DUA

46 20 7
                                    

Bel pertanda masuk berbunyi. Ayla berlarian menuju kelas. Tak ia pedulikan ayah yang dari tadi memperhatikannya. Pak Ridho bahagia, bisa membesarkan anaknya walau tanpa kehadiran seorang Ibu. Ia bahagia, anaknya mulai tumbuh besar dan aktif. Suatu kebahagian yang tak bisa ia jelaskan dengan kata-kata. Hanya air mata yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan pak Ridho pagi itu.

Didalam kelas, Ayla dikenal sebagai murid yang pintar dan aktif. Ia selalu mempertanyakan hal-hal baru yang sebelumnya tidak diketahuinya. Ia juga pandai bergaul sesama teman. Kelas terasa ramai dan riuh oleh suaranya yang cempreng dan sengau itu.

"Dinda, kamu lagi ngapain?" Ayla menepuk pundak sahabatnya

"Ayla... kamu bikin kaget aja deh!" gerutu Dinda dengn bibir manyun dan tangan yang sibuk memainkan jalinan rambut kepang duanya itu.

" Maaf, aku kan gak sengaja," rengek Ayla

" O iya, kok bu Santi belum masuk? Kan udah jam tujuh? " tanya Ayla sambil menempelkan telunjuk kanan di keningnya, tak ubahnya seperti detective Conan, kartun kesayangannya itu.

" Ayla sayang... Ibu ada disini, tepat dibelakangmu Nak." Ayla terkejut, dan suara itu memang suara bu Santi. Ayla terdiam, kikuk. Perlahan ia menghela napas panjang dan mencoba mengumpulkan keberanian untuk menoleh kebelakang, tepat kearah bu Santi.

"Hmm... Ibu," Cengir Ayla, sambil menyalami gurunya itu. Wanita itu pun tertawa kecil, melihat tingkah polos dan lucu para muridnya, sambil terus berjalan kedepan untuk menenangkan suasana kelas. Ia duduk dikursi yang sudah cukup tua, dan kembali berceloteh sana-sini menjawab pertanyaan muridnya.

Itulah bu Santi, dengan segala kesederhanaan serta kepintaran yang ia punya. Ia rela ditugaskan di desa terpencil seperti ini, karena ia yakin menjadi guru adalah jalan hidupnya. Disaat kebanyakan orang ingin menjadi guru karena alasan materi, ia tetap mempertahankan falsafah bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda saja. Sebuah ironi pendidikan yang terjadi dimasa sekarang ini.

"Anak-anakku.. dengarkan sebentar ya! Ibu ada pengumuman untuk kalian," Ibu Santi berseru kencang tapi dengan nada yang lembut.

"Hari ini kita tidak belajar, karena guru-guru akan rapat mengenai persiapan ujian semester, jadi kalian boleh pulang"

" HOREEE..." teriak Ayla spontan, dan tanpa disadari semua mata tertuju padanya. Ia bingung, kenapa teman-temannya melihat seperti itu kepadanya, bukankah ini berita bagus? pikirnya

"Ayla.. dengar dulu nak!" tegur bu Santi halus,

"Tapi kalian harus tetap belajar dirumah, dan dua hari lagi itu adalah hari....."

"Hari Minggu kan Bu?" potong Dinda

"Benar Dinda, dan kita juga memperingati hari Ibu," jelas Bu Santi

"Hari Ibu?" pikir Ayla. Tak pernah ia mendengar hari itu sebelumnya, nanti ia akan tanyakan pada ayah, apa itu hari Ibu? Dan ia akan tanyakan pula kapan hari ayah.

"Jadi, PR kalian adalah membuat gambar yang mewakili sifat seorang Ibu, dan ceritakan di depan kelas, oke... sekarang kalian boleh pulang tapi baca ...." terang bu Santi

"Hamdalah kan, Bu,?" Sahut Dinda

Bu Santi menggeleng-gelengkan kepalanya "Dinda... Dinda," sahutnya pelan

THE JOURNEY OF AYLA"Palu Pilu Ibuku"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang