(12) KOK BISA?

56 7 26
                                    

12.
-Kok Bisa ?-

Sudah tiga hari Abang mengantar jemput Emily sesuai janjinya yang telah ia buat pada saat piknik kemarin. Emily merengek-rengek ke Abang agar diantar jemput ke sekolah selama seminggu. Awalnya papanya tidak mengizinkan karena pasti merepotkan Abang yang hampir tiap hari sibuk. Namun Abang tidak merasa keberatan karena untuk minggu ini ia hanya mempunyai jadwal sibuk di hari sabtu dan minggu.

“Udah nyampek nih Mil.” Seru Abang sambil menggoyangkan badannya karena Emily belum juga turun dari jok motor. Abang memarkirkan motornya tepat di depan pintu pagar rumah Emily. Merasa yang diajak ngobrol tidak juga merespon, ia langsung menoleh ke belakang.

“Woy Mil! Loe ngelamun apa lagi tidur?!” Abang agak berteriak.

“Gue masih sadar keleesss, ga usah pake teriak segala.” Jawab Emily dengan nada malas.

“Lha terus ngapain loe masih disini?” Abang masih menoleh ke arah Emily. Emily yang duduknya menyamping enggan melepas tangan kanannya dari piggang Abang.

“Kita muter komplek gue sekali lagi yuk?” matanya berubah berbinar-binar sambil menatap Abang.

“Ogah! Kita udah dua kali muter Milyyyy. Loe kenapa sih?! Gue mau pulang, laper tahu!” kata Abang mencoba melepaskan tangan Emily dari pinggangnya.

“Ih Abang  mah pelit. Gue lagi suntuk tahuuu.” Kali ini ia langsung melepaskan tanganya dan kemudian turun dari motor Abang.

“Ya tidur lah kalo suntuk. Kenapa? Mau gue temenin?” Abang menggoda Emily.

“Idiihh ogah. Udah ah sana pulang. Hus! Hus!” kata Emily sambil melepaskan helmnya.

“Hahaha, kali kan loe lagi modus pengen ditemenin gue.” Kata Abang sambil menyalakan mesin motornya. “Eh tuh motor siapa Mil? Kak Sam beli motor baru lagi?” tanya Abang saat matanya menangkap sosok motor besar Kawasaki Ninja merah terparkir di dalam halaman rumah Emily.

“Motor baru?” tanya Emily heran. Ia langsung membalikkan badannya dan melihat motor siapa yang dimaksud Abang. “Tahu tuh, mungkin punya temennya si Daniel.” Jawab Emily yang lalu badannya sudah menghadap Abang kembali.

“Cie si Daniel, tuh anak punya juga temen yang kayak begitu.” Ledek Abang.

“Jangan salah, temen-temennya justru malah kebanyakan pada tipe-tipe bad boy semua.” Kata Emily.

“Hahahaha, awas tuh ntar ketularan. Yaudah gue balik ya.” Kata Abang pamit.

“Makasih Bang, byee!” Emily melambaikan tangannya.

Ia langsung membuka pagar rumahnya dan masuk ke pekarangan. Ia jadi penasaran dengan motor yang terparkir di halaman rumahnya itu. Dilihatnya sepatu sneaker ukuran dewasa tersimpan bersebelahan dengan sepatu sneaker milik Kak Sam di depan pintu masuk. Jika sepatu milik kakaknya itu tidak disimpan lagi ke dalam rumah, sudah dapat dipastikan bahwa kakaknya itu akan keluar rumah lagi.

“Hmm, ini sih temennya Kak Sam. Pasti mereka mau nongkrong.” Gumam Emily dan ia pun langsung masuk ke dalam rumah. “Assalamualaikum.”

“Waalaikum salam.” Jawab Daniel dan seorang cowok yang duduk bersebelahan dengan Daniel. Daniel sedang duduk di karpet di depan meja ruang tengah yang sudah penuh dengan buku-buku pelajaran, sedangkan cowok yang tidak asing itu sedang duduk di sofa di samping Daniel.

“Kok bisa?” kata Emily dalam hati. Ia kaget seketika memasang wajah aneh bertanya-tanya. “Kok dia bisa ada disini sih?” pikirnya dalam hati. Ia berjalan mendekati Daniel karena tidak ingin terlihat canggung di depan cowok yang dikenalnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asmara Kuda PoniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang