Part 27

71 3 0
                                    

Selamat membaca semoga tidak membosankan ehehehe
Dont forget vote and comment ya guys, yang mau aja okayy~

***

"Sya ayo bangun," jemari mama Tasya terus menari di permukaan pintu.

Tasya menggeliat seketika, membuka kelopak matanya dan secercah cahaya mampu menerobos tirai jendela.

Secepat kilat Tasya langsung membuka pintu dan bersiap-siap sekolah. Sebelum mandi, dirinya sempat melirik jam dinding yang menunjukka waktu pukul setengah tujuh pagi.

"Itu si Keanno udah di depan rumah daritadi Sya," Mamanya memberitahu dari balik pintu kamar mandi.

Setelah usai bersiap-siap Tasya menuruni anak tangga dengan menenteng sepatu converse. Dan yap.. Pemandangan yang ia lihat kali ini ialah Keanno yang sedang tersenyum diatas motor.

"Maaf ya lama," kata Tasya usai memasangkan kedua sepatu.

"Setahun juga aku kuat kalau nunggu kamu," balas Keanno dan dihadiahi pukulan kecil di punggung.

Gelindingan roda motor Keanno kini sudah sampai di pagar sekolah yang mirisnya pagar sudah tertutup sempurna.

Tasya menghela nafasnya karena ini kali pertamanya ia terlambat sekolah. Salah juga sih dirinya kenapa bisa ia bangun terlambat. Jemarinya mengarah pada saku rok abu-abu dan disana..... kosong.

Bagaimana mungkin ia lupa membawa ponsel? Dan dimana terakhir kali ia meletakkan ponsel?

Bersamaan dengan itu tiba-tiba pak satpam membukakan gerbang sekolah, entah karena apa. "Hebat 'kan aku?"

Tasya melongo karena sedari tadi ia melamunkan smartphonennya. "Kenapa?"

"Itu aku sogok pake rokok sekardus nanti pas istirahat."

Tasya mendecak. "Dasar bandel!"

"Yaudah sana masuk kelas," perintah Keanno.

"Kan kita sekelas?"

"Aku mau kesana bentar," ujar Keanno sembari menerbitkan senyumnya.

***

"Si Keanno mana sih?" tanya Niara sembari celingak-celinguk mencari Keanno.

Tasya menggeleng. "Tadi sih dia mau ke warung abah bentar," jawab Tasya karena usai bel berdering itu Keanno tak kunjung terlihat batang hidungnya.

Terik mentari seakaan lebih menyorotkan kearah dua siswi itu yang membuat panas sangat terasa bagi Tasya dan Niara.

"Tuh! Tuh!" ucap Niara dan setelahnya keempat bola mata mengikuti arah motor Keanno berjalan, tapi yang anehnya.... Keanno tidak menghiraukan Tasya yang sedari tadi menunggunya.

Kali ini tatapan Niara berganti menatap Tasya. "Lo lagi marahan bukan?"

Tasya menggeleng lemas enggan mengeluarkan sepatah suaranya. Pikirannya kini telah merambat antah-berantah, memikirkan segala kemungkinan yang terjadi antara dirinya dengan Keanno.

Tapi seingat Tasya, semalam mereka tidak sedang berdebat tentang—. "Sya!" Panggilan itu mengambyarkan segala persepsi di otaknya.

"Hah?"

"Lo kayak orang habis kesurupan tahu nggak!" Balas Niara.

Belum semenit Niara membalas ucapannya itu, Tasya kembali lagi membuat tatapan kosong. "Sya?" Panggil Niara lagi.

***

GengsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang