Chapter 8: Makan Malam

3.7K 414 63
                                    


New dengan lemas memandang ponsel miliknya menunggu pesan dari seseorang. Lalu menempelkan kepalanya di meja kafetaria dengan wajah kusut. Singto yang ada di depanya hanya mengelengkan kepalanya tidak mengerti pada kelakuan New.

"Ai'New ada apa denganmu" Tanya Singto.

"Aku merasa Gun menjahuiku. Aku tidak pernah bertemu lagi dengannya sejak bertemu di rumahmu waktu itu" Jawab New.

"Kau yakin? Mungkin Nong Gun sedang memikirkan cara untuk menolakmu" Goda Singto.

"Sepertinya iya" Ucap New menghela nafas beratnya.

"Kau sakit? Sejak kapan kau mendengarkan ucapanku?"

"Entahlah aku tidak tahu" Ujar New sambil menutup matanya.

Begitulah jika sedang frustasi New itu jadi orang yang aneh. Singto bahkan tidak percaya New menganggap candaannya itu serius. Bagaimana bisa New sudah menganggap dirinya kalah duluan padahal belum memulai apapun?

"P'New" Panggil White dengan tersenyum manis kearah New.

Melihat kedatangan White dan Captain decakan kesal keluar dari mulut New. Pasti mereka ada maunya. Apalagi sampai tersenyum manis begitu.

"Apa Nong White?"

"Bantu aku ya P"

"Tidak. Aku sedang malas berbicara. Aku juga tidak ingin mewawancarai siapapun saat ini" Jawab New.

"Kumohon P' bantu aku. Ini penting. Aku harus mewawancarainya untuk majalah kampus minggu depan. Aku akan memberikan apapun untuk P" Bujuk White.

"Apapun itu?" Tanya New yang di jawab anggukan oleh White. New menunjuk Captain yang berdiri di sebelah White. Melihat itu reflek White menyembunyikan Captain di belakang punggungnya.

"Oi. P' dia pacarku tidak bisakah P' meminta yang lain" Tolak White.

"Bukan itu. Aku ingin bertanya padanya"

"Bertanya apa P'New" Tanya Captain yang menyembulkan kepalanya di belakang bahu White.

"Apa kau tahu Gun kemana?"

"Gun akhir - akhir ini jarang hang out denganku dan Tee. Kenapa P' tidak cari saja kekelasnya. Kaliankan satu fakultas. Jika tidak tanya Ai'Krist saja. Mereka selalu berdua belakangan ini" Jawab Captain.

Mendengarnya New menghembuskan nafas berat dan kembali menempelkan kepalanya di atas meja. Harusnya New tidak keceplosan waktu itu. Supaya Gun tidak menjahuinya. Tapi New tidak suka berbohong. Karena rasanya di tipu itu menyakitkan dan New tahu itu.

"Siapa yang harus aku wawancarai?"

"Earth Pirapat Mahasiswa fakultas olahraga tahun kedua"

Nama itu. Nama orang yang paling New tidak ingin dengar selama ini. Kenapa dari sekian banyak mahasiswa berprestasi lainnya harus dia yang New wawancarai.

"Tidak. Aku tidak mau. Meskipun kau memberiku apapun" Jawab New Dingin.

Singto menangkap nada dingin dari Newpun meletakan ponselnya lalu memandang New. Raut wajah kesal dan penuh kebencian tergambar jelas di sana.

"Nong White lebih baik pergilah. Bawa juga Captain. Tidak baik untuk kalian berdua jika terus disini" Usir Singto pada mereka berdua sebelum menjadi sasaran amukan New.

"Tenangkan dirimu. Tidak bisakah kau melupakannya?"

"Tidak mendengar nama penghianat itu aku jadi kesal"

"Aku tahu sebenarnya kau hanya kecewa padanya. Kau tidak membencinya" Ucap Singto menepuk pelan pundak New.

"P'Singto" Panggil Krist dengan terburu - buru menghampiri New dan Singto.

[1]. A World That Is You [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang