabar mu dari media sosial ataupun kerabat yang lain membuat aku kacau. Sungguh jika bukan omah Titi yang meminta aku akan segera pulang saat itu dan mencari mu."
Diam, Hening dan kaku.
"Ku mohon jujur lah pada ku. jika tidak untuk ku, jujurlah untuk hatimu sendiri." Ucap Dellsoon penuh harap.
-12/06/18-
-oreomeo-

KAMU SEDANG MEMBACA
MAN(T)AN
RomantizmAda nama yang tersemat dalam doa. . Ada cinta yang tersemat dalam luka. . Dan Ada rindu yang tersemat dalam kenang. .. Seburuk apapun kamu dimata aku tapi kamu tetep yang terindah. . Dan aku benci itu. . . (Oreo) . . Didalam cerita ini ada 2 pov, ya...