11 - Rasa yang lebih dari biasa

158 22 37
                                    

Happy Readiing...❤❤❤
.
.
.
.
.

🌹🍃

Salsa merebahkan dirinya di atas kasur, sambil menangkupkan wajahnya di balik bantal. Mencoba memejamkan mata untuk tidur dan terlelap, namun gagal karena bayang-bayang Erick yang terus hadir di pelupuk matanya.

Matanya menengadah kaku menatap langit-langit kamar yang berwarna putih beku, Salsa juga menggelengkan kepala beberapa kali, berusaha mengusir wajah Erick dari kepalanya.

Berapa kalipun Salsa mencoba untuk terlelap, melupakan semua kenangan yang masih semu, tapi semuanya terlalu sulit.

Salsa tertegun memandangi sepatu sport yang berada di atas lemari kayu, yang kemarin ia kenakan ketika sedang di pantai. Tanpa Salsa harapkan, senyumnya mengembang saat memandang lilitan tali sepatu bersama ingatan yang terus menari-nari begitu saja.

Salsa melirik ponselnya yang masih hening, walaupun ia sudah menunggu cukup lama. Menunggu pesan dari Erick seperti malam-malam biasanya. Senyumnya hampir saja merekah ketika sebuah notifikasi masuk di ponselnya, namun langsung urung ketika yang ia lihat pengirim pesan itu, Dani.

Dani monyet

"Malam Sal, lo udah tidur?"

Salsa menatap jengah saat melihat sekilas pesan yang dikirimkan Dani. Jangan salfok dengan nama kontaknya ya, waktu itu Salsa hanya terlalu kesal karena merasa dimanfaatkan oleh Dani, dan ia terlalu malas untuk menggantinya.

"Ini gue lagi mau tidur." jawab Salsa singkat dengan harapan Dani akan jengah. Namun realita terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan ya?

"Sal, sebelum lo tidur, gue mau nanya, boleh nggak?" balasnya lagi.

"Apa?" tanya Salsa to the point.

"Hari minggu sekitar jam 10 lo ada acara nggak?" tanya Dani.

Salsa mengernyitkan dahinya tak mengerti.

"Apa sih mau dia sebenarnya?" Salsa membatin dalam hati.

"Gue belum tau, Dan, emangnya kenapa?" balas Salsa akhirnya.

"Kalau lo lagi nggak sibuk, hari Minggu bisa kan gue minta lo temenin gue ke acara temen gue? sejenis party ultah gitu, di rumahnya Dimas." tanya Dani.

"Mending ngajak yang lain aja, Dan." balas Salsa masih tak acuh.

"Gue nggak mood ngajakin yang lain. Ayolah Sal, sekali aja. Please." balasnya mulai merayu.

"Gue nggak bisa janji, karena biasanya gue sering ada perlu dadakan pas hari minggu." balas Salsa yang masih tetap mencoba menghindar.

"Gue harap, pas hari minggu gue bisa denger persetujuan dari lo, Sal. Karena jujur, gue jarang lo ditolak pas ngajakin cewek keluar." balasnya percaya diri yang semakin membuat Salsa jengah.

Salsa melempar asal ponselnya ke atas tempat tidur tanpa berniat untuk membalas pesan-pesan Dani yang terus masuk di ponselnya.

ILUSI HATI (REVISI)✔                                                SudahTerbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang