(9) JUARA

38 7 4
                                    

9.
-Juara-

Beberapa hari pun berlalu. Emily tampak selalu mengecek ponselnya barangkali ada chat atau panggilan masuk dari Kenzo. Namun nihil, cowok bernama Kenzo itu tidak menghubungi Emily lagi semenjak saat itu. Emily menjadi yakin kalau Kenzo sama saja seperti cowok-cowok yang dulu pernah mendekati dirinya. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak memikirkan Kenzo lagi.

Hari-H pertandingan final basket pun tiba. Emily memaksa dan mengancam keempat sahabatnya untuk menonton pertandingan Aldi. Ini adalah pertandingan dan pengabdian terakhir Aldi untuk Bakti Kencana, jadi semua sahabatnya harus menonton pertandingan Aldi. Kali ini Dimas tidak mengajak Gina untuk menonton dengan alasan takut pulang kemaleman.

Pertandingan final kali ini yaitu antara Bakti Kencana dan Nusa Bangsa. Emily dan keempat sahabatnya sudah mempersiapkan atribut supporter seperti papan yel-yel, terompet dan kecrekan. Tak lupa mereka memakai hasduk di kepala mereka kecuali Emily yang memakai topi dari Aldi dan Ojan yang memakai ikat kepala etnik.

Pertandingan pun dimulai, suara gemuruh para supporter saling bersaut-sautan. Abang yang akhir-akhir ini jadi vlogger di youtube membawa kamera mirrorless untuk ngevlog. Selain sibuk menyoraki, ia pun sibuk dengan kameranya sendiri. Ia menshoot dirinya sendiri, lalu sahabat-sahabatnya, suasana pertandingan, dan tak lupa juga men-shoot Aldi yang sedang bermain di lapangan. Berbeda dengan Candra yang juga membawa kamera tetapi tidak untuk membuat vlog, hanya untuk mengabadikan momen saja lewat memotret.

“GO ALDI GO ALDI GOO!!” pimpin Dimas dan Ojan menyoraki yang kemudian diikuti dengan para supporter sekolahnya.

“GO BK GO BK GO!!”

“BAKTI KENCANA PASTI JUARA!”

“WE ARE WE ARE BK! BK!”

Suara sorakan Bakti Kencana dibalas dengan sorakan dari supporter Nusa Bangsa yang juga tak kalah semangat.

“Alddiiiiii,, we love yoouuuuu!! Loe pasti bisaaa!!” Teriak Emily. Entah kenapa suara Emily tersebut membuat Aldi menoleh ke arahnya. Aldi langsung tersenyum genit dan mengedipkan sebelah matanya. Cewek-cewek yang melihat Aldi langsung semangat menyoraki Aldi.

“Kak Aldiiiiiii, we love youuuu!”

“Gilaaa! Padahal si Aldi Cuma ngedipin mata doang, tapi yang nyorakinnya hampir segedung.” Kata Candra takjub.

“Itulah kekuatan bintang lapangan cuy, makanya kali-kali jadi bintang lapangan lah.” Sahut Ojan.

“Hahaha, yoi bro! kayak gue juga, bintang lapangan Taekwondo.” Dimas ikut-ikutan menyahut.

“Iye dah iye yang juara Taekwondo.” Balas Candra.

“Tapi kalah pas tanding ama bokapnya Mily, hahaha.” Ledek Ojan yang juga diikuti gelak tawa Candra.

“Parah loe-loe pada, ya kali gue disuruh ngelawan mantan atlet judo plus silat kayak Om Rahadian. Pasti kalah lah gue, gue cuma punya satu ilmu Taekwondo doang.” Dimas membela diri.

“Eh kalian lagi ngobrolin apaan sihh?” tanya Abang yang baru gabung setelah ia mematikan kameranya.

“Ini nih, kita lagi ledekin si Dimas.” Jawab Ojan yang masih menahan tawa.

Selagi sahabat-sahabatnya mengobrol, Emily merasa dari tadi ada yang memperhatikan dirinya. Ia merasa ada mata yang sedang memperhatikan dirinya semenjak ia masuk gedung ini. Mata Emily langsung melihat-lihat ke sekeliling gedung untuk mencari tahu. Yap! Tepat! Akhirnya terjawab sudah perasaan penasaran ia selama ini.

Tepat di seberang lapangan di bangku penonton yang ada di depannya ia melihat sosok Kenzo sedang berdiri membawa kamera yang menyorot ke arahnya. Merasa ia terpergok oleh Emily, ia langsung menurunkan kameranya. Kenzo tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Emily. Emily hanya terdiam tak membalas senyum dan lambaian tangan Kenzo. Raut muka Emily langsung berubah menjadi kaget dan agak ketakutan.

Asmara Kuda PoniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang