EMPAT

23 17 4
                                    

"Yah.. apa itu hari Ibu?" Pak Ridho terkesiap mendengar pertanyaan anaknya itu. Ia bingung harus menjawab apa. Ia yakin pertanyaan ini akan berkepanjangan, mengingat Ayla adalah anak yang paling ingin tahu dan kritis akan lingkungannya. Namun pak Ridho berusaha tenang dalam menjawab pertanyaan anaknya itu. " hari Ibu adalah hari dimana semua anak menguacapkan terima kasih atas pengorbanan ibunya, begitu Ayla" Ayla mendengar dengan penuh perhatian. Kemudian muncul pertanyaan dalam dirinya. Bagaimana ia bisa mengucapkan terima kasih kepada Ibunya itu, sedangkan ia tak tahu dimana ibunya.

"Dimana ibu sekarang, yah? Ayla pengen bilang terima kasih ke ibu, yang telah melahirkan Ayla," Ucap Ayla polos

Pak Ridhoterharu, ia ragu untuk menceritakan dimana orang tua Ayla sekarang. Ia takutAyla belum siap menerima kenyataan tentang apa yang terjadi pada ibu dan ayah kadungnya. "Ayla.. kamu mau tahu dimana ibumu?" Ayla mengangguk.

"Tapi, apa kamu bisa menerima kenyatan apapun yang terjadi pada ibumu, Nak?" pak Ridho tahu kalimat yang keluar dari mulutnya belum pantas untuk diterima oleh anak seusia Ayla. Ada gurat kecemasan pada wajah pak Ridho yang masih gagah walau umurnya mulai menua.

Dengan ragu, Ayla menganguk sekali lagi. Walaupun sebenarnya ia tak paham apa maksud dari ayahnya itu.

"Besok kita akan ketempat Ibumu," kata pak Ridho datar

"Horee... terima kasih ayah," lelaki itu tersenyum dan memeluk anaknya. "Ayla.. tuh udah adzan Isya, kita sholat jemaaah ya Nak, kita do'a kan Ibu!" pak Ridho menggendong anak kesayangannya itu, menuntun ke kamar mandi dan berwudhu'.

THE JOURNEY OF AYLA"Palu Pilu Ibuku"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang