Prolog

727 24 8
                                    

"Gengsi itu serupa benteng. Boleh dibangun setinggi mungkin, tapi harus tahu apa yang akan membuatnya rubuh."

***

Setelah semua tugas terselesaikan, jemarinya meraih benda kotak yang berada di atas nakas. Membuka aplikasi berwarna hijau yang ternyata sudah diramaikan oleh pesan dari multichatnya bersama Niara dan Klarisa.

Klarisa: :(

Niara: Sekolah woy
Niara: Gue dan tasya kangen sama loo

Klarisa: Hmm
Klarisa: Tasyaa kangenn

Niara: Taik

Klarisa: Yayaya w kangen jg sm lo

Niara: Bodo

Tasya terkikik sendiri membaca beberapa deretan pesan dari kedua temannya, Klarisa dengan Niara memang selalu begitu. Berantem padahal aslinya saling peduli.

Tasya: Holaa

Klarisa: Akhirnya lo muncul juga
Klarisa: Gue mau cerita sama kalian

Tasya: Cerita apaan?

Niara: Tentang?

Klarisa: Jadi gue putus sama Revan

Mata Tasya sontak membelalak kaget. Apa masalah mereka sebegitu rumitnya?

Tasya: Kok bisa?

Niara: Tau si ko bisa

Klarisa: Dari kemarin yang pas gue ribut itu dia gangabarin terus baru tadi sore gue putusin

Tasya: Revan emang mau?

Tasya tahu, bahkan sangat tahu jelas bahwa
hubungan antara Klarisa dan Revan pernah beberapa kali hampir kandas. Dan akibatnya selalu sama, yaitu Klarisa memang tipe bosenan, dan beberapa kali juga Revan menolak hingga hubungan mereka berlanjut ya lumayan lama.

Klarisa: Awalnya dia juga gamau cuma ya gua punya alasan yang kuat dan gua tau alasan gua itu bener-bener kelemahan dia

Niara: Ha? Gapaham gue

Tasya: Sama gue juga gapaham

Klarisa: Ya gt deh intinya

Tasya: Lo besok sekolahkan biar cerita yang jelas

Klarisa: Hmm

Tasya: Ohiya masalah lo sama nyokap lo gimana?

Klarisa: Hmmm

Niara: Ham hem ham hem

Klarisa: berisik deh tukang telat :(

Klarisa: Ohiya lo ngutang cerita sama gue

Niara: Gue?
Niara: Perasaan gue gaada cerita

Klarisa: Pede gilsss
Klarisa: Hidup lo emg datar kan
Klarisa: Sya cerita ih ada apa lo dengan Nando

Niara: Sama Keanno kali si Tasya

Klarisa: #teamNando

Niara: #teamKeanno

Tasya: Berasa cantik banget gue direbutin gitu

Klarisa: Emang kenyataannya gitu 'kan

Niara: Tau sih
Niara: Betewe temen jomblo gue ntar sokap yak :(

Klarisa: brisik lo

Tasya: freecall aja ya

Belum kedua temannya itu menyetujui, jemari Tasya langsung memencet opsi telpon. Dan kembali suara kedua temannya memenuhi indera pendengarannya.

Tasya kemudian bercerita panjang kali lebar tentang kedekatannya dengan Nando akhir-akhir ini. Dia juga bercerita banyak tentang hari ini. Hari dimana ia merasa mempunyai dua perasaan yang berbeda.

"Aaah sweet banget sih kalian," kata Niara yang melebih-lebihkan responnya setelah Tasya bercerita bahwa ia tadi diantar oleh Keanno.

"Si Nando itu cemburu sama lo, ketawan banget," kali ini ganti Klarisa berbicara.

Cemburu? Dengan Keanno? Jadi si Nando cemburu dengan Keanno?

"Ah masa sih?"

"Iyaak cemburu, terus dia ngabarin lo nggak sekarang?" Klarisa bertanya lagi di sambungan freecallnya.

Tasya menggeleng walau ia tahu kedua temannya tidak bisa melihat gerakan kepalanya. "Nggak."

"Lo sebenernya suka sama siapa sih?" tanya Niara penasaran.

"Gue juga nggak tahu."

Klarisa kembali berujar, "Nih ya sya. Sebenernya gue dukung lo sama siapa aja, bukan dukung Nando doang. Cuma yang gue lihat itu pertama, si Nando cemburu sama lo. Kedua, Keanno suka sama lo."

Tasya sendiri tidak tahu jelas bagian ucapan Klarisa yang mana hingga membuat rona pipinya menghangat juga dengan jantung yang seakan berpacu lebih cepat.

"Sya? Kok lo diem sih?" Klarisa berujar lagi.

"Jadi sebenernya lo suka sama siapa?" suara Niara kembali absen di telingannya.

Pertanyaan Niara sungguh membuat pikirannya kembali berlarian entah kemana. Keanno si cowok yang pernah melabeli dirinya aneh atau cowok yang akhir-akhir ini selalu ada untuknya?

"Woi!!" Niara berkata cukup kencang dan berefek akan kesadaran Tasya yang tadi sedang melamun.

"Gue nggak tahu."

Setelahnya Tasya mematikan sambungan telepon, bukannya ia marah akan kedua temannya tapi ia bingung akan pertanyaan yang terus menuntut pikiran dan jantungnya bekerja lebih ekstra.

Namun ada yang aneh disini, tepatnya di dada Tasya. Kenapa saat dirinya membahas tentang Keanno semuanya terasa seperti kemarin. Dimana ia selalu suka terhanyut dalam bola mata hitam pekat milik Keanno, tak peduli seribu lontaran kata 'aneh' yang terlontar dari milik Keanno.

***

Halo bantu like&subscribenya ya ke link ini🤗
https://www.youtube.com/channel/UCwiSR-BvXmmNHR3N_ENcfUQ

GengsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang