BAB 15

19 5 0
                                    

Saat ini tiga sahabat Geby bersiap untuk menaiki tangga pesawat. Dengan perasaan senang mereka berjalan memasuki dalam pesawat tersebut.

Setelah mendapat tempat duduk masing-masing, mereka langsung mengeluarkan ponsel untuk memotret hal-hal yang mereka lakukan saat di dalam pesawat.

"Nie!" Panggil Ocha.

Sidney yang merasa terpanggil langsung menoleh ke arah Ocha disampingnya.

"Wae," jawabnya.

"Fotoin gue." Ocha mengangkat ponselnya lalu memberikan pada Sidney.

Sidney mendengus pelan."Dasar cewek." Ucapnya lalu mengambil ponsel Ocha dan memotreynya.

"Sudah," ujar Sidney.

"Yah...gue belum puas gayanya." Ucap Ocha dengan wajah cemberut.

"Lo udah banya gaya tadi,"

"Iya deh." Ocha mengambil ponselnya lalu mengecek hasil fotonya.

"Lah, hanya satu ini?!" Tanya Ocha tak percaya.

Sidney hanya mengangguk.

"Tapi gue buat banyak gaya tadi, kenapa hanya satu ini saja." Ucap Ocha yang memperlihatkan foto tersebut.

"Harusnya lo bersyukur, setidaknya sudah punya foto."

"Bersyukur gimana, gue kira lo memotretnya banyak sesuai gaya gue."

"Gue tanya sama lo, tadi lo buat gaya atau nggak?"

"Ada,"

"Lalu di foto itu lo bergaya atau nggak?"

"Bergaya."

"Nah, udah kan jadi nggak perlu banyak protes."

"Iya, tapi lo fotonya sekali. Gue bergaya banyak tapi difotonya hanya satu."

"Ocha, memangnya lo yakin ponselnya muat foto-foto lo tadi."

"Iyalah muat,"

"Tapi sadar nggak, nanti saat sampai di Jepang lo akan meminta gue untuk memotret lo lagi. Dan kalau memori lo udah penuh jadi sia-sia gue potret lo." Jelas Sidney.

"Iya, gue harus menghemat."

Sidney yang merasa berhasil membuat Ocha mengerti langsung saja membuat pikirannya untuk tenang sekarang.

"Nie!" Panggil Keke dari depan.

Hanya Keke yang terpisah tempat duduk. Jadi dia harus duduk di depan, tapi tak mengurungkan niatnya untuk mengganggu teman-temannya.

Sidney yang hampir tertidur langsung tersadar karena panggilan Keke.

"Kenapa?" Teriak Sidney yang membuat penumpang lainnya melihat ke arah Sidney.

Ocha yang disampingnya bahkan terkejut dengan suara Sidney.

Sidney yang sadar dengan tatapan dari penumpang lain langsung meminta maaf.

"Kenapa?" Tanya Sidney yang mengintip dari samping kursinya. Karena dia duduk di pinggir jadi tak sulit untuk melihat ke arah Keke. Sedangkan Ocha duduk dekat Jendela pesawat, karena dia ingin melihat pemandangan.

"Nggak jadi." Ucap Keke yang membuat emosi Sidney ingin meledak.

Dengan cepat Sidney mengembalikan posisinya seperti awal dan mengambil earphone dari tas kecilnya lalu memakainya.

Dia berharap dengan memakai earphone dan mendengar lagu bisa menurunkan rasa emosinya.

***

Pesawat yang mereka tumpangi telah sampai di bandara International Tokyo. Mereka bergegas keluar dan mengambil barang-barang mereka.

LIKE A STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang