KRINNGGG....KRINGGG...
"Arhg, berisik banget sih." ujar Salsa berteriak keras sambil berusaha menutup telinganya dengan menangkupkan wajahnya pada bantal birunya.
Salsa meraih paksa jam beker yang terus berdering memekakkan telinganya dan bergegas menghentikannya.
"Masih pagi juga." gumamnya dalam hati.
Salsa menarik lagi selimut tebalnya rapat-rapat dan kembali bergelung bagaikan seekor ulat yang tengah menggeliat untuk mencari posisi tidur senyaman mungkin.
Lagi-lagi ada saja yang menganggu tidurnya.
"Oh tuhan, apa salah gue coba? Kenapa makhluk-makhluk di luar sana demen banget gangguin tidur gue sih?" Salsa mengerang sebal dalam hati.
Masih dengan ekspresi dongkolnya, Salsa beranjak mencoba bangkit untuk menggapai ponselnya yang ternyata juga terus berdering.
"Siapa sih yang nelpon pagi-pagi buta kayak gini?" sergahnya galak pada orang di seberang ponselnya.
"Ya ampun Sal, galak amat sih." seru Melani di seberang telepon, dari nada suaranya sepertinya gadis itu sedang menertawainya.
"Ya, lo sih, nelpon pagi buta kayak gini. Emangnya ada apaan Mel?" tanya Salsa mulai menghalus sambil tetap memejamkan matanya.
"Gue, Sandy, sama Kiky ke rumah lo ya! Kita kan udah lama nggak main ke rumah lo, sambil ngerujak gitu. Nggak papa kan Sal?" tanya Melani dengan suaranya yang khas.
"Hmmm, terserah kalian deh. Kapan?" tanya Salsa akhirnya.
"Sekarang, ini aja kita udah pada di jalan. Kalau gitu udah dulu ya Sal. Daaa ... tungguin kita yaa." ujar Melani menutup telepon.
"Haahh, sekarang? Memang parah sih tuh mereka, mana gue belum mandi lagi, masih kucel dekil gini." batin Salsa berdecak sebal.
"Mel, melani ..." ujar Salsa mencoba memanggil Melani sekedar memastikan dengan harapan Melani belum memutus panggilannya.
"Et dah itu bocah, ngeselin banget ya. Kebiasaan, nutup telepon secara sepihak gitu." ujar Salsa dongkol bercampur panik lalu ngacir ke kamar mandi secepatnya.
🍃🌹🍃
"Kita liat-liat pas waktu di pantai kemaren, lo sama Erick makin deket aja. Kok bisa sih?" tanya Kiky sambil mengupas dan memotong buah-buahan yang sebentar lagi akan jadi korban keganasan mereka berempat.
"Nggak tau Ky, semuanya berjalan gitu aja sih." jawab Salsa terlihat sedikit malu-malu, membuat bulu kuduk mereka meremang karena menahan geli.
"Jangan-jangan tu bocah naksir sama lo kali Sal." ujar Melani dengan entengnya sambil memangku gitarnya dan mulai bernyanyi dengan suaranya yang khas.
Jujur saja, Salsa seringkali merasa kagum ketika memperhatikan Melani yang tengah bernyanyi. Keren aja menurutnya. Mungkin karena itu ia sempat berpikir jika Melani dan Faldi Pranaja Angkasa itu cocok dan klop banget, ya mungkin karena mereka sama-sama pintar main gitar dan jago nyayi kali ya.
Melani itu paling hobi nyanyiin lagunya grup band One direction, walaupun menurut Salsa, gadis itu cocok dalam membawakan semua lagu.
"Itu mulut apa ember bocor si Mel? Enteng banget kalo ngomong." ujar Salsa mendengus sebal.
Melani terkekeh pelan dan berhenti memainkan gitar kemudian ia meraih ponsel di sakunya saat ponselnya bergetar. Melani menyunggingkan senyum nakalnya, sambil memandang jahil kearah Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILUSI HATI (REVISI)✔ SudahTerbit
Ficção Adolescente### Dia adalah alasan mengapa aku bisa terluka dan bahagia setelahnya. Dia bahkan menjadi orang yang paling pertama mengulurkan tangannya saat aku butuh, namun dia juga pergi saat aku mulai rapuh. Apa ada yang lebih egois daripada itu? "Nggak usah n...