Ada yang kangen cerita ini?? 😘
Pelajaran olahraga baru saja usai. Tapi segelintir siswa masih enggan meninggalkan lapangan dan masih setia dengan permainan basket mereka. Ya, mereka adalah Erick bersama Darel, Faldi dan beberapa siswa laki-laki lainnya masih berupaya mengambil alih bola basket dari tangan Darel yang lincah, namun semuanya tampak sia-sia, Darel terlalu lincah untuk dikecoh.
Beberapa kali Darel mendrible bola basket yang berada di tangannya dan melemparnya hingga masuk ke dalam ring-nya. Erick dan Faldi hanya bisa mendengus kesal. Ya, Darel adalah kapten basket yang handal di sekolah. Beberapa siswi terutama siswi kelas 10 yang kebetulan sedang menyaksikan Darel saat memasukkan bola kedalam ring mendadak berteriak menyemangati. Pemandangan ini merupakan hal yang sangatlah biasa menurut Darel.
Akan tetapi satu hal yang tak biasa itu ketika ada satu gadis yang berbeda dari yang lainnya yang mampu mencuri perhatiannya dari tadi, teman sekelasnya juga, Sandy Amalia Putri yang tengah meneguk air mineral di depan kelas, gadis itu tampak berbeda dari kebanyakan siswi yang sangat antusias, tapi gadis itu seakan tak peduli. Darel melempar bola asal dan memberikannya pada Erick, yang membuat Erick bingung dan menautkan kedua alisnya.
"Tumben cepat banget lo istirahatnya, mau kemana Rel?" tanya Erick sedikit berteriak.
"Gue mau ke kelas bentar, Rick." ujarnya sambil tersenyum penuh arti dan berlari mendekati Sandy.
"Kenapa susah banget sih cari perhatiannya dia?" gumam Darel frustasi sambil berjalan mendekat ke arah Sandy yang tengah duduk di depan kelas bersama Salsa, Melani, Kiki, dan Ica.
****
Salsa, Kiky, Sandy dan Melani melirik heran pada Darel yang tengah berlari mendekat.
"Kalian ngerasa nggak sih kalau Darel kayak mau ke sini?" tanya Kiky.
"Iya sih, tapi teman-temannya yang lain kan masih pada di lapangan. Ngapain coba dia mau ke sini?" tanya Sandy dengan tatapan cengo dan berusaha tak peduli, dan semakin tak mengerti saat Darel justru memilih duduk di sampingnya.
"Gue boleh duduk?" tanya Darel.
Sandy tetap tak bergeming dan tak menjawab pertanyaan Darel.
"Dy, nggak boleh?" tanya Darel mulai kesal.
"Hah, lo lagi ngomong sama gue, Rel?" tanya Sandy terlihat sedikit terkejut.
"Nggak, sama batu," jawab Darel berdecak sebal.
"Sorry-sorry. Emangnya tadi lo ngomong apa?" tanya Sandy.
"Nggak jadi." jawab Darel asal.
Sandy dan Darel terdiam sesaat hanyut dalam pikiran masing-masing. Sementara Salsa, Kiki, Ica, dan Melani sudah berlalu saat menyadari Darel yang seakan ingin bicara pribadi dengan Sandy.
"Ehm, kok gue haus ya?" ujar Darel setelah sepersekian detik terdiam.
"Kalau haus, ya minumlah," jawab Sandy santai.
"Mager mau ke kantin, gue minta air lo deh," ujar Darel sambil meraih air mineral di tangan Sandy yang tinggal setengah. Sandy terkejut bukan main saat Darel tiba-tiba langsung meneguk air mineral miliknya tanpa permisi.
"Lo kenapa sih natap gue kayak gitu banget, Dy?" tanya Darel ketika selesai meneguk air mineral Sandy dan langsung mengembalikannya lagi, sambil menatap manik mata Sandy. Tapi hanya berselang beberapa detik saja karena Sandy langsung membuang pandangannya ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILUSI HATI (REVISI)✔ SudahTerbit
Novela Juvenil### Dia adalah alasan mengapa aku bisa terluka dan bahagia setelahnya. Dia bahkan menjadi orang yang paling pertama mengulurkan tangannya saat aku butuh, namun dia juga pergi saat aku mulai rapuh. Apa ada yang lebih egois daripada itu? "Nggak usah n...