Chapter 21: Special 🔞

5.9K 401 117
                                    

Krist P.O.V

P'Singto mendudukanku di pangkuannya. Tanganya melingkar erat di perutku. Sebelum wajahnya semakin mendekatiku secara perlahan. Ku tahu dia pasti ingin menciumku. Tetapi ada ide jail yang muncul di benakku sekarang. Saat bibir kami hampir bertemu aku langsung bangkit dari pangkuannya. Membuat P'Singto oleng dan terjelembab di lantai.

Bukankah itu sungguh lucu? Aku bahkan tidak bisa menghentikan tawaku. Saat ku sadar P'Singto tidak ada di hadapanku lagi melainkan sudah berbaring di tempat tidur dengan kedua matanya yang terpejam. Kurasa dia marah karena aku menjailinya.

"P' marah padaku?" Tanyaku sambil berjalan kearahnya.

Hening.

Tidak ada jawaban.

Aku menaiki tempat tidur P'Singto dan duduk di atas tempat tidur. Aku menatap P'Singto yang memejamkan matanya tepat di sampingku.

"Aku tahu P' tidak tidur...Cepat buka mata P" Ujarku tapi P'Singto tidak menjawabnya.

"P'Sing...." Seruku sambil mengoyang - goyangkan bahu P' Singto. tetapi P'Singto hanya diam saja tidak bergeming sedikitpun.

"P'? P'Sing? P' benar sudah tidur? P'? Jawab aku?" Ucapku dengan kesal tetapi P'Singto tetap tidak menghiraukannya.

Aku merasa kesal karena di acuhkan. Langsung saja aku beranjak dari tempatku duduk. Ingin turun dari tempat tidur tetapi tangan P'Singto menahanya lenganku dengan erat.

Tanpa aba - aba apapun tangannya menarik lenganku sehingga tubuhku oleng dan terjatuh di atas tempat tidurnya. Belum sempat aku berpikir apa yang dilakukannya. P'Singto perlahan merangkak naik di atas tubuhku sambil mencekal kedua tanganku dan menaikannya di atas kepalaku. Dan itu sukses membuatku tidak bisa bergerak dan kabur darinya.

Ini semua membuat ku gugup bahkan jantungku saat ini tidak mau berkompromi. Ritmenya berpacu lebih cepat dari biasanya. Sampai rasanya aku bisa terkena serangan jantung mendadak saat ini juga. Apalagi di tambah dengan melihat tatapan mata P'Singto yang menatapku secara intense saat ini.

"P'Sing...P' mau apa?" Tanyaku dengan terbatah karena gugup. Apalagi saat nafas hangatnya menerpa wajahku. Membuatku merinding seketika karenanya.

"Menurutmu apa?" Bisiknya padaku dengan suara berat tapi lembutnya itu.

"Ini tidak seperti yang aku pikirkan kan P'?" Tanyaku gemetaran.

"Apa yang kamu pikirkan?" Ujarnya sambil menciumi wajahku.

"P'Nam ada dirumah P" ingatkanku padanya. Berharap ia mau melepaskanku. Aku tidak ingin membuat masalah lagi antara P'Sing dan P'Nam jika sampai P'Nam tahu.

"Jika kamu tidak berteriak P'Nam tidak akan tahu" Bisiknya padaku dengan sensual.

"Tapi...Tapi...Aku...." Aku melihat kearahnya yang seolah memohon padaku.

Sekarang aku bingung harus apa? Apalagi aku tidak akan pernah bisa kabur karena dengan bodohnya mengunci pintu kamar ini tadi. Dan aku yakin tidak akan pernah bisa menolaknya. Tapi ini adalah hal baru untukku.

"Baiklah lakukanlah" Ujarku pasrah pada apapun yang ia lakukan padaku.

"Benarkah? Jika kamu menyetujuinya P' tidak akan pernah melepaskanmu. Pikirkanlah terlebih dulu"

"Sudah lakukan saja kenapa P' suka sekali berpikir" Keluhku padanya. Jika terlalu banyak berpikir aku pasti nanti akan berubah pikiran.

Perlahan P'Sing mulai mencium bibirku. Awalnya memang lembut tapi semakin lama semakin panas dan menuntut. Lidah kami bergelut di dalam aku mengerang saat P'Sing mengigit bibirku dengan bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin panas saat P'Sing memperdalam ciuman kami.

[1]. A World That Is You [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang