Chapter 1: Hujan

10.3K 749 90
                                    

#Krist P.O.V

Langit mulai menghitam, membuat suasana menjadi terlihat sedikit mendung. Hal itu membuatku menyerngit tidak suka. Sebab itulah hal yang paling aku benci selama ini, sehingga aku berharap hujan tidak akan turun, karena aku sedang tidak membawa payung saat ini.

Namun ternyata, nasib tidak berpihak kepada ku. Baru saja aku berharap supaya hujan tidak akan turun, tetapi sekarang aku justru melihat tetesan air hujan, yang turun dengan perlahan-lahan membasahi jalanan yang aku lihat dari kaca kafe dimana aku tengah berada kini.

Sehingga hanya satu harapanku yang tersisa saat ini, berharap jika akan ada sebuah keajaiban yang datang padaku. Supaya tetesan air hujan itu tidak bisa membasahi tubuhku nantinya, sebab tidak akan mungkin meminta teman-temanku yang kini ada bersama denganku mengantarkan aku pulang. Akan terjadi masalah nantinya.

Saat ini aku tengah bersama dengan teman-teman lamaku ketika aku SMP, kami semua sengaja berkumpul disini hanya untuk menjalin tali pertemanan yang sempat terputus, akibat jarang bertemu.

"Kit."

Tiba-tiba, aku merasakan ada seseorang yang memanggil namaku. Suara itu membuatku tersenyum, sebab aku mengenali suara itu, suara yang sangat familiar untukku.

Sehingga aku menatap ke arah sumber suara, melihat seseorang pria tampan yang kini tersenyum manis kepadaku, aku mengenali pria itu, sampai-sampai aku tidak bisa menahan senyuman manis terukir di wajahku karenanya. Dia adalah keajaibannya, sesuatu yang aku tunggu.

Pria tampan itu melambaikan tangannya kepadaku, sebelum melangkahkan kakinya ke arah mejaku berserta teman-temanku. Baru saja pria itu tiba di mejaku, tangan jahilnya sudah mengacak-acak rambutku ini dengan gemas tanpa permisi terlebih dahulu.

"Sawasdee khap."

Pria itu memberikan salam, dengan suara beratnya yang terdengar sangat berat, sekaligus lembut itu kepada teman-temanku.

"Kenapa P' kesini?"

Aku bertanya kepada pria itu, karena aku tadi tidak memberitahunya jika saat ini aku berada disini, atau nanti aku akan berada di tempat ini. Jadi bagaimana bisa ia tahu aku berada disini?

"Tentu saja menjemputmu, nong."

Pria itu menjawabnya dengan santai, sambil mencium pucuk kepalaku di hadapan para teman-temanku, sehingga tidak ia tahu hal itu membuatku merasa malu.

Namun jangan salah paham dulu tentang suatu hal, aku belum memberitahu kalian siapa pria ini sebenarnya. Siapa dia dan apa hubungannya denganku.

Singto Prachaya namanya. Pria tampan berkulit Tan, pria dengan mata yang berbahaya di tambah senyuman yang melelehkan hati setiap orang yang melihatmu. Jika kalian mengira pria ini adalah kekasihku, maka kalian salah. Sebab sebenarnya pria tampan yang saat ini berada tepat di sampingku ini adalah kakak keduaku.

Jangan bertanya kepadaku, kenapa ia memperlakukan aku seperti ini, karena jujur saja aku tidak tahu. Tetapi aku tidak keberatan dengan hal itu, entah kenapa aku justru terkadang menyukainya.

"Tapikan aku tidak bilang jika aku ada di sini. Darimana P' tahu aku ada disini?" Cecarku kepadanya, ingin tahu akan hal itu.

"Aku yang memberitahunya, Krist." Sela seorang pria mungil, berwajah imut yang mendudukan dirinya tepat di sampingku. Pria itu adalah sahabatku. Namanya adalah Gun.

Oh, ternyata si penghianat itu adalah Gun. Sahabatku sendiri. Aku tidak pernah menyangka ternyata dialah mata-mata yang di kirimkan oleh kakakku. Pantas saja selama ini kakakku tahu apa yang aku lakukan. Sepertinya Gun sudah bosan menjadi sahabatku, dan kini lebih memilih untuk menjadi musuhku.

[1]. A World That Is You [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang