Untuk beberapa waktu, ia membiarkan dirinya menjauh sebentar dari Zayn. Ia takut jika emosinya segera membuatnya menyerang Zayn. Hanya saja, ia juga tidak bisa berlama-lama karena Zayn selalu datang ke Hospital Wing menemui Jade. Maka dari itu, suatu siang ia menghampiri Zayn yang tengah berjalan ke arah Hospital Wing.
"Zayn!" sahutnya.
Ia menoleh dan mendesah tanpa membalas sahutannya, lalu kembali berjalan. Sekali lagi Hazza menyahut hingga akhirnya ia bisa menyamakan posisinya dengan Zayn dan segera menyatakan maksudnya.
"Aku minta maaf karena telah menghajarmu," sesalnya "aku tidak bermaksud melakukan itu. Aku memang sangat emosi saat itu."
"Aku tidak perlu permintaan maafmu." tanggap Zayn, tak menatap wajah Hazza sama sekali "berilah permintaan maafmu kepada Jade."
"Itu pasti. So, we're okay?"
"Yeah." respon Zayn sambil berjalan masuk ke Hospital Wing.
"Hey, Hazza!" panggil laki-laki pirang dan berjubah kuning secara tiba-tiba sambil jalan bersamaan.
"Hey, Niall, Liam!" balas Hazza sambil melambaikan tangannya.
"Kau harus tahu bahwa kami baru menemukan penyembuh agar Jade kembali normal!" ujar Niall dengan semangat.
"Benarkah? Apa itu?"
"Tetes ramuan dari akar Mandrake!" jawab Liam.
"Kau tahu, Liam cukup jenius dalam Herbology. Stereotype yang ku dengar mengenai murid Hufflepuff benar!" puji Niall.
Murid Hufflepuff sering disebut-sebut memiliki bakat dalam pelajaran Herbology yaitu pelajaran tumbuh-tumbuhan. Stereotype tersebut tidak datang begitu saja, tapi karena asrama Hufflepuff yang adanya di lantai dasar dan dalam common room-nya memiliki berapa tumbuhan. Jendela yang ada memberikan sinar matahari yang cukup hangat kepada tumbuhan maupun orang yang ada di dalamnya, itulah yang membuat mereka berbakat dalam Herbology.
"Kalau begitu, ayo kita buat!" ajak Hazza dengan penuh semangat, ia tentu saja tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu.
"Err, kau yakin?" tanya Liam dengan ragu.
"Mengapa tidak? Untuk Jade, kan?"
"Dari mana kita bisa mendapatkan Mandrake-nya?"
"Entahlah, dari green house milik professor Sprout?"
Professor Sprout, guru Herbology mereka. Seorang perempuan bertubuh gemuk, sering menggunakan topi, rambutnya sudah mulai putih seperti kebanyakan professor dan sering menggunakan topi penyihir seperti umumnya.
"Kau yakin akan diperbolehkan memintanya?"
"Jika tidak boleh meminta, kita akan mengambilnya diam-diam."
"Kita? Maksudmu kau?" Liam mengoreksi kalimat Hazza "aku tidak mau ikut-ikutan jika harus mengambil secara diam-diam."
Ia menghela sambil memutar bola matanya "baiklah jika kau tidak mau, aku akan mencoba untuk mendapatkannya. Tapi kau dan Niall harus membantuku membuat ramuan."
"Masalah gampang, Hazz!" Niall memberikan jempolnya.
Maka, pergilah ia ke tempat dimana orang yang ia tuju dan segera ia meminta tanaman yang ia incar. Ketika jawaban dari professor Sprout tidak memberinya tanaman tersebut, ia pun melancarkan rencananya untuk mengambil secara diam-diam di malam hari. Namun, ia sedang tidak beruntung. Argus Filch, penjaga sekolah yang merupakan seorang Squib yang kucing kesayangannya -Mrs.Norris- juga sedang mematung melihatnya dengan lampu lentera yang membuat wajahnya terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
School of Magic
FanfictionHarry, Louis, Niall, Zayn and Liam come to Hogwarts as students? See how it is going to be! © 2014 by itshipstastyles