BAB 25

961 37 1
                                    

Parkiran

"Bal yuk nongki - nongki cantik dulu" ajak Stef sambil duduk diatas montornya.

"Serah"

"Yang laen gimana mau kagak?"

"Gue sih ayo-ayo aja" balas Arka

"Pan lo bisa kagak?" Tanya Stef pada Vano yang diam saja.

"Emm liat nanti dulu deh" balas Vano seadannya.

Sedangkan dikoridor samping Shafa dan teman - temannya tengah berjalan menuju parkiran, namun genk Diva pun mencegatnya.

"Heh lo cewek ganjen ples murahan, centil banget lo jadi cewek? Anak baru aja langsung digebet, dasar Cabe." Cerucus Diva.

"Heh lo sendok, kalau ngomong yang bener ya, gak miror apa yang cabe siapa hah?"

"Sendok itu siapa?" Tanya Sarah.

"Mau tau siapa sendok? Tolong jelasin Yur"  ucap Rena.

"Sendol itu bos lo, karena apa body dia itu kayak sendok, yang atas aja gede, eh yang belakang tepos" Jelas Yuri sambil tertawa.

"Kurang ajar ya lo." Balas Diva hendak menjambak rambut Yuri .

Melihat situasi yang mulai panas, akhirnya Shafa pun menengahi mereka, sebelum Diva melakukan hal-hal yang tak diinginkan.

"Udah Yur, jangan ladenin mereka, yuk pergi aja. Ayok Ren Mil." Ucap Shafa sambil menggeret sahabatnya pergi dari sana.

"Apaan takut kalah ya" Teriak Gishel.

"Bukannya kita ya yang kalah?" Tanya Sarah teman Diva yang oneng.

"Diem lo" Sentak Diva kepada sahabatnya dan pergi dari sana.

Mereka ber-4 pun telah sampai di parkiran, Yuri,Rena dan Mila sedang mengambil montornya. Rencanannya Shafa akan nebeng Yuri untuk pulang.

Namun ketika Shafa melewati gerombolan Iqbal, Shafa pun mengehentikan langkahnya kala ada yang memanggil namannya.

"Shaff." Panggil Vano. Yang dipanggilpun akhirnya menengok.

"Iya?"

"Pulang sama siapa?" Tanya Vano sambil berjalan menghampiri Shafa.

"Em pulang bareng temen Van, kenapa?" Tanya Shafa.

"Pulang bareng gue aja, gue pengin tau rumah lo dimana" Ajak Vano.

Disisi Lain Iqbal yang melihat adegan sinetron didepannya pun terasa malas untuk melihat.

"Dan ternyata teman kita telah kecolongan start bung" gumam Steff agak keras guna menggoda Iqbal.

"Salah sendiri gengsi digedein mulu" ucap Stef namun tak memandang Iqbal.

"Bacot" balas Iqbal sambil meninggalkan mereka.

"Ekhm, lo dicariin mama" ucap Iqbal tiba- tiba sudah berdiri di samping Shafa.

"Eh apa kak?" Tanya Shafa tak paham.

"Lo disuruh dateng ke rumah."

"Tapi-"

Perkataan Shafa pun terhenti dengan suara cempreng Yuri.

"Shaf jadi nebeng kagak?" Tanya Yuri.

"Kagak, gue mau nebeng boleh kagak?" Yah yang menjawab Yuri bukanlah Shafa melainkan Steff.

"Apaan sih" balas Yuri.

"Emm jadi Yur bentar ya." Balas Shafa.

"Em gimana ya"

My coldest SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang