Chapter 20: Pertengkaran

4K 411 49
                                    


Hari masih pagi saat Krist dan Gun sibuk berkemas karena hari ini liburan mereka berempat akan berakhir. Gun menatap New dan Singto yang tengah duduk di sofa itu dengan gemas. Yang ingin kembalikan bukan cuma Krist dan Gun saja tetapi mereka berdua juga. Bukannya membantu berkemas mereka berdua justru tengah sibuk bermain game di ponsel mereka masing - masing.

"Apa P' akan tinggal di sini seumur hidup?" Tanya Gun kesal pada New.

"Tidak. Kitakan akan pulang hari ini. Tapi jika Gun ingin tetap disini bagaimana jika kita berdua disini saja" Jawab New tanpa mengalihkan pandanganya dari ponsel miliknya.

"Ck. Memang siapa yang mau bersama P'? Cepat bantu aku jangan duduk berdiam diri saja disana" Perintah Gun.

"Tidak mau. Bukankah ada Gun dan Kit? Kalian lakukan saja berdua" Tolak New.

"P'New!!!" Panggil Gun kesal.

Namun New menatapnya saja tidak. Dan justru masih sibuk dengan ponsel miliknya. Seolah itu yang paling penting di dunia ini. Gun menatapnya geram. Jika sudah berurusan dengan game. Bahkan ucapan Gun tidak sedikitpun di hiraukan oleh New. Gun melangkahkan kakinya mendekati New dan menarik telinga New dengan kencang.

"Gun sakit...Lepaskan telinga P" Rengek New pada Gun yang menatapnya kesal.

"Rasakan saja. Ini adalah hukuman orang yang tidak mendengarkanku. Aku daritadi sudah lelah berbicara pada P' tapi tidak sedikitpun ucapanku yang P' dengarkan" Ujar Gun dengan semakin menarik telinga New lebih kencang lagi.

Sementara Krist dan Singto yang melihatnya hanya tertawa geli. Karena New tidak pernah akan berani membalas apa yang Gun lakukan padanya. Yang bisa New lakukan hanyalah memohon supaya Gun melepaskannya.

Sebelum mereka berempat pulang. Mereka menyempatkan diri untuk terakhir kali melihat suasana pantai itu. Krist menggandeng erat lengan Singto. Dan menatap laut luas di depannya. Krist tidak akan pernah melupakan tempat ini. Karena tempat ini sangat bersejarah untuknya. Di mana Singto mengatakan cintanya pada Krist disini.

.

.

.

Hari sudah hampir malam saat mobil yang New kendarai memasuki halaman rumah keluarga Singto. New menepikan mobilnya. Singto keluar terlebih dulu dan mengambil semua barang - barangnya yang ada di bagasi mobil New.

"Sudah selesai Sing?" Tanya New yang di jawab anggukan oleh Singto.

"Kalau begitu kami duluan ya" Ujar New sebelum melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumah itu.

Saat Krist ingin membawa barangnya. Tangan Singto dengan cepat mengambilnya lebih dulu dan membawanya memasuki teras rumah mereka. Krist hanya tersenyum melihat tingkah Singto.

Saat semakin mendekati rumah. Terlihatlah pintu rumah mereka terbuka. Itu artinya Nam tengah ada di rumah saat ini. Langkah kaki Krist terhenti saat itu juga. Ragu untuk masuk atau tidak kedalam sana. Singto yang melihat Krist terdiam di belakangnya menggandeng lengan Krist mengajaknya masuk.

"Bersikaplah biasa saja. Agar dia tidak curiga. Nanti kita akan coba membicarakan tentang kita padanya. Tapi secara perlahan kita harus membuatnya mengerti jika terlalu mendadak nanti dia akan emosi dan tidak mau mendengarkan kita" Tenangkan Singto pada Krist yang di jawab anggukan oleh Krist.

Di ruang tamu ada Nam yang tengah duduk di salah satu sofa dan tengah sibuk mengetik sesuatu di laptopnya. Menyadari kehadiran kedua adiknya. Nam menghentikan pekerjaaannya dan menatap mereka berdua.

"Bagaimana liburanya?" Tanya Nam pada Krist.

"Menyenangkan P" Jawab Krist gugup.

"Baguslah. Apa Nong Kit senang? Jika iya. Bagaimana nanti kita akan pergi liburan bertiga. Dan tempatnya Kit bisa memilih sendiri. P' dan Nong Sing akan mengikutinya. Yakan  Nong Sing?" Ujar Nam yang di jawab anggukan oleh Singto.

[1]. A World That Is You [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang