Bab 19

25 3 0
                                    

"Dimana Geby?" Tanya Sidney yang menyadari Geby tidak ada disampingnya.

Teman-temannya langsung memberhentikan aktivitas mereka.

"Dia kan bersama lo," jawab Keke yang memainkan ponselnya.

"Iya, tapi sekarang tidak ada," ujar Sidney lagi yang melihat sekeliling.

"Mungkin dia pergi bersama Juriko." Ucap Keryn sebagai penengah.

"Berarti kita ditinggalin donk," sambung Ocha yang menatap orang-orang mulai meninggalkan tempat konser itu.

"Mungkin,"

"Kita tunggu aja dulu." Ucap Sidney yang kembali duduk di tempatnya.

Setelah menunggi hampir satu jam, munculah Juriko dari sela-sela banyak orang. Juriko langsung menemui teman-teman Geby untuk dibawa pulang.

"Sekarang kita harus pulang." Ucap Juriko to the point.

"Lalu, Geby dimana?" Tanya Ocha.

"Dia ada urusan, jadi dia menyuruh aku untuk membawa kalian pulang." Jawab Juriko spontan.

"Ini aneh," Bisik Ocha kepada Keryn.

"Udah, yang penting kita bisa pulang." Ucap Keryn yang langsung melangkah diluan diikuti yang lain.

Awalnya mereka sempat gugup berbicara dengan saudara Geby ini. Mereka pikir bahwa saudara Geby akan menggunakan bahasa Jepang saja. Tapi dugaan mereka salah, walaupun sudah diberitahukan oleh Geby tapi mereka tetap tidak percaya kalau belum mendengarnya sendiri.

Selama diperjalanan pulang tidak banyak percakapan yang terjadi. Mereka hanya memikirkan betapa senangnya akhirnya impian mereka bisa terwujud.

Tibalah mereka di rumah, mereka langsung masuk lalu memberi salam kepada Ibu Lisa dan berakhir di kamar Geby.

Juriko menghampiri ibunya untuk memberitahukan sesuatu.

"Apakah mereka sudah bertemu?" Tanya Ibu Lisa yang sedang memasak.

"Sudah ma, aku bahkan bisa melihat jelas kalau Geby belum siap untuk bertemu. Mungkin karena masa lalunya." Jawab Juriko yang menuangkan air di gelas dan meneguk habis air itu.

"Bukankah Geby ingin menyelesaikan masalah ini," ujar Ibu Lisa yang menatap bingung ke arah Juriko.

"Iya, tapi entah kenapa aku merasa Geby tidak ingin bersama dengan Jimin lagi."

"Semoga saja dia bisa menerima Jimin seperti dulu. Mama rasa kasihan kepada Jimin yang sering menanyai keberadaan Geby." Ucap Ibu Lisa lirih.

"Tapi ma, seharusnya kita membantu Geby untuk melupakan Jimin. Bukan untuk membuat mereka bertemu. "

"Awalnya seperti itu. Tapi kamu tahu kan mereka berdua begitu keras kepala. Jika tidak melakukan ini pasti Jimin akan merusak karirnya sendiri demi mencari Geby." Jelas Ibu Lisa.

"Secinta itu Jimin kepada Geby?" Juriko bahkan tidak percaya sepenting itu Geby bagi hidupnya.

"Iya, mama sudah melihat sendiri betapa sayangnya Jimin kepada Geby. Dia bahkan tidak memikirkan dirinya dan karirnya, yang dipikirkan hanya Geby saja."

"Apa ayah Jimin akan menerima Geby lagi. Aku dengar Jimin sudah di jodohkan oleh teman dari ayahnya." Ucap Juriko.

"Apa maksudmu?" Tanya Ibu Lisa bingung.

"Aku belum tahu pasti, tapi banyak kabar yang beredar seperti itu. Tapi aku tidak tahu dengan siapa Jimin akan dijodohkan." Jawab Juriko.

"Kita harus cepat mencari tahu," ujar Ibu Lisa dengan serius.

LIKE A STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang