{♡} 7B

47 7 4
                                    

■■
■■

Masa lalu Jimin.

"Chim, hentikan." Ucap perempuan itu sambil tertawa.

"Lo selalu mengatakan kalau gue Chim yang tembem dan gendut." Ucap Jimin.

"Yaudah, gue minta maaf."

"Nggak,"

"Beneran, gue nggak akan katakan seperti itu lagi."

Jimin menghentikan gelikan pada perempuan itu."Benarkah?" Tanya Jimin dengan serius.

Perempuan itu mencoba mengatur nafasnya."Iya gue janji." Jawab perempuan itu sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.

Jimin tersenyum dan langsung duduk di samping perempuan itu.

"Chim, cita-cita lo apa?" Tanya perempuan itu dengan senyum yang begitu manis.

Jimin yang melihat senyuman perempuan itu langsung tidak bisa melepas tatapan matanya dari wajah perempuan itu.

Setiap kali perempuan itu memberikan senyuman manisnya, Jimin merasakan detak jantungnya tak beraturan.

"Chim!..Chim!.." panggilnya pelan.

Jimin yang tersadar dari lamunannya, langsung terkekeh pelan."Ah..gue ingin jadi seorang artis yang terkenal dengan tubuh gue yang akan menggiurkan kaum hawa." Jawab Jimin.

"Jinja, tubuh lo yang gemuk ini?"

Jimin langsung melemparkan tatapan tajamnya ke arah perempuan itu, sehingga ada rasa takut dalam perempuan itu.

Walaupun perempuan itu sering mengejek tubuh pendek dan gemuk Jimin, tapi ia tidak akan berani jika Jimin mulai menatap tajam ke arahnya.

Menurutnya Jimin sangat menakutkan jika sedang marah apalagi tatapan yang ia berika sangat tajam.

"Maksud lo, gue nggak bisa menarik perhatian dengan keadaan gue yang belum seperti cowok idaman, gitu?"

"Nggak, maksudnya gini--" sebelum meneruskan Jimin langsung mendekatkan wajahnya ke arah perempuan itu, sehingga perempuan itu sangat kesulitan untuk meneruskannya.

"Jadi lo berpikir seperti itu?" Tanya Jimin sekali lagi dan membuat perbatasan wajah mereka mulai tipis.

Perempuan itu langsung memundurkan kepalanya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Anii...maksud gue lo pasti bisa menjadi cowok idaman para wanita." Jawabnya sedikit terbata-bata.

Jimin yang mendengar jawaban perempuan itu langsung menjauhkan wajahnya dari perempuan itu.

"Gue akan membuktikan ke lo bahwa gue akan jadi cowok idaman para wanita." Batinnya.

"Jadi lo udah daftar audisi?"

"Udah,"

"Dimana audisinya?"

"Kampus."

Perempuan itu hanya mengangguk.

Memang ia dengan Jimin berbeda dua tahun. Tapi, Jimin tidak suka dipanggil OPPA dari perempuan itu, entah karena alasan apa sehingga perempuan itu tidak bisa memanggil Jimin dengan sebutan OPPA. Saat ia ingin memanggil OPPA , wajahnya langsung berubah dan memintanya untuk tidak memanggil sebutan itu lagi. Mungkin menurutnya belum terlalu tua untuk memanggil seperti itu.

"Lalu kuliah lo gimana?"

"Nanti gue akan lanjut saat gue udah sukses nanti."

"Pasti akan banyak perempuan yang akan menyukaimu nanti." Ucap perempuan itu dengan wajah datar.

LIKE A STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang