15

2.4K 160 0
                                    

Jin pov

*Kantor

Aku tak bisa fokus pada pekerjaanku sekarang, yang terngiang dikeplaku hanyalah Taehyung, Taehyung, dan Taehyung.

Tok tok tok

Pintu ruanganku diketuk.

"Masuk" ujarku.

Kriet...

Orang itu duduk dikursi depan mejaku.

"Pak, sepertinya kita harus segera memesan tiket untuk ke Singapura" aku mengernyitkan dahi.

"Untuk apa Irene?" tanyaku padaku sekretarisku Irene.

"Jadi begini akan saya jelaskan..." Irene menjelaskan panjang lebar. Namun, aku masih tak bisa konsentrasi, aku masih memikirkan Taehyung.

ooo

Taehyung pov

Aku duduk diranjang rumah sakit, menatap keluar jendela. Menghela napas panjang lalu membuangnya.

Apakah dunia ini membenciku?. Mengapa tuhan memberikan cobaan yang teramat berat bagiku?.

Aku tersenyum miris.

Apa aku bisa bertahan di dunia ini?. Atau tuhan lebih sayang padaku lalu memanggilku sebentar lagi?.

Satu bulir air mata jatuh dari pelupuk mataku.

Banyak pertanyaan yang terngiang-ngiang dikepalaku.

Kriet...

Pintu kamar mandi dibuka, menampilkan Namjoon hyung yang telah selesai mandi.

Namjoon hyung lalu mendekati ranjangku, lalu duduk dikursi samping ranjangku.

"Apakah hyung tak apa bolos hari ini?" aku merasa bersalah pada Namjoon hyung, pasalnya ia tidak masuk sekolah hanya karena ingin menemaniku.

"Hei, tentu saja tak apa, bolos sekali-kali tak apa kan" ujarnya, sambil mengelus suraiku.

"Hyung, kapan aku bisa pulang?"

"Emmm... Entahlah saeng"

Kriet...

Pintu kamarku dibuka, menampilkan dokter muda yang tampan, Chanyeol hyung dengan 2 orang perawat.

"Annyeong, bagaimana keadaanmu Tae?" ujar Chanyeol hyung sambil melangkah mendekati ranjangku.

"Em kurasa lebih baik" aku menampilkan senyum khasku.

"Baguslah, hyung akan melakukan pemeriksaan nde, Namjoon kau bisa keluar sebentar"

"Oh, tentu saja hyung" ujar Namjoon hyung.

Namjoon hyung beranjak keluar. Aku melihat punggungnya yang semakin menjauh, dan akhirnya hilang dibalik pintu.

ooo

Namjoon pov

Aku duduk didepan pintu, menelungkupkan kepalaku. Hingga, aku merasakan ada yang mengelus rambutku, aku mengangkat kepalaku.

"Appa" ujarku. Aku berdiri, lalu memeluk appa.

"Hei Namjoonie, apa kau bolos hari ini hm?" tanya appa.

"Hehe iya appa, aku ingin menghabiskan waktuku bersama Taehyung" ujarku.

"Araseo..., Taehyung sudah siuman kan, appa ingin melihatnya"

Aku melepas pelukan.

"Tentu, tapi Chanyeol hyung sedang melakukan pemeriksaan"

Appa tersenyum simpul.

Kriet...

Pintu dibuka menampilkan Chanyeol hyung dengan dua perawatnya.

"Bagaimana keadaan Taehyung, hyung" tanyaku langsung.

"Sudah lumayan membaik, mungkin 2/3 hari kemudian ia bisa pulang, Taehyung merengek mau pulang kepadaku, telingaku sampai panas mendengarnya" ujar Chanyeol hyung sambil sedikit terkekeh.

"Chanyeol" panggil appaku pada Chanyeol hyung.

"Ahjussi, apa benar anda ahjussi, omo, bagaimana kabar anda ahjussi"

"Haha, kabarku baik Chan, emm ngomong-ngomong kau semakin tampan saja" goda appaku.

"Ah... Bisa saja ahjussi, anda menghilang lama sekali" ujar Chanyeol hyung, dan appa hanya tersenyum simpul.

"Namjoon hyung apa kau akan diluar saja eoh!" sebuah suara muncul dari dalam kamar, Taehyung berteriak padaku.

"Ah kalau begitu saya pergi dulu ya" Chanyeol hyung pamit.

Appa mengangguk.

Aku dan appa memasuki kamar Taehyung. Aku bisa melihat ekspresi Taehyung yang kaget.

"Ap-appa" ujar Taehyung.

ooo

Taehyung pov

Seseorang berjalan dibelakang Namjoon hyung, sepertinya aku familiar dengannya. Namun, siapa?

Semakin dekat, dan aku sadar kalau itu appa. Appa yang meninggalkanku dan hyungdeulku selama ini. Perasaan campur aduk kurasakan. Senang? Iya, marah? Iya, kecewa? Iya.

Senang? Karena aku dapat bertemu appa kembali, marah? Kenapa appa meninggalkan kami dulu?, kecewa? Mengapa baru sekarang appa kembali.

"Ap-appa" kupanggil appa.

"Ne, ini appa" appa mengelus suraiku.

"Appa, kenapa appa meninggalkan kita eoh?, wae appa wae?" ujarku meminta penjelasan. Kulihat, appa hanya tersenyum, kemudian memelukku.

"Mianhae... Jeongmal jeongmal mianhae..." ujar appa.

"Hiks waeyo appa?" lagi-lagi air mataku tak dapat kubendung.

"Appa memang bukan appa yang baik, kau boleh membenci appa"

Membenci appa? Tak mungkin aku membenci appa, ia adalah appaku tak mungkin aku membencinya.

"Apa yang kau katakan appa, aku tak mungkin membencimu"

"Mianhae... Appa tak ada ketika kau membutuhkan appa, bahkan appa tak tau kau sakit Taehyung-ah, appa bukanlah appa yang baik"

"Jangan salahkan dirimu seperti ini appa, aku tak suka itu"

Aku melepaskan pelukan, melihat appa dengan air matanya yang sudah merembes keluar. Aku menghapus air matanya dengan jariku.

"Jangan menangis" ujarku.

Keheningan terjadi beberapa saat, hingga Namjoon hyung memecahkan keheningan itu.

"Saeng, ada kabar baik untukmu"

"Jinjja?, kabar baik apa itu?"

"Kau sudah boleh pulang 2/3 hari lagi"

"Jinjja?, Chanyeol hyung sangat baik"

"Kudengar kau merengek ingin pulang terus ke Chanyeol hyung ya" ujar Namjoon hyung sedikit terkekeh, aku membuang mukaku.

"Ne" jawabku lirih.

ooo

2 hari kemudian

Tbc...

Jangan lupa Vomentnya chingu ^^

I Can - KTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang