Memo

1.2K 55 5
                                    

"Kan gue mau tanya, tempat dukun beranak dimana ya?" Tanya Stef.

"Mau ngapain lo?"

"Gue mau bawa si Iqbal ke dukun, karna gue rasa tuh anak belum lancar ngomong."

"Eh dasar OGEB!"

****

Tet..Tet..

Waktu pulang telah tiba.

"Shaf lo pulang bareng gue nggak ? Tanya Yuri.

"Nggak deh, kan tadi gue udah bilang gue nggak tau alamat rumah kak Iqbal." Jujur Shafa.

"Oh yaudah, selamat menunggu ya, yang syahbar menunggu , apalagi menuggu yang nggak pasti."

"Serah lo deh Yur, penting lo seneng." Pasrah Shafa.

Yuri hanya menunjukan cengirannya.
"Yaudah Shap gue balik duluan yak, byee maksimal ." Ucapnnya.

"Iye sono dah , ati ati yak..idih alay lo." Jawab Shafa.

Setelah Yuri pergi, Shafa melanjutkan membereskan bukunnya yang masih berceceran di meja. Setelah itu Shafa berjalan menelusuri Koridor untuk pergi ke Lapangan Basket, untuk menunggu Iqbal disana.

"Ih serem yak sekolah kalau udah sepi gini" gumam Shafa sambil tetap berjalan.

Disisi lain Iqbal sedang melaksanakan Rapat di ruang OSIS.

"Yaudah gini aja, buat ngerayak-in kesuksesan kita karena udah melaksanakan tugas kita dengan sukses gimana kalau kita ngadain pesta?" Tanya Arkan.

"Setujuh deh gue, kan nanti ada makanan gratis" ucap Steff sambil membayangkan acara pestannya yang penuh makanan nanti.

"Eh dasar rakus" ucap Arkan.

"Setuju deh gue"

"Gue juga"

"Iya deh gue juga setujuh."
Jawab anak anak OSIS.

"Kalau semua udah setuju, kita tinggal tunggu jawaban dari pak ketu aja" ucap Arkan. Semua otomatis melihat Iqbal.

"Yaudah serah" jawab Iqbal datar.

"Singkat amat neng" goda Steff.

"Udah kan? Gue mau balik" pamit Iqbal dan beranjak dari kursi.

"Bal kan rapatnnya belum selesai, kamu mau kemana? " tanya Diva sambil tangannya bergelanyutan manja di lengan Iqbal.

"Lepas . Gue mau pulang" bentak Iqbal.

"Yaudah, aku mau bareng boleh nggak? Soalnnya aku nggak ada yang jemput" rayu Diva.

"Sama aa' steff ana neng, gratis kok tumpangan-nya." Sahut Steff yang hanya dibalas oleh tatapan tajam dari Diva

Tapi Iqbal langsung menghempaskan tangan Diva yang masih bergelanyutan di lengannya.Dan dia langsung keluar dari ruang OSIS.

"Aduh neng, yang sabar ya. Makannya jadi orang jangan kecentilan gitu, kan jadinya bang Iqbal marah" goda Steff kepada Diva.

"Apaan sih lo, Gaje tau nggak" ucap Diva sambil duduk dikursinnya kembali. Semua anak OSIS hanya menahan tawannya takut disembur oleh ocehan Diva.

*****

"Kok lama banget ya? Hm jadi bete kan, gue juga laper lagi" oceh Shafa pada dirinnya sendiri, karena jengah menunggu Iqbal yang tidak kunjung datang.

"Pulang"

Merasa ada yang mengajaknnya bicara, Shafa pun menengok ke belakang, betapa terkejutnnya Shafa melihat Iqbal yang sudah berada di belakangnnya.

"Eh kak Iqbla udah selesai?" Tanya Shafa.

My coldest SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang