(10) PIKNIK - PART 1

80 7 24
                                    

Hi guys!
Selamat malam para pembaca setia Asmara Kuda Poni *sambil bawa pom pom*..
Maaf ya atas vacuum nya Askupon (disingkat biar nggak kepanjangan) selama sebulan ini.
Teteh author satu ini sedang diuji mentalnya di kantor, jadi kalo pulang kerja tuh pengennya langsung tidur aja, nggak mau buka laptop. Kalo buka laptop tuh berasa pengen muntah karena inget kerjaan di kantor (hohoho, maaf jadi curhat).
Terimakasih banyak atas perhatian dari beberapa pembaca yang nanyain “Teh Din, Kuda Poninya emang belom update yah? Teh Din, Kuda poninya kapan update lagi? Teh Din, Kuda Poninya mati yah?” Ups! Maafkan aku ampek dikira mati, padahal masih pengen lanjut.
Ya ampun maaf malah jadi banyak cerita, hapunten nyak. Mohon baca terus Asmara Kuda Poni, mohon dukungannya supaya teteh lebih bersemangat lagi.
Silakan membaca episode yang panjang ini ^^
Selamat menjalankan UAS/PAS buat adek-adek yang masih sekolah, semoga ujiannya dilancarkan 😊

10.
-Piknik Part 1-

Hari Sabtu pun tiba, sedari pagi Abang, Dimas, Candra dan Ojan sudah berkumpul di rumah Aldi. Mereka menjemput Emily jam 1  siang dan langsung berangkat menuju kota Subang. Perjalanan dari Jakarta ke kawasan Ciater-Subang tidak memakan waktu lama, hanya 3 jam melalui jalan tol. Selama perjalanan mereka menghabiskan waktu dengan bernyanyi dan main kuis.

Sekitar jam setengah 5 sore mereka sampai di kawasan Ciater Highland Resort. Daerah Ciater adalah daerah tinggi di kota Subang yang hampir seluruh areanya dikelilingi oleh kebun teh. Ketika memasuki tempat ini, mereka disuguhkan dengan pemandangan yang asri dan ada lapang hijau yang memiliki papan tulisan besar seperti Holliwood, namun bedanya tulisan disini adalah “Ciater Highland Resort”.

Aldi memarkirkan mobilnya di depan vila milik Dimas yang tempatnya agak jauh dari pintu masuk CHR. Vila yang memiliki dua lantai ini terlihat asri karena ada berbagai macam tanaman di sekelilingnya. Mereka disambut oleh Mang Caswi, penjaga vila yang juga kebetulan adalah penduduk dari Desa Cisaat yang berada di belakang CHR.

“Alhamdulillah nyampek juga A Dimas, dari tadi teh mamang nungguin.” Sapa Mang Caswi ketika Dimas turun dari mobil.

“Mang Caswi dari tadi nungguin?” tanya Dimas heran.

“Iyah, apanan kata Ibu teh, A Dimas sama temen-temennya mau kesini dari pagi. Kirain nggak bakalan jadi.” Jawab Mang Caswi.

“Kita tadi berangkat siang, lupa nggak kasih tahu Mami kalo berangkatnya siang. Maaf ya Mang Caswi.” Kata Dimas sambil menepuk pundak Mang Caswi.

“Ih ngapain atuh A mesti minta maaf. Ini tasnya biar mamang yang bawa ya A Dimas.” Kata Mang Caswi sambil menawarkan membantu membawa tas.

“Eh nggak usah Mang, mamang bawa barang-barang yang di belakang bagasi aja. Sekalian tadi ada beras titipan dari Papi buat keluarga Mang Caswi.” Kata Dimas menolak dengan halus.

“Ya Allah, kenapa mesti repot-repot bawa beras atuh A? Bapak sama Ibu mah meuni baik pisan, hatur nuhun yah A Dimas.” Jawab Mang Caswi dengan wajah tidak enak hati.

“Sama-sama Mang Caswi, kita juga kalo kesini selalu dikasih oleh-oleh nanas banyak banget dari Mang Caswi.” Kata Dimas sambil tersenyum.

“Aku mau pipiisss Dimasss. Boleh langsung masuk nggak? Udah nggak tahan ini.” Emily menyela pembicaraan dengan memasang wajah kebelet.

“Ya elah, kenapa nggak dari tadi Mil loe masuk?” tanya Dimas keheranan.

“Nggak enak, belom diijinin sama yang punya vilanya. Makanya dari tadi nungguin disini.” Jawab Emily masih dengan wajah kebelet.

“Ya ampuunn, cepet sana masuk Mil. Loe jangan ngompol disini, bau pesing nantinya.” Kata Dimas sambil mendorong Emily masuk ke dalam Vila.

“Tuh anak agak sengklek kali yah? Dari tadi bukannya bilang mau buang air, malah ditahan-tahan.” Abang buka suara.

Asmara Kuda PoniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang