Happy Reading yaa...❤❤❤
.
.
.
.
.🍃🌹🍃
Hampir setengah jam Salsa terus berkutat didepan laptopnya. Jemarinya terus menari di atas keyboardnya, mengetikkan beribu kalimat kiasan yang ia susun menjadi sebuah paragraf sebuah novel.
Ya, menulis adalah hobinya. Walaupun Salsa tau karyanya masih tidak bisa dibandingkan dengan penulis handal lainnya yang mungkin telah menggeluti dunia kepenulisan sejak lama, namun satu hal, ia hanya terlalui menyukai hobinya.
"Salsa, kamu lagi buat apa sih?" tanya bunda pelan.
"Biasalah bunda, Salsa lagi lanjutin cerita Salsa yang belum selesai." jawab Salsa santai.
"Tapi kamu udah belajar belum?" tanya bunda lagi.
"Udah dong bun, tadi sore." jawab Salsa lagi.
Bunda juga menyetujui hobbynya ini selama Salsa tidak mengesampingkan pelajaran di sekolah. Salsa melirik ponselnya yang beberapa detik yang lalu terus bergetar. Gadis itu meraihnya dengan malas dan mendapati beberapa notifikasi masuk di layarnya.
Salsa melirik geli melihat nama yang muncul di notifikasi itu, Erick gantenggg, yang pasti itu bukan ulahnya, tapi Erick sendiri yang menulisnya waktu itu.
"Dasar, memang alay banget ni bocah." ujarnya bermonolog dalam hati.
"Sal, lo lagi ngapain?" tanya Erick lewat chat di whatsApp.
"Lagi ribet, emangnya kenapa?" jawab Salsa singkat.
"Gitu banget sih jawabnya. Lagian kan gue udah bilang ke lo, kalau gue chat harus balas secepatnya. Lah ini apa, gue kayak lagi disuruh nunggu pergantian musim duren ke musim rambutan." balasnya lagi.
Salsa terkekeh pelan membaca balasannya.
"Lah emangnya lo siapa, Rick? Kenapa gue harus balas chat lo cepat-cepat? Lo nungguin banget emamgnya? Ngaku lo?" balas Salsa usil seraya tersenyum kecil memandangi layar ponselnya.
"Apaan lagi ni bocah satu, kepedeannya kelewatan banget. Ya udah, gue langsung ke pointnya aja ya. Sal, coba lo keluar rumah bentar." balas Erick akhirnya.
"Nggak ah, males. Ngapain?" jawab Salsa lagi.
"Ayolah Sal, ini perintah." balasnya lagi yang semakin membuat Salsa dongkol.
"Idiiih, maksa banget sih." balas Sals kemudian.
"Ya udah terserah lo aja. Palingan lo sendiri yang bakalan nyesal." balasannya kali ini membuat Salsa menjadi penasaran.
Sedetik, dua detik, Salsa masih berpikir, dan akhirnya memilih membalasnya dengan kalimat pendek.
"Iya, oke. Ini gue keluar. Puas lo?" balas Salsa singkat.
"Yup, gitu dong dari tadi." jawabnya kemudian.
Aku beranjak berdiri setelah mematikan laptop.
"Mau kemana lo kak?" tanya Randy, adikku yang sedang nangkring di depan TV.
"Mau keluar bentar." jawabku sambil melemparkan senyum kecil pada adikku tersayang itu.
"Jangan lama-lama Sal. Angin malam nggak baik untuk kesehatan." tutur bunda padaku.
"Iya bunda." ujarku sambil mengangguk.
****
"Lo udah keluar Sal?" Erick kembali bertanya lewat whatsApp.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILUSI HATI (REVISI)✔ SudahTerbit
Dla nastolatków### Dia adalah alasan mengapa aku bisa terluka dan bahagia setelahnya. Dia bahkan menjadi orang yang paling pertama mengulurkan tangannya saat aku butuh, namun dia juga pergi saat aku mulai rapuh. Apa ada yang lebih egois daripada itu? "Nggak usah n...