ENAM

12 15 5
                                    

"Sebentar lagi kita akan bertemu dengan orang tua mu Ayla, apa kamu senang Nak?"

Langkah-langkah kecil Ayla terlihat terburu-buru menyeimbangi langkah kaki ayahnya. Sesekali, Ayla memegang tangan ayahnya dengan erat, taktala melihat kera liar meloncat dari pohon satu kepohon lainnya. Ia semakin bingung, kenapa ayah membawanya kebukit. Padahal, semalam ia berpikir ayah akan membawanya kekota, dan bertemu dengan ibunya yang berada dikota. Tapi, keadaan sekarang memang tak pernah terpikirkan olehnya.

Pak Ridho mengeluarkan parang yang diselipkan di belakang celananya, dan mulai membuka jalan yang akan mereka lewati. Beberapa menit kemudian, tampaklah dua onggok tanah yang membukit, lengkap dengan batu berukuran besar diujung gumpalan itu. Disampingnya, terlihat pohon kamboja yang tinggi, dan daunnya bertebaran diatas gundukan tanah tadi. Ayla terpaku, tak mengerti maksud semua ini.

"Yah... ini kan kuburan? Apakah ibu sudah meninggal?" kegembiraan yang tadi dirasakannya, seketika berubah. Ia pun tak kuasa untuk tidak menangis.

Dengan hati yang ragu, ia mendekati dua makam yang ada dihadapannya.

" Makam ibu yang mana yah?" tanya Ayla dengan suara gemetar.

" Ayla.. kedua maka inilah tempat peristirahatan kedua orang tuamu.. yang ini adalah makam Ibumu, dan sebelahnya makam ayahmu" jelas pak Ridho sambil mengusap pundak anaknya.

"Jadi Ayla bukan..."

THE JOURNEY OF AYLA"Palu Pilu Ibuku"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang