Chapter 25 : Penyelesaian

4.4K 397 116
                                    

Satu minggu kemudian.

Singto pulang kerumahnya dengan Nam yang memapahnya. Masuk kedalam kamarnya. Sebenarnya Singto belum di perbolehkan untuk pulang karena masih dalam masa penyembuhan tetapi karena Singto terus merengek kepada Nam supaya dirinya bisa pulang.

Akhirnya Nam menyerah dan berbicara dengan dokter yang merawat Singto supaya adiknya itu bisa di rawat jalan. Meskipun harus seminggu sekali kerumah sakit untuk memeriksakan lukanya.

"Kenapa P' masih disini? P' tidak bekerja?" Tanya Singto pada Nam yang tengah duduk di sofa kamarnya.

"Tidak. P' akan berkerja di rumah saja. Karena ingin terus mengawasimu. Supaya kau tidak bertindak semaumu" Jawab Nam.

"P' seperti orang yang tidak punya pekerjaan. Pergi sana aku mau tidur. Aku terganggu jika ada yang memperhatikanku saat tidur" Usir Singto pada Nam yang daritadi memandanginya.

Nam menatap Singto dengan sebal. Sakit bukan membuatnya itu berpikir lurus tetapi justru semakin parah.

Bagaimana bisa Singto mengusir kakaknya sendiri?
Apa Nam pernah mengajari begitu?
Darimana Singto mendapatkan ajaran yang tidak sopan seperti itu?

Saat Nam ingin keluar dari kamar bertepatan dengan Krist yang baru saja memasuki kamar Singto. Nam langsung menggandeng tangan Krist mengajaknya untuk pergi meninggalkan kamar Singto bersama dengannya.

"Ada apa P'?" Tanya Krist bingung melihat Nam tiba - tiba menyeretnya.

"Nong Sing tidak ingin ada yang mengganggunya karena dia ingin tidur jadi lebih baik Kit bersama P' saja" Ajak Nam.

"Tunggu dulu!!!!" Teriak Singto membuat langkah Nam dan Krist yang ingin keluar terhenti.

"P' pergi saja tinggalkan saja Kit disini" Ujar Singto tidak ingin Krist pergi bersama Nam.

"Bukankah kau tadi bilang tidak suka ada orang yang memperhatikanmu saat kau tidur" Sindir Nam.

"Itu hanya khusus untuk P'Nam saja. Kit tidak termasuk" Jawab Singto dengan wajah tidak bersalahnya.

Sungguh rasanya Nam ingin sekali memukul kepala Singto saat ini juga. Bagaimana bisa Singto pilih kasih antara dirinya dan Krist.

"Bagaimana bisa kau mengusir P' tapi ingin Kit tetap disini?" Tanya Nam tidak percaya.

"P' juga pilih kasih antara aku dan Kit jadi tidak usah protes padaku" Jawab Singto tidak mau kalah.

"Jadi kau ingin balas dendam pada P'?" Tanya Nam.

"Tepat sekali. Pergi sana aku mau tidur" Usir Singto sembari meledek Nam.

Yang hanya bisa Nam lakukan hanyalah berdecak kesal pada Singto dan pergi meninggalkan Singto berdua dengan Krist.  Singto beruntung karena dirinya sedang sakit jika tidak Nam pasti akan melawannya. Hanya saja Nam sangat malas untuk berdebat dengan Singto karena setiap Nam melawannya Singto pasti akan berpura - pura kesakitan supaya Nam menurutinya.

"Kemarilah kenapa diam disana" Ujar Singto pada Krist yang hanya berdiam diri di tempatnya setelah Nam pergi.

Krist berjalan menghampiri Singto dan duduk di samping tempat tidur Singto. Tangan Singto langsung menggenggam salah satu tangan Krist dan menaruhnya di pipinya.

Sementara Krist hanya tersenyum melihat kearah Singto. Tangan Krist terulur untuk membenarkan rambut Singto yang sedikit berantakan. Perlahan Krist menundukan kepalanya kearah Singto. Ingin mencium bibir Singto tetapi saat bibir mereka hampir bertemu.

"P'Sing...."

Suara seseorang membuat Krist mengurungkan niatnya dan sedikit menjauh dari Singto. Membuat Singto kesal dan melihat siapa yang datang. Dan ternyata pengganggunya itu adalah Apple. Sontak saja Singto langsung menatapnya dengan malas.

[1]. A World That Is You [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang