Chapter 2: First Day of School

7.5K 541 74
                                    

Bulan berganti menjadi matahari dan gelap yang berganti menjadi terang menandakan pagi yang sudah tiba. Dibukalah matanya segera, ia mengenakan seragam yang merupakan kemeja putih, rok pendek dan vest berwarna hitam dan jubah yang juga berwarna hitam dengan merah di bagian dalam yang menandakan bahwa ia adalah seorang Gryffindor yang dibeli di Madam Malkin. Madam Malkin adalah pemilik toko Madam Malkin's Robes for All Occassion. Seperti namanya, ia menjual berbagai macam jubah. Tokonya terletak di sebuah tempat yang dinamakan Diagon Alley. Diagon Alley sendiri merupakan tempat yang dipenuhi banyak toko. Biasanya murid yang akan bersekolah di Hogwarts membeli peralatan sekolahnya disini.

Setelah itu, ia segera menuju Great Hall untuk menyantap makan paginya. Ia menuruni setiap tangga dengan cepat, perpindahan tangga bergerak dari satu ke yang lain sedikit memperlambatnya. Malah, ia hampir terjatuh. Beruntunglah, hanya hampir karena jika ia jatuh mungkin ia akan segera mati. Berhasil memijakkan kakinya di Great Hall yang dipenuhi sinar hangat mentari dari luar, ia segera memposisikan dirinya di bangku panjang. Di sebelahnya adalah Ron Weasley, Hermione Granger, Harry dan Harry. Harry Styles juga Harry Potter. Ron sedang makan dengan mulut penuh, Hermione membaca buku sambil makan dan kedua Harry sedang berbincang. Tentu saja mereka juga makan.

"Hey, semua!" sapa Jade saat duduknya sudah pada posisi yang enak, sapaan itu dibalas oleh keempat-empatnya. Setelahnya, Jade segera mengambil makanan seporsi dirinya biasa makan.

"Hermione, jam berapa kelas pertama dimulai?" Potter tiba-tiba melemparkan pertanyaan kepada Hermione.

"15 menit lagi." jawab Hermione seusai melihat jam tangannya.

"Hey, ada yang tahu kenapa handphone ku tidak ada sinyal disini?" Jade mengajukkan pertanyaan sambil menatapi layar handphone-nya.

Si keriting menaikkan satu alisnya "handphone? Apa itu?"

"Itu alat muggle, bodoh." Hermione menatapnya seolah tidak mengetahui benda yang Jade sebut handphone iu adalah hal yang aneh, padahal sebenarnya, wajar saja karena Harry adalah seorang darah murni yang semua keturunannya penyihir "semua akses jaringan di blok di Hogwarts, ingat? Kau bisa mengirim surat jika kau mau. Kau punya burung hantu, bukan?"

"Ya ampun, aku tidak tahu mengenai hal itu." Jade menepuk jidatnya "ya, ya aku memiliki burung hantu yang kubeli saat di Diagon Alley."

"Baguslah kau memilih burung hantu, Hermione memiliki kucing dan kucingnya sangat mengganggu keberlangsungan hidup tikusku." sindir Ron.

"Itu salahmu sendiri memelihara tikus."

"Sudahlah Ron, Hermione." lerai si kacamata tanpa mendapat perhatian dari keduanya.

"Scabbers tikus yang baik dan kucing mu itu jahat, kejam."

"Itu naluri seekor kucing!"

"Berisik sekali kalian!" protes laki-laki bernama belakang Styles itu dengan suara meninggi.

"Ini urusanku dan Ron. Jangan ikut campur!" Hermione memprotes kembali lalu melanjutkan debatnya dengan Ron.

"Err, dasar mereka berdua."

Ketiganya menggelengkan kepala menyaksikan debat antara Ron dan Hermione mengenai hewan peliharaan mereka.

Setelah terpaksa berhenti berdebat karena jam sudah menyuruh mereka untuk pergi ke kelas pertama mereka, Charm Class oleh Professor Filius Flitwick. Charm Class itu mempelajari berbagai mantra yang bisa digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Pengajarnya -Professor Flitwick- merupakan half-blood. Bukan campuran muggle dan penyihir tali campuran penyihir dan goblin. Kau tahu goblin, kan? Makhluk pendek itu. Untuk hari pertama, mantra pertama yang dipelajari adalah sebuah mantra untuk menerbangkan sebuah benda.

School of MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang