Ending

5.2K 413 83
                                    

Krist P.O.V

Hari - hari yang ku lalui sejak hari itu masih tetap sama dan  tidak ada yang berbeda sedikitpun. Yang berbeda hanyalah aku lebih menyayangi mereka berdua. Dan mereka berdua semakin membuatku merasa bahagia.

Ku lirik P'Nam yang kini tengah duduk di sebelahku dengan mata yang terfokus pada televisi yang tengah menyala di depan mata kami. Ku senderkan kepalaku di bahunya. Tanganya reflek mengelus rambutku dengan lembut.

Akhir - akhir ini P'Nam menjadi lebih sering berada di dalam rumah dan sangat perhatian padaku dan P'Singto. Entah ada angin apa yang menerpanya sampai P'Nam menjadi berubah seperti itu. Biasanya pekerjaannya itu adalah prioritas utamanya.

"Apa yang kalian berdua lakukan?" Tanya P'Singto yang baru datang dan tiba - tiba duduk di tengah kami berdua.

"Memangnya apa?" Tanyaku balik dengan kesal selalu saja P'Singto menggangguku jika bersama dengan P'Nam.

Melihatku cemberut kearahnya ia menyenderkan kepalaku di bahunya dan mengelus rambutku. P'Singto itu selalu tidak mau kalah dari P'Nam. Dan P'Nam juga sama tidak mau kalahnya dari P'Singto. Mereka tidak pernah berubah sama sekali. Di saat mereka berdua bertemu tidak ada ketenangan sedikitpun untukku.

"P'Sing besok kita jadi pergikan?" Tanyaku pada P'Singto.

"Iya. Kamukan tahu Nong Gun memaksa P' untuk ikut" Jawabnya padaku.

"Memang kalian mau kemana?" Tanya P'Nam menyela pembicaraan kami berdua.

"P' tidak perlu tahu" Jawab P'Singto dengan wajah yang menggemaskan jika aku melihatnya saat ini.

"Aku heran kenapa Nong Kit bisa suka pada Nong Sing? Dia itu sangat mengesalkan dan juga bisa dengan mudah membuat orang naik darah" Cela P'Nam pada P'Singto.

"Biarpun menurut P' aku begitu tetapi aku tetap adikmu apa P' tidak tahu itu? Harusnya P' berpikir jika aku saja begini bagaimana dengan dirimu?" Sahut P'Singto tidak mau kalah.

Aku menghela nafas beratku sebelum bangkit dari sofa dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua. Jika aku tetap di sana aku yakin pasti yang menjadi korbannya itu adalah aku. Sungguh aku lelah pada mereka berdua. Selalu bertengkar hanya untuk hal yang tidak penting.

Ku langkahkan kakiku menuju anak tangga lantai dua rumah ini. Setelah itu berjalan melewati lorong dimana kamarku berada. Hal pertama yang kulakukan setelah memasuki kamar adalah menghempaskan tubuhku di atas tempat tidur. Dan mencoba memejamkan mataku. Perlahan mataku semakin berat.

Ku rasakan ada seseorang yang memeluk tubuhku. Membuatku dengan terpaksa membuka mataku yang tadinya sudah berat. Ku lihat P'Sing tengah memelukku.

"P'Sing kenapa ada disini? Jika P'Nam melihatnya P' pasti terkena masalah" Ingatkanku padanya.

"Biarkan saja dia mungkin akan memukulku dengan sapu seperti kemarin" Jawabnya sambil mengeratkan pelukannya di perutku.

Membuatku tertawa mengingatnya. Kemarin P'Singto menciumku di atas tempat tidur dan bertepatan dengan P'Nam masuk kedalam kamarku. Melihat hal itu P'Nam menjadi kesal pada P'Singto dan mengambil sebuah sapu yang ada di belakang pintu kamarku. Setelah itu menghampiri P'Singto dan hendak memukulnya dengan sapu itu. Sontak saja P'Singto yang melihatnya berlari menghindari P'Nam. Dan terjadilah adegan kejar - kejaran seperti anak kecil membuat kamarku jadi berantakan karena ulah mereka berdua.

"Sekarang aku tidak membawa sapu tapi membawa pukulan basbol" Ujar P'Nam yang tiba - tiba sudah ada di ambang pintu kamarku dengan sebuah pukulan basbol di tanganya.

"Aahhh P' kenapa seperti itu padaku. Aku mau tidur disini. Kenapa P' selalu menggangguku" Rengek P'Singto pada P'Nam.

"Kau mau tidur disini?" P'Singto menganggukan kepalanya "Nong Kit tidur di kamar P' saja biar P' yang tidur disini" Ujar P'Nam sambil memberiku isyarat untuk mendekatinya. Belum sempat aku mendekatinya tangan P'Singto menahan lenganku.

[1]. A World That Is You [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang